Wanita Pengganti Idaman William - Bab 123 Mencuri Barang Lelang

Bab 123 Mencuri Barang Lelang

“Ternyata benar adalah karya Wang Wei, keluarga Sunarya bisa memiliki lukisan luar biasa ini.”

“Kakek kami terus menerus merengek menginginkan lukisan ini, tapi yah itu terus menerus tidak ada kabar, malam ini bagaimana pun juga harus bisa memenangkan lelang, sobat sekalian, tolong mengalah yah.”

“Ais, bukan begitu, aku juga menginginkannya, kita sama-sama berusaha sesuai kemampuan masing-masing deh.”

Bisa dibilang sebuah lukisan milik William ini membuat suasana lelang menjadi marak.

Saat bersamaan juru penilai lukisan juga selesai memberikan penilaian harga lukisan ini.

“Tuan Muda Sunarya, lukisan ini bernilai 8 juta dollar ke atas.”

William tersenyum menganggukkan kepala yang mana memberi kode ke Hans untuk menyimpannya dan dengan tenang duduk di kursi.

Saat ini pembawa acara juga membacakan nama penyumbang berikutnya.

Penyumbang berikutnya adalah Jeanne.

Wanita itu menyerahkan perhiasaan yang mau disumbangnya ke petugas, tersenyum kecil menyoroti sekeliling, dengan merendah hati berkata: “Maaf bukan barang mahal.”

Orang-orang menganggukkan kepala disertai dengan senyuman, anggap sudah ada jawaban.

Hanya Alexa yang menyoroti wanita itu sejenak dengan pandangan mata dingin.

Alexa dari awal sudah mencari tahu wanita murahan ini berencana mau menyumbang apa, sebuah Bing Xin, set perhiasan, seharga 2-3 dollar juta tanpa malu mengeluarkannya, sungguh memalukan statusnya.

“Yang disumbang oleh Nyonya Sunarya adalah Bing Xin, perhiasaan dari China yang yang sangat terkenal keindahan dan desainnya, seharga 3 juta dollar.”

Saat pembawa acara mengumumkan, bersamaan juga ia membacakan penyumbang berikutnya.

“Jessy, aku pikir kamu bisa mengeluarkan barang bagus apa, tidak disangka kamu begitu pelit, barang seharga 2-3 juta dollar juga kamu bisa keluarkan, sungguh memalukan saja.”

Mumpung orang-orang perhatiannya masih di atas panggung, Marina tiba-tiba mencondongkan badan ke arah Jeanne dengan kata-kata yang menusuk telinga berkata: “Makanya dibilang kamu tidak sepadan dengan keluarga Sunarya, kakek masih tidak percaya, pengetahuan dangkal seperti ini, Alexa pun lebih baik dari dirimu.”

Saat kata-kata ini dikeluarkan, pembawa acara di panggung sana juga sedang menyebut sampai sumbangan dari Alexa.

Yaitu sebuah giok batu langka yang dipadukan berlian, dibuat menjadi anting, jangan dilihat begitu kecil, tapi harganya dua kali lipat dari Bing Xin Jeanne.

“Alexa, ini bukannya adalah anting yang kamu sangat suka itu kan? Kenapa disumbang keluar?”

Melihat anting itu Marina pun sedikit keheranan.

“Meski aku suka anting ini, tapi warnanya terlalu gelap, tidak begitu cocok denganku, kebetulan deh dikeluarkan untuk mendukung acara amal Tante Thea.”

Alexa mencari muka memandang ke arah Nyonya Thea.

Nyonya Thea pasti saja langsung memujinya.

“Alexa benar-benar sangat mengerti yah.”

Alexa seakan disanjung sampai tidak enak hati dengan manja dan malu menundukkan kepala.

Namun yang tidak diketahui adalah dari tempat yang tidak terlihat orang itu, ujung mata wanita itu sedikit tertarik ke atas melihat ke arah Jeanne.

Seakan sedang berkata dia sudah memenangkan babak ini.

Yang tidak diketahui adalah Jeanne sedikit pun tidak menganggap hal ini.

Dia tidak mempedulikan Alexa, duduk bersama William dengan tenang mendengarkan pengumuman dari pembawa acara tentang harga dari barang-barang yang disumbang.

Tidak disangka membuatnya mendengar hal yang sangat mengherankan.

Julian orang yang pelit itu ternyata juga menyumbang sebuah benda bersejarah bernilai 5 juta dollar.

Sangatlah langka dia melihat kejadian ini.

Dua jam berlalu, penyumbangan telah usai, Nyonya Thea kembali ke atas panggung lagi mengundang orang-orang untuk menikmati acara.

Bersamaan dengan berakhirnya perkataan Nyonya itu, orang-orang pun berpindah ke hall pesta perjamuan.

Jeanne sedang bersiap-siap untuk pergi bersama William, tidak ingin dicegat oleh Nyonya Thea.

“Jessy, kamu tinggal dulu, rapikan barang-barang sumbangan ini bersama mereka, agak malam nanti akan dilelang, tidak ada orang yang memantau, aku bisa khawatir, kebetulan sekali kamu juga tidak ada apa-apa, di sini jaga yah.”

Setelah berkata, juga tidak peduli apakah Jeanne bersedia, membelokkan badan dan pergi.

Jeanne tidak ada cara lain, hanya bisa tinggal.

Wanita itu kembali ke tempat duduknya tadi, sambil memainkan jari jemari, sambil menunggu segerombolan pekerja ini mengecek. Juga tidak tahu sudah berlalu berapa lama, yang pasti saat dia merasa sangat bosan, seorang pekerja berjalan menghampiri.

“Nyonya muda, di sini sudah selesai mengeceknya, kamu mau double cek lagi?”

Jeanne demi untuk tidak dipermasalahkan oleh Nyonya Thea pun mengikuti perkataan itu untuk pergi melihat sejenak, lalu kemudian tidak melihat apapun yang tidak normal, baru lah membelokkan badan pergi ke hall pesta perjamuan.

Dia kembali ke hall pesta, awalnya ingin mencari William, namun dia menyoroti sekeliling tempat acara, tidak melihat orang itu sama sekali, menjadi menyerah.

Jeanne berdiri di pintu tempat acara, melihat ke dalam tempat acara dimana orang-orang saling mengetos wine itu, pada dasarnya tidak suka dengan acara seperti ini, langsung saja mencari sebuah tempat yang tenang dan duduk.

Alexa melihat wanita itu duduk sendirian di pojok sana, dari sorotan matanya tersabit pandangan yang tidak berniat baik.

Dia saling berpandang sejenak dengan Marina yang tidak jauh dari sana, hanya melihat wanita itu pelan-pelan mengangguk, Marina pun pergi meninggalkan tempat acara.

Setelah Marina pergi tidak berapa lama, petugas yang sebelumnya sudah mengecek barang-barang yang disumbang itu tergesa-gesa berjalan masuk.

Hanya melihat pekerja itu jiwanya melayang-layang berjalan ke hadapan Nyonya Thea, juga tidak tahu apa yang dia katakan raut wajah Nyonya Thea yang awalnya tersenyum berseri-seri terdiam dan menjadi suram.

“Barang apa yang hilang?”

Wanita itu dengan dingin menginterogasi, juga sengaja memperbesar masalah ini.

Petugas itu dibuatnya terkejut hingga sekujur badan pun gemetar kedingingan, dengan sangat berhati-hati dan gemetaran berkata: “Barang yang disumbang oleh Nona Sierra, Air Mata Cantik, yang hilang, kita sudah mencari di seluruh tempat tetap saja tidak menemukannya dan curiga mungkin saja ada orang yang telah mencurinya.”

Bersamaan dengan kata-kata yang dikeluarkannya, orang-orang yang awalnya telah terganggu oleh Nyonya Thea pun mulai berbisik-bisik.

“Ternyata ada orang yang mencuri barang? Semua ini adalah barang untuk menyelamatkan orang, bisa-bisanya ada orang yang tak berakhlak seperti ini!”

“Jangan-jangan seseorang di antara kita?”

“Kamu jangan sembarangan bicara, orang-orang kita di sini berstatus semua, mana menganggap barang-barang itu?”

“Juga bisa ada kemungkinan petugas pemantau sendiri mencuri, hal seperti ini dulu juga bukannya tidak pernah terjadi, ditambah lagi Air Mata Cantik punya Nona Sierra ini juga adalah mutiara yang ratusan tahun pun sangat sulit untuk didapatkan, harga pasarannya saja sudah 7 juta dollar, tidak peduli apakah di pasar gelap maupun pasar medis tetap adalah barang laku keras.”

Suara perbincangan dari orang-orang semakin keras, mendengar itu petugas itu pun tergesa-gesa sibuk menjelaskan.

“Nyonya Thea, kita sudah lama bekerja sama, Nyonya juga seharusnya tahu peraturan kita, mengambil barang pelanggan adalah suatu tindakan terlarang.”

Nyonya Thea dengan wajah dingin dan suram memandanginya, juga tidak merespon langsung, sepertinya wanita ini sedang menganalisa sesuatu.

Jeanne berdiri di belakang segerombolan orang, setelah secara garis besar mendengar semua perkataan mengetahui bahwa barang yang disumbang telah dicuri, dalam hatinya tiba-tiba muncul perasaan tidak tenang.

Belum sempat menunggu wanita itu memeriksa dirinya juga sudah ada orang yang berjalan ke arahnya.

“Nyonya muda, Nyonya besar mempersilahkan dirimu ke sana berbicara.”

Jeanne memandanginya, lalu memandangi Nyonya Thea yang tidak jauh dari sana, dasar hatinya yang tidak tenang itu semakin dalam.

Ditambah dengan pandangan mata orang-orang, tentunya dia tidak ada peluang untuk menolak, hanya bisa menghirup nafas panjang dan berjalan ke sana.

“Ma, kamu cari aku?”

Nyonya Thea melihatnya mengerutkan alis berkata: “Tadi kamu seharusnya juga sudah mendengarkan bahwa barang yang disumbang telah dicuri satu, saat ini mereka semua mengatakan bahwa staf sendiri tidak mengambilnya, aku ingat kamu juga berada di sana saat itu, begini deh, kamu dan juga mereka sama-sama diperiksa, juga biar orang lain tidak bilang aku menyelesaikan masalah secara tidak adil.”

Jeanne mendengar perkataan ini, tiba-tiba raut wajahnya langsung suram.

Dia awalnya berpikir bahwa Nyonya Thea memanggilnya ke sana untuk bertanya kepadanya keadaan di dalam saat itu, namun tidak terpikir ternyata menyuruhnya untuk sama-sama diperiksa.

Ini secara tidak langsung menjatuhkan mukanya ke lantai, tapi hanya saja di hadapan begitu banyak orang dia juga tidak bisa membantah.

“Aku mengerti, aku akan bekerjasama.”

Dia menutup mulutnya mengiyakan, membelokkan badan menyerahkan sebuah hand-bag dari badannya untuk diperiksa.

Lagian dia tidak mencuri, juga tidak takut untuk diperiksa.

Namun pemikiran ini tidak bertahan berapa detik, mukanya pun ditampar oleh kenyataan.

“Nyonya Thea, Air Mata Cantik sudah ditemukan, di dalam dompet kecil Nyonya Muda!”

Novel Terkait

Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
3 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu