Wanita Pengganti Idaman William - Bab 287 Dia Tidak Rela (2)

Jeanne kembali ke kamar, setelah selesai mandi, dia langsung berkonsentrasi menggambar desainnya.

Dia fokus bekerja sampai sore, menjelang malam, William meneleponnya.

"Malam ini kamu tidak usah menungguku, aku ada perjamuan bisnis, aku akan pulang sangat malam."

Suara William yang lembut terdengar di telepon.

Jeanne mengiyakannya, dia merasa sedikit kecewa, tetapi dia tetap mengingatkannya : "Kalau begitu kamu jangan minum terlalu banyak, harus memperhatikan keselamatan."

William mengangguk dan berjanji kepadanya, setelah itu langsung menutup teleponnya.

Jeanne melihat telepon yang sudah dimatikan, saat dia teringat setiap kali William ada perjamuan bisnis atau tidak bisa pulang pasti akan berinisiatif untuk memberitahunya terlebih dahulu, rasa kecewa yang dirasakannya tadi perlahan-lahan menghilang.

Meskipun dia tidak bisa pulang, tetapi dia sudah melakukan hal yang banyak pria tidak mampu lakukan.

Begitu dia berpikir seperti itu, hatinya terasa hangat.

Bahkan saat dia keluar dan melihat wajah "ibu tiri" Moli, dia juga tidak mempedulikannya.

Berbanding terbalik dengan suasana hatinya yang sedang sangat baik, suasana hati Moli benar-benar sangat buruk.

Tetapi dia tidak bisa melampiaskannya, hanya mampu terus menatap Jeanne dengan tatapan muram.

Jeanne juga tidak peduli, setelah makan malam, dia meneruskan pekerjaannya.

Kira-kira jam 10 malam, William baru pulang dari perjamuan bisnisnya.

Tetapi dia pulang sambil dipapah oleh Hans.

Wajahnya terlihat memerah, lalu seluruh tubuhnya bersandar kepada Hans.

Tentu saja meskipun dia dalam keadaan yang seperti ini, tetap tidak mengurangi aura keturunan ningrat yang keluar dari tubuhnya, malahan dia terlihat memiliki pesona yang berbeda, membuat orang tanpa sadar terobsesi kepadanya.

"Nyonya muda, presdir tanpa sadar minum terlalu banyak."

Hans memandang Jeanne dan memberikan laporan dengan malu, dia merasa bersalah karena tidak mampu menjaga presdir dengan baik.

Tetapi sebelum Jeanne sempat mengatakan sesuatu, Moli yang berada di sampingnya sudah menyalahkannya terlebih dahulu.

"Apa kerjaanmu sebagai asisten, tuan membawamu kesana, kenapa kamu tidak menggantikan tuan untuk meminum anggur yang diberikan kepadanya?"

Sambil berbicara, dia langsung mendekati William : "Berikan tuan kepadaku, aku akan memapah tuan keatas untuk istirahat."

Hans menatapnya dan tertegun sebentar, setelah itu dia baru menatap Jeanne, bertanya tanpa suara kepadanya.

Jeanne juga tertegun sebentar, matanya terlihat dingin, tetapi wajahnya malah tidak memperlihatkannya.

"Asisten Hans, berikan William padaku saja, aku akan membawanya keatas untuk mandi."

Selesai berkata seperti itu, sebelum Hans mengendurkan pegangannya, dia sudah berjalan ke samping William.

"Nona Moli, sudah malam, meskipun kamu adalah bawahan William, kamu juga memiliki waktu pulang kerja, istirahatlah lebih awal."

Dia dengan tenang mengingatkan Moli dengan perkataannya, membuat Moli mengepalkan kedua tangannya yang diturunkan kembali dengan sangat erat.

Wanita ini ternyata menggunakan statusnya untuk menunjukkan posisinya dan mengintimidasinya?

Yang membuatnya marah adalah dia tidak bisa membantahnya, hanya bisa melihatnya memapah tuannya naik ke atas.

Jeanne memapah William kembali ke kamar, dia tidak mempedulikan tatapan mata di belakangnya yang bagaikan ingin memakan orang itu,

Dia meletakkan William di atas ranjang, lalu dengan perhatian melepaskan sepatu dan kaus kakinya, setelah itu dia mengambil air hangat dan membantunya mengelap wajah, tangan dan kakinya.

Lalu seiring dengan perawatannya yang lembut, William juga perlahan-lahan menjadi sedikit sadar.

Dia memicingkan matanya di bawah cahaya lampu dan memandang sosok yang sedang sibuk karenanya, pinggangnya yang ramping, kulitnya yang terasa halus ditambah dengan rangsangan dari alkohol yang diminumnya, membuat binatang buas yang sedang tertidur lelap di dalam tubuhnya perlahan-lahan terbangun.

Saat Jeanne membungkukkan tubuhnya, berencana ingin membantunya melepaskan pakaian untuk membersihkan tubuhnya, tiba-tiba pinggangnya ditarik, setelah itu dia masuk ke dalam sebuah pelukan yang hangat.

Hidungnya mencium bau hormon pria yang dikenalnya bercampur dengan sedikit bau alkohol yang membuat wajahnya langsung memerah.

Sebelum Jeanne sempat bereaksi, tubuhnya sudah berada di bawah, lalu bibirnya dibungkam oleh William.

Sebelum dia sempat untuk memikirkan apapun, dia sudah dibawa masuk ke dalam ciuman yang dalam.

Dan napasnya yang terasa manis semakin menstimulasi William untuk terus memperdalam ciuman mereka, kedua tangannya yang tidak bisa diam terus membangkitkan api di tubuh Jeanne.

Tidak lama kemudian, suhu di seluruh kamar semakin meningkat, lalu terdengar suara desahan yang membuat wajah orang yang mendengarnya memerah dan mempercepat laju detak jantung.

Novel Terkait

Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
3 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
3 tahun yang lalu