Wanita Pengganti Idaman William - Bab 488 Asalkan Aku Tidak Apa, Kamu Juga

Keesokan harinya, cahaya matahari bersinar menembus jendela kamar.

Willy Suntar yang tiduran di sofa tiba-tiba membuka mata, matanya tiba-tiba memunculkan sinar dingin.

Willy memaksakan diri menahan luka dan duduk, memperhatikan sekeliling dengan was-was, menyadari tidak ada bahaya, sinar matanya baru terjatuh ke tubuh Jeanne dan juga pergelangan tangannya yang agak biru.

Kemarin malam Willy terluka sangat parah, kesadarannya buram, tapi masih ada kesan akan kejadian yang terjadi.

Pada saat ini, Jeanne juga sudah bangun.

“hei, kamu sudah bangun?”

Jeanne melihat Willy, matanya terlihat terkejut.

Saat ini Willy dan yang kemarin malam tidak bernyawa itu sama sekali tidak sama, sorot mata yang cemerlang, ujung bibirnya yang terlihat jahat, seluruh wajahnya terlihat kejam.

“Nona, ini tempat apa?”

Willy sudah terbiasa dengan sorot mata semacam ini, sepenuhnya kembali tiduran di sofa, bertanya dengan malas-malasan.

Jeanne mengernyitkan alisnya, agak tidak senang dengan nada bicara yang seperti merendahkan, tapi masih menjawab pertanyaan Willy.

“Ini rumahku.”

“Oh……”

Willy sembarang menjawab, dari atas ke bawah memperhatikan Jeanne, tersenyum jahat berkata: “Nona, berani juga.”

“……”

Jeanne mendengar nada bicara seperti ini, bagaimanapun merasa kesal, “kalau tidak berani, sekarang kamu sudah mati, bicaralah baik-baik.”

Alis Willy mengerut, masih tidak menunggu Willy membuka mulut bicara, Jeanne seperti terpikir sesuatu ia mengusir tamu dengan muka datar, “karena kamu sudah sudah bangun, langsung buru-buru pergi sana, aku bisa melihat, identitasmu tidak biasa, aku menyelamatkan nyawamu, jangan biarkan aku kena masalah.”

Jeanne selesai bicara, melempar baju milik Willy yang ada di samping.

Willy refleks menangkap bajunya, akhirnya lukanya tertarik, sakitnya sampai Willy menghela nafas dingin.

Willy melihat wajah tanpa ekspresi Jeanne, tertawa ringan: “nona, sekarang baru sadar bisa kena masalah? Sayangnya terlambat.”

Jantung Jeanne berdetak, tidak mungkin sungguh menyelamatkan dan membawa pulang masalah kan?

Jeanne dengan ragu melihat ke arah Willy, menangkap kesenangan di matanya, langsung bisa menebak kalau pria ini sengaja mengerjainya, dengan marah berkata, “kamu ini kenapa, aku berniat baik menyelamatkanmu, kamu malah menakutiku!”

“Aku tidak minta kamu selamatkan juga kan.”

“……”

Jeanne muram, jadi memang salah dia yang menyelamatkan?

Jeanne marah dan mempelototi Willy, “karena begitu, tolong kamu sekarang keluar dari rumahku!”

Willy terpikat melihat Jeanne, malah tidak bergerak, “kenapa aku harus pergi? Kamu memungut aku pulang, harus bertanggung jawab sampai tuntas, lukaku belum sembuh.”

Jeanne terdiam sama sekali, Jeanne sama sekali belum pernah bertemu orang yang bermuka tebal tanpa tahu malu, di satu sisi tidak suka di satu sisinya lagi bergantung pada Jeanne.

“Hehe, pikiranmu sungguh indah, aku peringatkan kamu, kamu kalau tidak pergi, aku langsung lapor polisi, minta polisi datang.”

Jeanne sambil bicara, dari atas ke bawah memperhatikan Willy, tertawa dingin dan berkata: “aku rasa identitas kamu harusnya tidak biasa, pikirku sih polisi harusnya sangat suka orang sejenis kamu.”

“……”

Willy tidak menyangka akan dibalas wanita ini, Willy memang tidak bisa ketahuan polisi, kalau tidak akan membawa setumpuk masalah yang merepotkan, bahkan sampai dirinya sendiri mungkin terseret, namun ini tidak berarti Willy tidak punya cara untuk membalas.

Jeanne melihat Willy tidak bicara, masih mengira Willy ketakutan karenanya, agak menurunkan dagunya dan mengancam lagi, “kalau tidak ingin aku melapor polisi, secepat mungkin pergi dari rumahku.”

“Kalau begitu kamu lapor polisi saja.”

Willy bersandar di sofa sama sekali tidak ada niat untuk pergi.

Jeanne merasa kacau, pria ini kenapa sih?

Jelas-jelas barusan dia sudah melihat pria itu takut dilaporkan ke polisi, kenapa tidak takut lagi?

Jeanne menatap Willy, tiba-tiba di otaknya muncul sinar dan berkata, “begitu ya, ya sudah aku lapor polisi.”

Sambil bicara, Jeanne berjalan ke arah kamar tidur, dengan sangat cepat mengeluarkan telepon genggamnya.

Willy yang awalnya tidak peduli hatinya bergejolak, namun tetap saja tidak bergerak.

Willy mengira wanita itu sama seperti dia sedang berpura-pura, tapi seiring Jeanne menekan nomor, Willy merasa ada yang tidak benar.

“Halo, apa ini polisi? Aku mau melapor……”

Kalimatnya belum terucap, telepon Jeanne langsung direbut Willy, akhirnya menyadari telepon genggamnya sama sekali tidak terhubung, mukanya sangat muram.

“Kelihatannya kamu masih lumayan takut polisi, aku kasih kamu 3 menit, buru-buru pergi dari rumahku, kalau tidak aku akan sungguh melapor polisi!”

Jeanne mengambil kembali telepon genggam dari tangan Willy, dengan bangga melihat Willy, akhirnya menyadari wajah Willy pucat pasi, dengan mengernyitkan alis, dahinya juga penuh dengan butiran keringat, seperti menahan sesuatu.

“Bagus sekali, wanita bodoh, kamu tunggu saja!”

Willy tidak menyangka wanita ini bisa melakukan hal sesuai yang tidak biasa, marah dan mempelototi Jeanne sekilas, berbalik badan dengan sulit berjalan ke arah pintu keluar.

Hati Jeanne awalnya masih agak kasihan, kata-kata itu terlontar, langsung hatinya menjadi kejam, di saat yang sama tuga tidak tenang.

Pria ini tidak akan balas dendam pada dia setelah ini kan?

Kalau begitu, Jeanne kemarin malam tidak seharusnya menyelamatkannya.

Baru saat Jeanne bergumul dan menyesal, tiba-tiba terdengar suara ringkihan yang tertahan dan suatu barang berat yang terjatuh di lantai.

Jeanne menoleh dan melihat ke sana, langsung terlihat Willy jatuh di lantai, wajahnya putih pucat mengerikan, angin dingin tidak berhenti keluar dari mulutnya.

“Ss——”

Willy susah payah meredam rasa sakitnya, melihat Jeanne masih terbengong dan berdiri diam di tempat asalnya, memaki sambil marah-marah: “wanita bodoh, tidak melihat aku jatuh ya, masih tidak cepat mendekat dan memapahku.”

“……”

Jeanne belum pernah bertemu orang se-arogan ini, tidak bicara apapun, mendekat dan memapahnya.

“Bawa aku duduk sebentar di sofa, aku pusing.”

Willy mengarahkan Jeanne, dikasih hati malah minta jantung.

Jeanne tidak ingin berdebat dengan orang sakit, memutar bola mata dan memapah Willy ke arah sofa.

Mereka berdua menempel sangat dekat, wangi yang hanya khusus dimiliki Jeanne seperti samar-samar melayang ke ujung hidung Willy, membuat Willy terdiam.

Willy terpikir perawatan yang lembut kemarin malam, tidak bisa menahan diri menoleh dan melihat Jeanne.

Meski ini bukan wanita paling cantik yang ia temui, tapi tidak tahu apa karena wanita ini berani tengah malam membawa pulang Willy seorang yang asing ke rumah dan menyelamatkannya, ditambah suara lembutnya semalam, membuat Willy tidak tahan dan menganggapnya spesial.

Jeanne tidak menyadari Willy memperhatikan, membuang tenaga memapah Willy sampai ke atas sofa, langsung duduk di sampingnya mengambil nafas besar, kepalanya juga agak pusing.

Jeanne tahu gula darah rendahnya kambuh lagi.

Baru saat Jeanne besiap membuat sedikit makanan, di sisi telinganya terdengar suara Willy yang mengesalkan, “wanita bodoh, sekarang kamu juga sudah lihat, lukaku membuatku tidak bisa pergi, lagipula kamu menyelamatkanku, mau menghapus bersih hubunganmu denganku sudah tidak mungkin lagi, lebih baik membiarkan aku tinggal dan merawat luka baik-baik, aku bisa menjamin kamu, asalkan aku tidak apa, kamu juga tidak apa.”

Jeanne melihat Willy, tahu Willy membicarakan fakta, lagi-lagi menyesal.

Kalau dari awal tahu orang ini seribet ini, kemarin malam tidak seharusnya mengikuti reflek dan menyelamatkannya.

Tidak, harusnya barusan dia tidak melunak dan langsung lapor polisi, kalau tidak mana mungkin ada kerepotan-kerepotan ini!

“Lupakan, anggap aku orang baik karena melakukannya, juga karena identitas namamu Willy, aku biarkan kamu tinggal beberapa hari. Namun sampai luka kamu sembuh langsung pergi! Kalau masih bertindak tanpa malu, jangan salahkan aku melapor polisi untuk mengurusnya.”

Novel Terkait

Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu