Wanita Pengganti Idaman William - Bab 352 Terlalu Berbahaya

William memandang Jessy yang terlihat mengenaskan dari balik layar ponsel, wajahnya terlihat sangat terluka, amarahnya langsung memuncak.

“Kamu menyentuhnya?”

Dia berkata sambil menggertakkan gigi, setiap katanya penuh dengan amarah.

Tiano juga bisa mendengar amarah dalam ucapannya, namun dia tidak peduli, dia berkata sambil tertawa : “Bukankah tadi sudah kukatakan? Karena Tuan William tidak menurut, maka kami memberi sedikit pelajaran pada istri anda, lagi pula, istri anda ini sangat berisik, kamu tidak berdaya sehingga agak keras padanya.”

William melihat wajahnya yang berbicara dengan santai itu, ingin sekali menguliti manusia satu ini.

Namun melihat Jessy yang penuh luka, mau tidak mau ia memaksakan dirinya untuk tenang.

Sekarang Jessy berada ditangan mereka, apapun yang ia lakukan akan sangat beresiko.

“Apa yang sebenarnya kamu mau?”

Dia bertanya pada Tiano sambil menahan amarahnya.

Tiano merasakan aura dinginnya, dia berpikir jika dia terus menundanya, maka hasilnya akan semakin buruk, ia langsung berkata : “Aku tahu Tuan William ingin sekali menolong orang anda, jadi kami berencana memberi anda satu kesempatan lagi, malam ini di pabrik bekas dibawah kaki gunung Rinjani, aku akan membawa orangmu menunggu disana, Tuan William bawa barang yang kami inginkan, datanglah sendiri, ingat untuk datang sendiri, kalau tidak jangan salahkan aku tidak menepati omongan!”

William berkata dengan wajah serius sambil menatap Tiano, “Boleh!”

Tiano mendapatkan jawaban, memutus telepon dengan puas.

Setelah memutus telepon, William menghubungi Hans.

Tadinya dia berencana meminta Hans mengatur sedikit rencana, namun mengingat luka Jessy, juga mengingat dua kali pergerakan yang diketahui pihak sana, membuatnya berubah pikiran.

“Aku sudah mendapatkan kabar Nyonya muda, malam ini aku perlu ke Gunung Rinjani, kamu tidak perlu ikut, namun siapkan orang dan menunggu kabar dariku.”

Ekspresi wajah Hans langsung berubah.

“Presdir, maksudnya anda mau pergi sendiri? Ini terlalu berbahaya!”

Dari nada bicara Hans terdengar jelas kalau dia sangat tidak setuju.

William juga tahu ini sangat berbahaya, namun sekarang dia hanya bisa melakukan ini.

“Tenang saja, aku tidak akan kenapa-kenapa!”

Setelah mengatakannya, ia mengalihkan pembicaraan, mulai mengatur strategi untuk nanti malam.

Hans tidak berdaya, ia hanya bisa mengikuti perintah dengan pasrah.

Disaat bersamaan, Gunung Rinjani.

“Tianmin, kamu bersiap-siaplah, malam ini William akan datang.”

Tiano menyimpan ponsel lalu berpesan.

Tianmin tidak menolak, ia langsung berjalan kearah Jessy.

“Apa lagi ingin kamu lakukan?”

Jessy melihat Tianmin, entah karena dua tamparan itu atau bukan, sekarang dia merasa takut setiap kali melihatnya.

“Diam!”

Tianmin membentak dengan dingin, lalu menarik kerah bajunya dan membawanya kegudang.

Tidak sampai setengah jam, keduanya keluar sekali lagi, namun penampilan mereka sudah berbeda jauh.

Tianmin sudah berdandan menjadi Jessy, tentu saja hanya terlihat mirip sekilas, bukan untuk diperhatikan dengan seksama.

Namun detail ini tidak mereka pedulikan.

Karena rencana mereka hanya untuk mendapatkan barang dari tangan William.

Dan wajah Jessy sudah dimake over sedikit sehingga terlihat biasa-biasa saja, pakaian ditubuhnya juga sudah diganti, mungkin karena pakaian yang dkenakan tidak nyaman, Jessy terus menarik-narik pakaiannya, ia hanya bsia merasa marah pada Tianmin namun tidak berani mengungkapkan kemarahan.

Dia bersumpah dengan serius, tunggu sampai dia bebas, dia akan membuat wanita ini sengsara!

Tianmin mengabaikan tatapannya yang seolah ingin memakan orang, dia berjalan lurus kearah Tiansa.

“Aku sudah selesai, Tiansa, kamu sudah boleh membawanya pergi.”

Tiansa mengangguk, lalu berjalan kearah Jessy.

“Aku mau dibawa kemana?”

Jessy menatap pria besar didepannya dengan perasaan waswas.

“Jika tidak ingin aku main kasar, menurutlah!”

Tiansa mengancam dengan nada dingin, membuat ekspresi Jessy sangat buruk, namun tidak berani memberontak sama sekali.

Malam harinya, William membawa mobil seorang diri ke kaki gunung Gunung Rinjani.

Disana gelap gulita, keheningannya membuat orang merasa takut.

William memarkir mobil, lalu berjalan kearah pabrik kosong.

Melihat cahaya lampu remang-remang di dalam pabrik itu, William berjalan kesana dengan waspada, setelah melihat sekeliling, ia tidak menemukan siapapun di pabrik ini.

Disekeliling hanya ada setumpukan bekas api unggun yang menunjukkan kalau disini pernah ada orang.

Terlihat jelas kalau pihak mereka sedang mengantisipasi sesuatu.

“Aku sudah datang.”

Dia berjalan semakin dalam selangkah demi selangkah.

Sekelilingnya tetap tenang hingga titik yang cukup mengerikan.

William maju beberapa langkah lagi lalu berhenti.

Karena dia merasakan ada tatapan tajam yang menyapu dirinya.

Wajahnya menjadi serius, namun dia tidak lagi bersuara.

Setelah 3 menit, Tiano seperti sudah memastikan sesuatu, baru keluar dari tempat persembunyiannya.

“Akhirnya Tuan William menepati janji satu kali.”

Dia melihat William dengan angkuh.

William menyipitkan mata, melihat kebelakangnya.

“Dimana orangku?”

Tiano tidak menjawab, malah berbalik bertanya : “Dimana barang yang aku minta?”

Melihat kondisi ini, William tahu dia tidak akan bisa melihat orangnya jika tidak memperlihatkan barangnya, akhirnya ia hanya bisa mengeluarkan barang yang mereka minta.

“Barangnya ada disini, dimana orangnya?”

Dia bertanya sekali lagi.

Tiano sudah memastikan USB didepannya sama seperti yang diminta bosnya, baru berbalik meminta ‘Jessy’ keluar dari tempat persembunyiannya.

‘Jessy’ menundukkan kepala, sama sekali tidak bisa melihat kondisinya dengan jelas.

William merasa sangat khawatir.

“Jessy!”

Dia berteriak dengan panik, namun ‘Jessy’ sama sekali tidak bereaksi.

“Apa yang kamu lakukan padanya?”

Dia bertanya dengan tegas.

Tiano tertawa kecil : “Tuan William tenang saja, orangnya masih hidup, hanya saja dia sangat berisik jadi aku bikin pingsan, jika kamu tidak percaya, aku bisa membangunkan orangnya.”

Setelah mengatakannya, entah apa yang ia lakukan pada ‘Jessy’, dirinya yang tadinya terdiam langsung bersuara.

“William.”

Dia mengangkat kepala, rambutnya yang menutupi wajahnya membuat William tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas.

Juga karena ini makanya William tidak merasakan ada yang berbeda.

“Sudah, sekarang sudah memastikan orangnya tidak apa-apa, barangnya sudah boleh diserahkan bukan.”

Tiano berkata sambil memberi isyarat pada William untuk meletakkan USB itu di tong bekas disampingnya.

William menyipitkan mata : “Barang ini bisa kuberikan padamu, namun atas dasar apa aku bisa mempercayaimu kalau kamu akan melepaskan orangnya?”

Dia berkata sambil menatap Tiano dengan tajam.

“Apa yang kamu inginkan?”

Tiano balik bertanya.

“Lepaskan orangnya dulu, setelah aku memastikan dia aman, aku akan memberikan barangnya pada kalian.”

William langsung mengajukan syarat tanpa berpikir panjang.

Tiano mendengar ini, menatap William dengan serius, seolah sedang mempertimbangkan sesuatu.

Tadinya William berpikir mungkin ia harus menunggu sesaat, namun siapa sangka orang ini hanya berpikir sesaat lalu langsung menyetujuinya.

“Ok.”

Setelah dia mengatakannya, ia langsung melepaskan ‘Jessy’.

Meskipun William merasa aneh, namun melihat Jessy berjalan kearahnya dengan aman, hatinya yang khawatir akhirnya bisa lebih tenang sedikit.

“Jessy, kamu tidak apa-apa?”

Dia segera mengulurkan tangan menopang wajah ‘Jessy’, wajahnya penuh perhatian.

Tiano melihat gerakannya ini, senyum aneh tersungging dibibirnya : “Sekarang orangnya sudah kamu dapatkan, barang yang aku mau sudah bisa diberikan padaku bukan.”

William mendengar ucapannya, meliriknya pelan.

Dia menggandeng tangan ‘Jessy’ baru berniat menyerahkan USB, namun menyadari ada yang aneh.

Dia menyipitkan mata melihat orang disampingnya, tangannya menggenggam telapak tangan ‘Jessy’, namun rasa lembutnya berbeda dengan yang ia ingat, malah penuh dengan kapalan.

Seketika, wajahnya langsung berubah serius, ia segera menyadari sesuatu, orang disampingnya bukan Jessy yang ia mau.

Novel Terkait

Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu
Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu