Wanita Pengganti Idaman William - Bab 184 Benar-Benar Tidak Mau Nyawanya

Bab 184 Benar-Benar Tidak Mau Nyawanya

Jeanne ragu-ragu melihatnya, langsung menyadari tatapannya terus memandangi William yang belum pergi, tiba-tiba memahami bahwa wanita itu sedang menunggu William.

Hatinya tiba-tiba kembali merasa tidak senang.

Di saat dia belum selesai bereaksi, sudah melihat Sumi tiba-tiba menurunkan kerah bajunya, menampilkan dadanya setengah bundar, langsung berjalan lurus ke arah William yang berjalan keluar.

“Pria tampan, apa ada waktu kosong malam ini, mari kita makan malam bersama, dan aku baru saja datang, aku masih asing dengan daerah ini, tidak ada teman.”

Dia selesai bicara, tidak lupa mengedipkan mata memberi kode kepada William.

Namun William acuh tak acuh, menatapnya dengan dingin.

“Di perusahaan ini banyak orang yang bisa menemanimu, aku akan mengatur beberapa orang untuk membawamu pergi.”

Dia terlihat acuh tak acuh, selesai bicara dia juga tidak mengurusi wajah Sumi yang membeku, melangkahkan kakinya dan pergi.

Pembicaraan keduanya didengar banyak orang, mau tak mau banyak yang langsung membicarakannya.

“Wanita ini sepertinya punya penyakit, sampai Presiden Direktur Sunarya juga berani digoda, benar-benar tidak mau nyawanya.”

“Tetapi, kelakuannya tidak seperti pelacur, seperti wanita yang tidak pernah melihat pria seumur hidupnya.”

“Orang seperti ini sekali lihat pasti pemalas, kalian tadi tidak melihat dia menurunkan kerah bajunya, mengira menunjukkan dadanya bisa merayu Presiden Direktur Sunarya, benar-benar terlalu dangkal pikirannya.”

Jeanne mendengar pembicaraan mereka, tiba-tiba ada perasaan cemburu dan tidak senang.

Jelas sekali Sumi tidak peduli dengan pembicaraan ini, dengan acuh tak acuh melihat sekeliling, melihat Jeanne yang belum pergi, tidak menyerah dan kembali berjalan ke arahnya.

“Hei, Pria tadi itu sebenarnya siapa?”

Jeanne melihat model Sumi seperti jika dia tidak mendapatkan jawaban dia tidak akan menyerah, hanya bisa mejawabannya.

“Dia adalah Presiden Direktur Perusahaan Sunarya.”

Selesai berkata, dia berencana pergi, lalu Sumi menariknya untuk bertanya.

“Jadi dia biasanya kerja di sini?”

Jeanne mengangkat alisnya, berusaha keras menahan ketidaksabarannya dan berkata : “Dia biasanya tidak bekerja di sini, satu bulan datang sekali.”

Pembicaraan sudah sampai di sini, dia melihat cahaya berburu di mata Sumi, langsung menusuknya : “Jika kamu ada ide, aku sarankan kamu untuk berhenti saja, dia sudah menikah!”

Sumi mendengarnya, lalu tertegun.

Ini yang dia tidak duga.

Tetapi dia tidak peduli : “Ini tidak apa, aku juga bukan mau dia menikahiku.”

Ketika dia berbicara, wajahnya seperti idiot : “Aku belum pernah melihat pria setampan itu, jika bisa membuatnya menjadi pacarku boleh juga.”

Awalnya Jeanne mengira bisa mematahkan keinginan berburunya, tidak disangka yang ditunggu malah kata-kata seperti ini, tiba-tiba dia tidak bisa berkata-kata lagi, wajahnya tidak mempercayainya.

Dia ini sebenarnya wanita seperti apa?

Dia bertanya tanpa berpikir : “Bukankah kamu suka dengan Santos?”

Setelah mendengar pertanyaannya ini, Sumi tertegun.

“Bagaimana kamu bisa tahu?”

Jeanne melihat keadaan, matanya tidak bisa menyembunyikan kekesalannya.

Dia kenapa keceplosan sih?

Sumi tidak mendapatkan jawabannya, juga tidak peduli, kembali seperti semula, tertawa tanpa perasaan : “Benar sekali, aku suka dengan Santos, tetapi dia hanyalah salah satu orang yang kusukai, aku hampir satu bulan sekali ganti satu pacar.”

Mata Jeanne melotot, benar-benar tidak bisa mempercayai apa yang didengarnya.

Malahan jika melihat wajahnya seperti ini, dia yang membuat Sumi tertawa.

“Kenapa? Kok sepertinya kaget begitu? Sebenarnya ini biasa saja, semuanya hanyalah permainan, buat apa begitu serius?”

Jeanne selesai mendengar kata-katanya ini, hanya merasa prinsip pandangannya selama ini ditumbangkan.

Tetapi dia berpikir Sumi lama tinggal di luar negeri, dia bisa memahami kenapa dia bisa mempunyai pemikiran seperti ini.

Dia hanya memahaminya saja, bukan berarti dia menyetujuinya, tetapi dia tidak berniat membicarakan ini dengan Sumi, blak-blakan berkata : “Ini adalah urusan pribadimu, tetapi aku berharap bisa memisahkan urusan pribadi dan pekerjaan, sekarang adalah waktunya bekerja, aku harap kamu tidak melakukan urusan pribadi saat jam kerja.”

Selesai bicara, dia membalik badan dan pergi.

Sumi melihatnya pergi, bibirnya cemberut, mengikutinya pergi ke Departemen Desain.

Dan kemudian, dia juga menunjukkan sisi bekerjanya, sangat profesional dan cekatan.

Tetapi saat pekerjaan sudah semakin dalam, dia dan Jeanne selalu mempunyai perbedaan pendapat dalam desain.

“Sudah aku bilang, elemen populer, jadi gunakan yang populer saat ini, tidak perlu menambahkan unsur-unsur klasik, sekarang jika dilihat tidak mirip apapun.

Dia bersikeras menggunakan idenya sendiri, membuat skema yang diusulkan Jeanne dibantah semuanya.

Jeanne tidak ingin berdebat dengannya, merespon : “Baik, bagian ini akan aku ganti.”

Sumi mendengar kata-katanya, dia baru tidak berkata apa-apa lagi, menolehkan kepala dan melihat ke arah naskah lainnya, sama seperti sebelumnya juga melihat banyak masalah, dengan otomatis menunjukkan semua masalahnya, tetapi dia mengatakannya dengan kurang enak didengar.

Albert dan Douglas juga melihat Jeanne berusaha menahan, agar tidak meledak, mukanya menghitam mengganti naskah itu.

Lalu yang benar-benar membuatnya pecah yaitu saat siang hari, Sumi mengambil naskah yang sudah diganti mereka dan melihatnya.

“Ini semuanya yang diganti seperti sampah, apakah benda-benda ini desain dari pakaian?”

Dia membuang naskah yang ada ditangannya, ekspersi wajahnya terlihat jijik.

Albert dan Douglas melihat jerih payahnya sendiri mengganti naskah itu dan dibuang ke lantai, tiba-tiba langsung marah meluap-luap.

Ditambah pagi tadi sudah menahan amarah, langsung meledak : “Dikerjakan atau tidak, apa matamu tidak bisa melihatnya?”

Semenjak Albert terkenal, masih belum pernah menerima amarah seperti ini, langsung meledeknya kembali : “Ha, Aku sudah lupa, mata Nona Sumi tumbuh di dada, jika tidak bagaimana bisa berpikir untuk menggoda Presiden Direktur kami dengan dadanya.”

Sumi mendengar dia menggunakan kejadian pagi tadi untuk menghinanya, walaupun dia tidak peduli, tetapi ini juga sudah termasuk serangan pribadi, dan juga masih saat mereka mendiskusikan masalah pekerjaan, tiba-tiba, dia langsung berbalik menyerang.

“Aku rasa aku mau menggoda dengan cara apa itu urusanku, setidaknya aku bisa menjamin kemampuan bekerjaku, tetapi kamu, sampai mengganti naskah saja tidak bisa, masih punya kualifikasi apa untuk omong kosong di depanku?"

Dia selesai bicara, dia tidak mengurusi wajah Albert yang menjadi jelek, langsung menembak ke arah Jeanne.

"Jika yang dikeluarkan perusahaan Anda hanya hasil sampah seperti ini, aku rasa kerja sama kita tidak perlu diteruskan lagi!"

Jeanne mendengar satu kalimat sampah di kiri, satu kalimat sampah di kanan, juga marahnya tidak ringan.

Walaupun kerja mereka tidak begitu bagus, tetapi juga tidak perlu menghina mereka seperti ini!

"Nona Sumi, aku tidak tahu kamu mengucapkan kata-kata ini adalah keluar dari perspektif profesional atau membawa-bawa dendam pribadi, pertama-tama, semua draft sudah kami ganti mengikuti kemauanmu, sekarang kami bilang kepadaku bahwa semua ini sampah, ini membuatku harus curiga kamu sengaja mencari-cari kesalahan, kedua, jika desain kami tidak cukup bagus, tetapi juga tidak perlu menyerang secara pribadi?"

Dia berbicara, menarik nafas dalam-dalam, lalu melihat muka suram Albert dan Douglas.

"Baik, aku mengaku, sikap mereka tadi memang tidak baik, tetapi ini juga Nona Sumi yang memulainya, Nona Sumi jika tidak puas, aku bisa mewakili mereka meminta maaf kepadamu, tetapi mereka berdua juga adalah kepala desainer perusahaan kami, sudah memberikan banyak prestasi untuk perusahaan ini, kata-kata Nona Sumi tadi sudah jelas menghina berat desainer kami, aku meminta Nona Sumi segera minta maaf kepada mereka berdua!"

Novel Terkait

Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu