Wanita Pengganti Idaman William - Bab 330 Kamu Tidak Boleh Menyakitinya

William mendengarkan ancaman ini, menutup telepon dengan wajah suram.

Dia memanggil Hans dan Moli kembali, dan mengatakan tentang percakapan dalam panggilan telepon tadi.

“Besok aku naik sendirian, Hans, kamu dan Moli di bawah gunung menunggu tindakan selanjutnya.

Dia mengatakan pengaturannya, Hans dan Moli dengan wajah tidak setuju.

Namun Hans tidak mengatakan apapun, karena telah mengikuti di sisi Willian untuk waktu yang lama, dia mengerti setiap keputusan, William telah mempertimbangkannya.

Tetapi Moli tidak berpikir begitu.

Seperti yang dikatakan kekhawatiran membuat kacau, apalagi saat ini hatinya tidak hanya tidak puas, juga api membara.

Dia tidak terduga Tuan akan rela mengambil resiko untuk Jessy si wanita murahan itu.

“Aku tidak setuju, dengan begini Tuan sangat bahaya!”

Dia mengungkapkan pendapat menolak.

William meliriknya dengan dingin, berkata dengan tegas: “Masalah ini aku sudah mengambil keputusan, kalian pergi melakukan persiapan.”

Moli enggan, masih ingin membujuknya.

Tetapi perkataan belum dikatakan, langsung dihentikan William.

“Moli, kalau kamu benar-benar mengkhawatirkanku, kamu tidak seharusnya membiarkan Nyonya muda dalam bahaya, atau kamu ingin aku mengingatkanmu, ini adalah ke berapa kali kamu gagal dalam tugasmu?”

Sebuah perkataan yang tidak kasar dan tidak lembut, namun membuat wajah Moli langsung menjadi pucat.

William melihatnya, tidak peduli dan mendengus: “Pergi!”

Hans melihat wajah Presiden agak marah, segera menarik Moli pergi untuk melakukan persiapan.

……

Pada hari berikutnya, karena mengkhawatirkan Jeanne, William hampir tidak tidur semalaman.

Pada pagi hari, Hans datang melaporkan situasi di sananya.

“Presiden, sudah mengaturnya semua.”

William mengangguk, setelah makan siang, langsung sendirian mengendarai mobil ke gunung Sinar Emas.

Moli melihat Tuannya pergi, hatinya sangat khawatir.

Ketika Hans tidak memperhatikannya, diam-diam dia mengikuti William.

Pada saat kebersamaan, Sierra juga mendapatkan kabar tentang perundingan mereka.

Dia terpikir tingkat bahaya Musa, dia mulai mengkhawatirkan William, dan akhirnya dia mengambil inisiatif menghubungi Musa.

“Ada urusan apa?”

Panggilan terhubung, terdengar suara Musa yang tidak sabar.

“Aku mendengar kamu membiarkan William sendirian pergi mencarimu?”

Dia memegang erat ponselnya, dengan gugup dia berkata.

Musa mendengar kata-kata ini, alisnya terangkat, tersenyum berkata: “Tidak terduga kabarmu begitu lancar, iya emangnya kenapa?”

Sierra mendengar ini, hatinya tiba-tiba terangkat.

“Aku tidak peduli barang apa yang ingin kamu dapatkan dari William, kamu tidak boleh menyakitinya!”

Musa menyipitkan matanya, tidak langsung meresponnya.

Sierra tidak mendapatkan respon dalam waktu yang lama, hatinya semakin gelisah.

Dia memberanikan diri mengancamnya: “Kalau kamu berani menyakitinya, aku tidak akan melepaskanmu.”

Musa mendengarkan ini, matanya melintas suatu perasaan menarik.

“Nona Sierra tidak perlu panik, asalkan kekasihmu dengn jujur menyerahkan benda yang aku inginkan, aku tentu tidak akan menyentuhnya.”

Selesai berkata, dia langsung menutup telepon.

Karena ada bawahannya datang melapor, William telah datang.

“Hanya dia sendiri?”

Dia menyimpan ponselnya, mengangkat alisnya bertanya.

“Sudah periksa, hanya dia sendirian.”

Bawahannya menjawab dengan sopan, ini membuat Musa kaget.

“Kelihatannya dia benar-benar sangat peduli pada wanita ini.”

Dia menggosok dagunya, mengomel sendiri, kemudian melambaikan tangannya, “Membawa orang ke sini.”

Bawahan mengangguk, membalik badan dan pergi.

Tidak lama kemudian, William mengikuti anggota Musa datang ke paviliun.

Pandangannya menyapu Musa, namun tidak berhenti, dan melihat ke sekeliling.

Terlihat banyak orang asing di sekitar paviliun, tetapi tidak terlihat orang yang ingin dia lihat.

“Aku sudah datang, di mana orangku?”

Musa mendengar ini, tersenyum berkata: “Tuan William tenang, Nyonya muda baik-baik saja.”

Selesai berkata, dia bertepuk tangan, Jeanne langsung dibawa keluar dari belakang paviliun oleh anggotanya.

“William.”

Jeanne sangat kaget melihat William, dan pada waktu bersamaan hatinya juga terangkat.

Karena selain William, tidak terlihat Moli, sangat jelas, dia datang sendirian.

Tiba-tiba dia tak tertahan mulai khawatir, karena pihak orang yang menculiknya dalam jumlah yang banyak, kalau mereka mendapatkan barangnya dan ingin membunuh mereka, maka mereka akan menjadi ikan di piring orang, membiarkan orang membunuhnya.

Tidak menunggunya memanggil William pergi, di sana Musa langsung bertanya.

“Tuan William, mana barang yang kuinginkan?”

William setelah melihat Jeanne baik-baik saja, barulah dia mengalihkan pandangannya ke arah Musa.

Barang yang kamu inginkan aku tentu sudah membawanya, namun kamu harus melepaskan orang dulu, biarkan kami pergi, barulah aku akan menyerahkannya padamu.”

Dia dengan tenang merunding persyaratan dengan Musa.

Musa menyipitkan matanya dengan bahaya.

“Apa maksud Tuan William?”

William meresponnya tanpa rasa takut: “Tentu saja sebagai pencegahan.”

Dia berkata, matanya melintasi cahaya licik: “Karena kamu membiarkanku datang sendiri, jadi di pihakku tanpa perlindungan, aku tentu harus lebih berhati-hati.”

Musa mendengarnya, tak tertahan wajahnya menjadi suram.

“Jadi kamu tidak membawa USB!”

Bukan curiga, tetapi memastikan.

Ekspresi William sedikit berubah, dan dengn cepat kembali alami.

“Siapa bilang tidak bawa, hanya untuk perlindungan jadi meletakkannya di tempat lain, asalkan kamu melepaskan kami dan mengirim satu orang mengikuti kami, barangnya aku tentu akan mengembalikannya padamu.”

Dia menjawab dengan tenang, ini membuat Musa mulai ragu.

Namun dia tidak tahu bahwa perkataan ini hanyalah suatu penipuan William padanya.

William sama sekali tidak memiliki USB apapun, dia mengatakan ini hanya unuk menyelamatkan Jeanne.

Selama tidak ada sandera, meskipun saat itu mereka terjadi konflik, dia juga tidak perlu khawatir.

Dan negosiasi antara keduanya juga jatuh ke telinga Jeanne, dan menimbulkan gelombang riak.

Pada saat ini, dia tiba-tiba menyadari bahwa orang-orang yang menculik mereka selama beberapa kali hanya karena sebuah USB.

Pada saat yang sama, hatinya terasa familiar, membuatnya tiba-tiba teringat sewaktu dia di Milan, ada sebuah USB yang entah kenapa muncul di dalam tasnya.

Apakah itu adalah benda yang mereka cari?

Tiba-tiba dia sepertinya menemukan kebenaran yang luar biasa, dan hatinya juga sangat kesal.

Ternyata masalah yang terjadi akhir-akhir ini semua disebabkan dia.

Dia memikirkan ini, menatap kearah William dengan tatapan penuh bersalah.

Dan pada saat ini, Musa berkata lagi.

“Anggotaku mengikutimu, kamu merasa dengan hak apa aku mempercayaimu?”

William tidak berkata, Jeanne melihatnya dan mulai panik.

Dia sudah menebak maksud William mengatakan itu, hanya untuk menyelamatkannya.

Saat ini, ketika dia mendengar kecurigaan Musa, dia khawatir William akan terbongkar, jadi dia berkata: “Sekarang kamu selain melepaskan kami pergi, dan percaya padanya, tidak ada pilihan lain, kalau tidak kamu tidak akan mendapatkan benda itu!”

Seiring kata-katanya dikeluarkan, William dan Musa menatapnya.

William mendengarkan kata-katanya, hatinya terangkat, dia takut dia takut Jeanne salah berkata.

Jeanne merasakan kekhawatiran di matanya, dia memainkan mata padanya, dan menatap ke Musa lagi.

“Aku pikir benda itu seharusnya sangat penting bagimu, kan? Kalau kami terjadi sesuatu di sini, benda itu kamu jangan berharap akan mendapatkannya lagi.”

Selesai berkata, pandangannya kembali menatap William.

William sudah mengerti maksudnya, dan mengangguk menyetujuinya.

Novel Terkait

Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
5 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu