Wanita Pengganti Idaman William - BAB 268 MEMBIARKANNYA SERAKAH UNTUK TERAKHIR KALI (1)

Jeanne terdengar bahwa orang-orang itu akan datang mencari mereka lagi, hati yang baru saja terasa lega, sekali lagi menjadi tegang.

Namun, dia tidak menunjukkannya, takut meningkatkan tekanan pada William.

Kemudian sepanjang hari, keduanya tinggal di dalam kamar.

William duduk di ruang tamu dan di depan komputer.

Jeanne duduk di seberangnya, tidak melakukan apa-apa, dia menatap ke luar jendela dengan tatapan kosong.

Tidak tahu apakah karena terlalu sepi, William terasa tidak terbiasa.

Dia menatap Jeanne yang sedang melamun, terlihat pipinya yang pucat, dan matanya memancarkan suatu pandangan kasih sayang.

Dia sepertinya terpikir sesuatu, menundukkan kepalanya dan mengoperasikan komputer.

Setelah beberapa saat, kamar mereka diketuk.

Jeanne kaget dan dia menyangka bahwa sekumpulan orang itu datang lagi dan tiba-tiba seluruh tubuhnya tegang dan gelisah, dan memandang ke arah William.

William memperhatikan keanehannya dan memberikan pandangan yang menenangkan.

“Siapa?”

Dia mendekati pintu dan bertanya.

“Tuan, apakah kamu memesan barang online?”

Di luar pintu, terdengar suara bahasa Inggris yang penuh dengan aksen eksotis.

William mendengar kata-kata itu, matanya memancarkan cahaya, membuka pintu, dan menandatangani barang-barang dari petugas pengiriman.

Pada saat ini Jeanne juga menyadari bahwa dirinya telah membuat kesalahan.

Dia agak malu dan penasaran.

“Apa yang kamu beli?”

Ketika kurir pergi, William menutup pintu, Jeanne penasaran berjalan mendekati.

William mendengar kata-katanya, menatapnya dengan misterius.

“Kamu akan mengetahuinya nanti.”

Ketika kata-kata itu diucapkan, dia mengambil barang-barang kembali ke kamar, dan Jeanne menjadi lebih bingung.

Apa yang pria ini lakukan, terlihat begitu misterius.

Meskipun dia penasaran, tetapi dia tidak memaksa, dia duduk kembali di ruang tamu dan menunggu William keluar.

Menunggu sekitar belasan menit.

Terlihat pintu yang tadinya tertutup dibuka kembali, tetapi orang yang keluar bukanlah William.

Itu adalah seorang pria tampan blasteran.

Hanya terlihat sebuah kacamata berbingkai emas tergantung di hidung pria itu. Rambut pirang di bawah sinar matahari terlihat sangat cerah dan bentuk mata yang mendalam sangat memesona.

Meski begitu, Jeanne tetap mengenali identitas pria tampan blasteran ini dalam sekilas.

“William, Mengapa kamu menjadi seperti ini?”

Dia bertanya dengan penuh keraguan.

William tidak segera menjawab, tetapi maju dan menarik Jeanne masuk ke kamar: “Apakah kamu bisa menggunakan ini?”

Dia menunjuk ke rambut palsu dan berbagai jenis alat yang dipergunakan untuk mengubah penampilan yang diletakkan di atas meja.

Meskipun Jeanne bingung, dia tetap mengangguk.

“Bisa.”

“Bisa, kalau begitu kamu ganti dulu, aku menunggu kamu di luar.”

Setelah William selesai berbicara, dia meninggalkan ruangan.

Jeanne menatap pada pintu yang tertutup rapat, dan kebingungan di matanya semakin mendalam.

Apakah William melakukan ini untuk mencegah orang-orang itu menemukan mereka?

Dia tidak tahan dan menebaknya di dalam hati, gerakan ditangannya tidak berhenti dan mulai mengubah dirinya.

Tidak lama kemudian, dia sudah selesai.

Rambut hitam berubah menjadi gelombang besar berwarna coklat saat ini, dan dia juga membuat beberapa modifikasi di wajahnya, menutupi penampilan aslinya.

Dia melihat dirinya yang baru di cermin, dan memastikan tidak bermasalah, barulah kemudian keluar dari kamar.

“Aku sudah selesai.”

Seiring katanya diucapkan, William yang tadinya sedang membaca majalah, mengangkat kepala dan matanya bersinar tatapan puas.

“Kalau sudah selesai, mari kita pergi.”

Dia berkata, berdiri dan merapikan pakaiannya.