Wanita Pengganti Idaman William - Bab 340 Suatu Hari Digantikan Orang Lain

Melihat William menutup pintu di depan mukanya, Moli hanya bisa mengigit bibirnya erat-erat.

Tak perlu dipikirkan pun dia tahu, kalau malam ini akan terjadi sesuatu antara mereka berdua.

Dia tidak rela, tapi juga tidak bisa berbuat apa-apa, jadi dia berbalik dan pergi.

Di dalam kamar, William memegang semangkuk sup pereda mabuk, dia memandangi Jeanne yang tertidur sehabis mabuk dengan pandangan sayang.

William menyuapkan sedikit sup pereda mabuk untuk Jeanne, supaya Jeanne terbangun, sehingga dia bisa minum dan tidak merasa pusing.

Hanya saja ketika dia melihat bibir merah Jeanne yang terkena air, dia yang awalnya sudah menekan perasaannya lalu kembali mencuat lagi.

BIsa dipastikan malam ini adalah malam yang sangat bergairah.

Beberapa hari selanjutnya, ternyata benar yang dikatakan oleh William, situasinya tenang dan tak ada gangguan.

Jeanne juga telah kembali ke rutinitas awalnya, dua hari dikantor, dua hari dirumah.

Justru pada saat mereka tidak begitu waspada, di pelabuhan ibukota, seorang pria yang seluruh tubuhnya memancarkan aura dingin turun dari kapal pesiar.

Garis wajahnya yang keras, punggungnya yang tegak lurus, serta aura bahaya di sekitar tubuhnya menandakan bahwa pria tersebut bukan orang biasa.

“Aku sudah sampai, setelah aku selesai mengurus ini, aku akan pergi memeriksa ke rumah keluarga Sunarya.”

Pria itu memberikan laporan entah kepada siapa melalui telepon, selesai bicara dia langsung menutup teleponnya.

Selanjutnya, seperti yang dia katakan, selesai mengurus keperluan, dia langsung menuju ke rumah keluarga Sunarya.

William dan Jeanne sama sekali tidak tahu kalau sejak saat itu ada orang yang sedang mengintai mereka lagi.

Mereka menjalankan rutinitasnya seperti biasa.

Setelah Jeanne mengantar William, dia pulang ke rumah dan kembali ke kamar untuk mengerjakan kreasinya.

Pria itu memilih sebuah tempat yang strategis di taman, dia bisa melihat situasi di rumah baru dengan jelas.

Jadi dia juga melihat Jeanne.

Dia memicingkan mata seperti sedang menaksir Jeanne, sambil melihat data-data keluarga Sunarya yang ada ditangannya.

“Jessy, adalah pasangan William Sunarya, dengar-dengar wanita itu adalah orang yang paling penting bagi dia, Nyonya Thea, ibunya William…”

Dia menyebutkan semua anggota keluarga Sunarya satu per satu, seperti sedang menghitung siapa yang akan ditangkapnya.

Dan semua ini, sama sekali tidak diketahui oleh Jeanne.

Selama dirumah beberapa hari dalam situasi yang tenang, akhirnya di hari ketujuh pertemuan itu buyarlah ketenangannya.

“Jessy, kamu sekarang ada dimana?”

Zoey bertanya di telepon dengan nada yang cemas, hingga membuat Jeanne panik.

“manajer, aku sedang berada dirumah, ada masalah apa?”

Dia balik bertanya dengan khawatir.

Zoey tersenyum : “Ya, ada masalah, dan bukan hal yang baik, jadi kamu harus segera datang ke kantor.”

Begitu selesai bicara dia langsung menutup teleponnya tanpa menunggu balasan apapun dari Jeanne.

Jeanne merasa aneh, lalu dia membereskan barang-barangnya dan pergi ke kantor.

Tak disangka begitu masuk ke kantor, dia mendapatkan kejutan dari rekan kerjanya.

“Selamat ya, Jessy”

“Iya, selamat ya, kali ini dirimu benar-benar terkenal lho.”

Jeanne hanya terbengong mendengar mereka mengucapkan selamat, dia berjalan masuk ke departemen desain dengan bingung.

Disaat yang bersamaan, orang-orang di departemen desain juga memberikan selamat dan berusaha mengambil hati Jeanne.

“Jessy, kalau nanti sudah terkenal, jangan lupa bantu kami ya!”

“Iya nih, Jessy, lain kali kalau dirimu butuh bantuan langsung katakan saja.”

Albert merasa tidak senang melihat orang-orang mengitari Jeanne sambil mengucapkan selamat, matanya penuh kebencian.

“Ohh, kan cuma masuk ke majalah mode saja, kalian juga jangan terlalu cepat memberikan selamat, apalagi di zaman sekarang ini, pergantian yang lama dengan yang baru itu terjadi begitu cepat, tidak lama paling juga akan ada orang lain yang menggantikan dia.”

Nada ucapannya yang ganjil, membuat semua orang yang mendengarnya merasa sungkan.

Tapi Jeanne bisa menebak maksud dari perkataan dia.

Dia pun tidak menghiraukan Albert, dia hanya tersenyum kecil sambil meninggalkan mereka dan menuju ke kantor manajer umum.

Dia hanya ingin membuktikan tebakannya.

Tak lama kemudian, dia sudah sampai di kantor Zoey.

Zoey melirik dia, dan langsung mengeluarkan majalah mode edisi terbaru yang hari ini dikirim ke kantor.

“Jessy, kamu terkenal, coba kamu lihat majalah ini.”

Sembari berbicara dia mengulurkan majalah itu, dan memperlihatkan web perusahaan kepada Jeanne.

Meskipun Jeanne sudah tahu, tapi begitu melihat review positif di majalah dan di web perusahaan, dalam hatinya dia pun merasa gembira.

“Baju ini sangat indah, menunjukkan jiwa gadis muda dalam diriku, kenapa sebelumnya aku tidak memperhatikan desain ini ya.”

“Aku juga, aku malah sampai khusus memperhatikan websitenya, aku suka sekali dengan koleksi baju yang ada di webnya.”

“Haha, sudah aku putuskan, untuk berikutnya aku akan membeli pakaian yang dirancang oleh desainer ini.”

……

Selain beberapa netizen ini, juga ada review yang tidak sedikit dari desainer merk-merk yang lebih dulu meluncur.

“Garisnya lurus dan enak dipandang, dan perpaduan warnanya cukup kreatif, desain ini cukup berpotensi.”

“Benar juga, dari segi desainnya juga trendy, desainer ini pemikirannya juga independen, biasanya masa depannya cukup bagus.”

Bisa dibilang pujian-pujian dari para senior ini membuat nama Jessy di dunia fashion mulai diperbincangkan, dan lebih dikenal orang.

Efeknya juga turut melambungkan merk cabang perusahaan itu menjadi dikenal orang.

Ini juga salah satu alasan kenapa Zoey gembira.

“Oh iya, masih ada kabar baik lagi untukmu.”

Zoey sepertinya teringat sesuatu, lalu memandang Jeanne sambil tersenyum-senyum, “Sejak artikelmu masuk di majalah NK, para penerbit majalah yang ada di kota ini juga banyak yang ingin mewawancarai dirimu, tapi mereka tidak bisa menghubungimu jadi mereka menelepon kesini, kamu pertimbangkan apakah dirimu tertarik dengan tawaran mereka.”

Mendengar hal ini, Jeanne turut merasa gembira namun dia tidak langsung mengiyakan, bahkan dia memberitahu Zoey kalau dia akan mempertimbangkannya.

Zoey juga tidak memaksa, karena dia juga tahu posisi Jeanne.

Kemudian setelah Zoey membahas beberapa hal seputar pekerjaan, tak lama Jeanne pun pergi.

Celica yang sudah tahu mengenai berita tenarnya Jeanne, dia tidak suka dan hatinya penuh dengan amarah yang terbakar.

Dia merasa kali ini Jeanne ini seperti menampar mukanya.

Karena kalau performa Jeanne semakin lama semakin meningkat, maka dengan jelas orang akan melihat dia sebagai direktur yang tidak bisa apa-apa.

Sayangnya, meskipun dia saat ini marahnya sampai tubuhnya terasa sakit pun, dia tidak bisa berbuat apa-apa terhadap Jeanne, jadi dia hanya bisa memelototi Jeanne yang pergi meninggalkan kantor.

Jeanne sendiri tidak menyadari karena hal ini juga membuat orang yang tidak menyukainya jumlahnya tidak sedikit.

Selepas dari kantor, karena suasana hatinya begitu gembira dia ingin mencari teman untuk berbagi kegembiraan tersebut.

Yang pertama terlintas dalam benaknya adalah William.

Tanpa berpikir panjang dia langsung mengambil handphone dan menelepon William.

“Ada apa?”

Sebentar saja, di seberang sana sudah terdengar suara William yang lembut.

Begitu Jeanne mendengar suaranya, dia langsung menceritakan kabar baik itu.

“Kalau begitu selamat ya.”

William membalas sambil tertawa, dan tidak memberi tahu Jeanne kalau dia sebenarnya sudah tahu lebih dulu.

Begitu mendengar ucapan selamat dari William, Jeanne tersenyum lebar.

“Untuk merayakan kabar baik ini, maka malam ini aku berniat mentraktir dirimu, apakah Tuan Sunarya malam ini ada waktu?”

William tentu saja tidak menolak.

“Baiklah, kamu pulang saja dulu, nanti setelah pulang kerja akan aku jemput.”

Jeanne mengiyakan lalu segera pulang ke rumah.

Disaat yang sama, lelaki yang sedang mengintai Jeanne dan keluarganya akhirnya sudah menentukan targetnya.

Dia memutuskan targetnya tetap seperti semula, yaitu Jeanne.

Lagipula dia adalah orang penting bagi lelaki itu.

Dengar-dengar sebelumnya hampir berhasil.

Novel Terkait

The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
5 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
4 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
4 tahun yang lalu