Wanita Pengganti Idaman William - Bab 353 Tidak Bisa Menahan

William menyadari ada yang tidak beres, gerakannya menyerahkan USB langsung terhenti.

Tiano melihat kondisi ini, langsung menyipitkan kedua matanya dengan waspada.

“Kenapa? Apakah Tuan William menyesali apa yang anda janjikan?”

William mengangkat sudut bibirnya dengan dingin sambil meliriknya dan berkata dengan dingin : “Bukankah yang berubah pikiran justru anda?”

Setelah mengatakan ini, tanpa memberi kesempatan Tiano untuk merespon, ia langsung menyerang leher Tianmin secara tiba-tiba.

Tianmin yang tadinya berpura-pura lemah, langsung memiringkan kepala menghindari serangan William, diwaktu bersamaan menyerang balik dengan wajah serius.

William sudah mempersiapkan diri, ia langsung menghindari serangannya, disaat bersamaan ia berbalik badan lalu melayangkan tendangan tepat di perut Tianmin.

Tianmin tidak mengira presdir yang sehari-hari berada didalam kantor bisa memiliki kegesitan seperti ini, ia sama sekali tidak berpikir terlalu banyak, namun tidak ingin membuatnya kehilangan nyawa.

Karena tendangan William cukup keras, Tianmin langsung tersungkur dilantai, dia merasa seluruh isi perutnya bergeser, sakit sampai wajahnya membiru.

Tiano yang melihat serangan mendadak seperti ini sempat tercengang sesaat, ketika ia menyadari sesuatu, ia langsung pergi memapahnya.

“Kamu tidak apa?”

Dia bertanya sambil melihat William dengan waswas.

“Tidak apa, namun orang ini orang yang terlatih bela dirinya!”

Meskipun Tianmin kesakitan, namun bukan tidak bisa menahan.

Dia berdiri dibantu oleh Tiano, tatapannya tajam tertuju pada William.

Tiano membuang ludah, tersenyum dingin : “Apa bedanya orang terlatih atau bukan, dua tangan tidak akan sanggup melawan 4 tangan.”

Dia berkata sambil menyerang William.

William sudah menyiapkan diri, langsung menghindari serangannya.

Tianmin melihat Tiano maju, ia juga maju sambil menggertakkan gigi.

Tadinya mereka mengira mereka berdua sudah memiliki pengalaman yang cukup dalam bertarung sehingga mengira untuk mengalahkan William merupakan hal yang mudah.

Namun kenyataannya membuat semua orang cukup terkejut.

Mereka bukan hanya gagal menjatuhkan William, malah mereka yang babak belur dihajar oleh William.

Setelah William memukul mundur kedua orang ini, ia langsung mengambil alat komunikasi yang ia simpan dibalik jasnya.

“Hans!”

Hans yang sejak tadi menunggu William menghubunginya, begitu mendengar suaranya, langsung merespon : “Siap Presdir.”

“Kamu segera bawa orang kemari, ini jebakan, Nyonya Muda tidak ada disini.”

Tiano dan Tianmin melihatnya menghubungi bala bantuan, wajahnya penuh dengan amarah.

Ini sama seperti penghinaan untuk mereka.

Keduanya mulai menyerang lagi, William menghadapi serangan mereka sambil memberikan perintah pada Hans.

“Sekarang kamu langsung perintahkan Moli untuk membawa orang untuk menjaga diseluruh terminal dan pintu keluar.”

Hans tentu saja mendengar gerakan disana, tidak banyak omong kosong, langsung memutus telepon dan melaksanakan tugasnya.

Setelah William memutus telepon, sekali lagi fokus menghadapi Tianmin dan Tiano.

Disaat bersamaan, pihak Jeanne, setelah memutus telepon ia langsung menunggu Julian menjemputnya.

Ia menunggu sampai sore, setelah orangnya datang, ia langsung pergi dengannya.

Sebelum naik ke mobil, dia langsung melihat Julian yang duduk dibelakang, wajahnya serius dan terlihat sangat panik, dan ekspresi itu merupakan ekspresi yang belum pernah ia lihat sebelumnya.

Setelah dipikir-pikir wajar saja, karena Jessy merupakan putri kesayangannya, terjadi hal seerti ini bagaimana mungkin dia tidak panik.

Dia menyimpan kembali rasa perih dihatinya lalu naik ke atas mobil.

Bersama dengan mobil yang melaju maju, melihat jalanan malam yang berlalu dibelakangnya, Jeanne bertanya dengan penuh rasa penasaran : Sekarang kita mau kemana?"

Sebenarnya dia ingin menanyakan kondisi William, namun karena takut Julian merasakan sesuatu, ia pun hanya bisa menahannya.

Julian meliriknya dan menjawab dengan dingin : "Kamu akan tahu setelah sampai."

Setelah mengatakannya, dia tidak lagi mempedulikan Jeanne, ia langsung bersandar di kursi dan memejamkan mata untuk istirahat.

Jeanne melihat ini, hatinya terasa sangat khawatir, namun ia tahu ia tidak bisa bertanya lagi, akhirnya ia hanya mengetatkan bibirnya sambil melihat keluar jendela mobil.

Setelah 10 menit berlalu, mereka tiba di stasiun.

"Turun!"

Julian membuka mata, berkata dengan dingin sambil membuka pintu lalu turun.

Jeanne melihat situasi ini, langsung ikut turun dari mobil.

Lalu Julian membawanya masuk kedalam stasiun kereta api.

Meskipun sekarang sudah larut malam, masih ada banyak orang yang sedang menunggu kereta.

Kemunculan mereka langsung menarik perhatian banyak orang, diantaranya ada Jessy dan Tiansa.

Ketika Jessy melihat ayahnya, wajahnya dipenuhi rasa senang, sementara Tiansa disampingnya terlihat keheranan.

Karena ia melihat Jeanne yang terlihat sama persis seperti Jessy.

Namun meskipun demikian, ia tidak lupa untuk mengancam Jessy.

"Dilarang memanggil, atau jangan salahkan pistolku nyasar!"

Lalu melihatnya menodongkan pistol ke pinggulnya.

Dan juga karena pistol ini, Jessy menjadi sangat diam.

Hanya saja Julian tidak tahu ini semua.

Mereka berdua masuk ke tempat tunggu, tadinya Jeanne mengira ia akan membawanya bergabung dengan William, namun makin kesini, jangankan William, bahkan orang disampingnya pun tidak terlihat satu pun.

Seketika hatinya dipenuhi kecurigaan.

"Bukankah kamu bilang kita akan bergabung dengan William? Kenapa tidak ada orangnya?"

Julian melihatnya sesaat, entah karena ingin menenangkannya atau bukan, Julian berkata dengan nada berat : "Kami bergerak terpisah, nanti juga dia akan datang."

Setelah mengatakannya, ia tidak lagi mempedulikannya, malah berjalan kearah tempat dia dan pria berbaju hitam janjian.

Ketika sudah sampai disana, pria berbaju hitam sudah tiba.

"Dimana orangnya?"

Dia maju untuk bertanya.

Jeanne mengikutinya dari belakang, ia memperhatikan pria berbaju hitam dengan penasaran, instingnya mengatakan kalau pria ini berbahaya.

Sehingga ia tidak mengatakan aapun, hanya berdiri dibelakang Julian.

"Disana, No.7 sudah mengikutinya."pria berbaju hitam melirik Jeanne sambil menjawab.

Julian melihat kearah pria itu memandang, ia sudah melihat posisi Tiansa, namun karena postur tubuhnya yang besar, Jessy tertutup olehnya sampai tidak terlihat sama sekali.

"Mulai bergerak!"

Kesabarannya sudah sampai titik puncaknya, ia hanya ingin segera menyelamatkan Jessy.

Pria berbaju hitam sama sekali tidak menolak, bosnya juga ingin ia segera menolong orang.

Mereka segera mengepung Tiansa, Tiansa juga menyadari tekanan dari sekelilingnya.

Berdasarkan feelingnya selama berada di bidang ini, ia langsung memutuskan untuk langsung pergi.

"Ikut denganku!"

Setelah ia mengatakannya, ia langsung menarik Jessy berjalan keluar stasiun.

Jessy panik, baru berencana menarik perhatian agar ayahnya bisa melihatnya, orang yang mengepung mereka langsung bergerak untuk menolongnya.

Mereka maju beberapa langkah untuk menghadang langkah Tiansa.

Tiansa melihat orang-orang ini, ekspresinya langsung berubah drastis, dia menarik Jessy ingin berlari kearah yang berlawanan, namun sekelilingnya sudah dikepung.

Melihat kondisi ini, matanya memerah.

"Maju!"

Setelah mendengar seruan itu, beberapa pria berbadan kekar langsung muncul dari belakang pria berbaju hitam itu.

Mereka langsung menyerang dengan gesit.

"Aaaaa, habisi...."

"Tolooooong...."

Perkelahian kedua pihak mengejutkan banyak warga disekitar.

Mereka berlari sambil menutupi kepala mereka.

Tadinya Tiansa ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk kabur, namun siapa yang menyangka gerombolan yang mengepung mereka jumlahnya melampaui perhitungannya.

Melihat orang berbaju hitam yang terus bermunculan dari kerumunan orang-orang.

Ketika Jessy melihat pakaian orang itu, ia langsung mengenali mereka, ekspresi senang langsung muncul diwajahnya.

Orang itu yang mengutus orang untuk datang menolongnya, jadi dia masih memperhatikannya!

Novel Terkait

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
See You Next Time

See You Next Time

Cherry Blossom
CEO
5 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu
The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
5 tahun yang lalu