Wanita Pengganti Idaman William - Bab 486 Dimanjakan Aku

Di pinggir jalan trotoar, di sebuah kafe yang interiornya unik.

William dan Celica duduk di tempat duduk yang di dekat jendela, di udara ada wangi kopi yang pekat.

“Katakan, ada masalah apa.”

William dengan malas duduk bersender di kursi, bola matanya menatap Celica dengan redup.

Celica melihat wajah tampan sempurna tanpa cela William, rasa cinta di matanya hampir saja tidak tertutupi.

Celica dengan gerakan minum kopi, menahan pikirannya, sengaja menyalahkan diri dengan berkata, “aku dengar Nona Jessy karena aku, bertengkar denganmu pulang ke rumah Gunarta beberapa hari dan tidak pulang, kamu rasa perlu tidak aku pergi menjelaskan sebentar ke Nona Jessy, pemecatan sebenarnya adalah saran dariku.”

Celica terlihat seperti ingin menyelesaikan pertengkaran mereka berdua, kata-katanya malah semuanya mengejek Jeanne dengan ironi, tidak memahami gambaran besarnya.

William meraba alisnya, langsung menolak, “tidak perlu, masalah ini awalnya memang salah dia.”

Ditambah lagi William tidak suka ada orang yang ikut campur masalah pribadinya, William melihat Celica dengan pandangan yang dalam, “apa ada masalah lain?”

Celica merasakan tatapan matanya William yang seperti mencaritahu, jantungnya berdecak.

Celica tahu William curiga bagaimanadia bisa mendapat informasi, memaksakan diri untuk tenang tertawa dan berkata, “masalah ini, karena tidak perlu aku bantu, lupakan saja.”

Selesai bicara, Celica mengaduk kopi, mengubah topik, tertawa dan berkata: “namun kali ini aku bantu perusahaan menyelesaikan masalah sebesar ini, selain bonus, kamu secara pribadi juga harus mentraktir aku, harus tahu, demi membuat mereka menyetujui untuk tidak mengubah naskah desain, aku menghabiskan banyak waktu, masih perlu banyak koneksi dulu.”

William tidak menolak, setuju di lain hari ada waktu bisa bertemu lagi, langsung pergi dengan Hans.

Celica melihat tampak belakang William pergi, matanya bersinar bertekad untuk menang!

Di mobil, William terpikir obrolan barusan, mengelus-elus dahi di tengah alis, “Nyonya Muda beberapa ini hari bagaimana situasinya?”

“Orang yang melindungi Nyonya Muda bilang, Nyonya Muda terus diam di rumah Julian tidak pernah keluar.”

William mengernyitkan alisnya, tetapi tidak tahu informasi yang mereka dapatkan itu sengaja diberi Julian.

Faktanya, Jeanne sama sekali tidak ada di rumah Julian.

Awalnya Julian demi skenario besarnya mau memanggil Jeanne pulang, tapi ditahan Jessy.

Mendengar saran dari Jessy, kali ini kalau masalahnya digunakan dengan baik, bisa membantu mereka memecah fokus William, membuat mereka bisa bernafas dalam tekanan Perusahaan Sunarya.

Semua ini Jeanne tidak tahu, Jeanne terus tinggal di sebuah rumah sewaan di daerah kota lama.

Setelah melewati beberapa hari yang tenang, Jeanne sudah tenang, juga tidak begitu marah lagi pada William, dipikir-pikir ini salah Jeanne sendiri.

Kalau bukan karena ketidaktelitiannya, tidak akan terjadi orang ada kesempatan untuk merencakan jahat padanya.

Sedangkan untuk perusahaan, masalah diberhentikan dari kantor, Jeanne terpikir sebelumnya saat beberapa kali muncul masalah William tidak menghukum Jeanne, ini pasti alasan kenapa kali ini William tiba-tiba merumahkan Jeanne.

2 hari selanjutnya, situasi ibukota tidak stabil.

Jeanne setiap hari pergi ke rumah sakit untuk merawat ibunya.

Hawa di rumah baru Sunarya malah sehari demi sehari semakin muram.

William juga semakin tidak terbiasa hari-harinya tanpa ada Jeanne, William berdiri di dalam kamar, terdiam melihat meja kerja milik Jeanne, pulang memikirkan konfliknya dengan Jeanne selama ini.

William merasa ia sendiri harus bicara lagi dengan Jeanne.

Karena itu juga, William langsung menyetir mobil pergi ke rumah Julian.

Julian mengetahui William datang, matanya bersinar terkejut pada waktu yang sama juga muncul keanehan.

Tidak menunggunya berpikir lama, William sudah berjalan masuk dengan langkah besar ke ruang tamu.

Julian seketika menahan pikirannya, tersenyum mencurigakan dan menyapa, “William.”

William dengan tanpa ekspresi mengangguk, “hari ini aku datang ingin menjemput Jessy pulang, minta Jessy turun.”

Julian ekspresi wajahnya jadi kaku, dengan sangat cepat bereaksi, tersenyum dan berkata: “baik, pengurus rumah, pergi dan ajak Nona muda turun, bilang saja William datang menjemput.”

Julian sambil bicara, tanpa bersuara mengedipkan matanya pada pengurus rumah.

Pengurus rumah paham, berbalik badan dan naik ke lantai atas.

Tak lama kemudian, hanya terlihat pengurus rumah turun sendirian.

Julian melirik William sekilas, mengernyitkan alis dan bertanya: “mana Nona muda?”

Pengurus rumah merespon dengan hormat, “Nona muda bilang mau istirahat, tidak ingin bertemu orang.”

Alis William terlihat muram, salah paham mengira Jeanne masih kesal dengannya, atmosfer tekanan di sekitar tubuhnya turun beberapa derajat.

Julian merasakan hawa dingin, menyipitkan matanya menimbang-nimbang William, matanya sekilas bersinar redup.

“William, kamu jangan tersinggung, Jessy, anak ini dimanjakan aku.”

Julian seperti seorang ayah yang penyayang, memanjakan penuh dan membantu Jeanne membebaskan diri, “beberapa hari ini kalian ribut dan tidak senang, suasana hati Jessy terus tidak baik, juga tidak istirahat baik-baik, atau aku rasa hari ini lupakan saja dulu, biarkan Jessy istirahat baik-baik, besok aku menasehatinya, kemudian mengantar Jessy pulang sendiri.”

William melihat sekilas lantai 2 yang hening, akhirnya tidak bicara apapun wajahnya suram dan pergi.

……

Keesokan harinya, Jeanne jarang sekali agak malas bangun, tiduran lama sekali di rumah, baru kemudian bangun.

Jeanne membersihkan diri dengan simpel, setelah makan, melihat kamar yang kosong dan sepi, seperti merasakan ada apa yang kurang.

Juga tidak tahu saat ini William sedang apa?

Jeanne kangen William, pemikiran dalam hatinya mulai meluap, bahkan membuat Jeanne ada gejolak ingin pulang.

Tapi pada akhirnya, Jeanne tetap tenang, tidak melakukannya.

Karena tidak tahu setelah Jeanne pulang, harus bicara apa pada William.

Demi mengalihkan perhatiannya, Jeanne berencana jalan-jalan keluar, malaman baru pergi ke rumah sakit.

Tak menyangka baru jalan-jalan sebentar, bertemu Danil Bonhem.

“Nona Jessy, lama tidak berjumpa.”

Danil terkejut melihat Jeanne.

Jeanne juga sangat terkejut, tertawa ringan dengan sopan dan merespon : “lama tidak berjumpa, Tuan Danil.”

“Karena jarang bertemu, Nona Jessy sebaiknya kita cari tempat ngobrol masa lalu, kebetulan membicarakan proses produksi denganmu.”

Danil mengundang dengan ramah, wajah Jeanne malah terlihat kesulitan.

“Maaf, Tuan Danil, kamu mungkin tidak menerima berita dariku, aku sudah diberhentikan, masalah perusahaan sekarang aku tidak tahu kelanjutannya.”

Danil terdiam sejenak, melihat lagi ekspresi kecewa Jeanne, menghibur dan berkata: “tak masalah, kita bisa tidak membicarakan masalah pekerjaan, desain fashion, beberapa waktu ini aku mengumpulkan banyak info baru.”

Jeanne merasa tidak enak jika tidak menerima kebaikannya, hanya bisa menyetujui Danil, pergi ke sebuah kafe.

Di dalam kafe, 2 orang preferensinya sama, berbincang dengan sangat fokus.

Pada akhirnya Danil kembali menggali pikiran orang.

“Nona Jessy, maafkan kelancanganku, aku sungguh sangat mengagumi bakatmu, tidak ingin melihat Nona Jessy terkubur, jadi ingin mengundang Nona Jessy jadi desainer utama kita perusahaan Bonhem, tidak tahu bagaimana pendapat Nona Jessy?”

“Ini……”

Jeanne tidak tahu bagaimana harus menjawab, melihat Danil dengan kesulitan.

“Aku tahu Nona Jessy mungkin tidak bersedia pergi karena Direktur William, tapi aku masih berharap Nona Jessy bisa mempertimbangkan kita perusahaan Bonhem.”

Danil tahu Jeanne meragukan apa, bicara berkata: “meski perkembangan perusahaan kami tidak secepat perusahaan fashion di bawah perusahaan Sunarya, tapi merk kita sudah dikenal, juga sudah stabil channel penjualannya, kalau Nona Jessy datang, hanya perlu fokus berkarya saja, tidak akan ada masalah kacau yang mengganggu kamu.”

Novel Terkait

Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
3 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
4 tahun yang lalu