Wanita Pengganti Idaman William - Bab 94 Masih Berani Datang

Bab 94 Masih Berani Datang


nyonya Thea tak tahan dan mengeluh: “dapat keuntungan bagaimana? Sekarang ini Alexa sudah disuruh pulang sama anakmu itu, kalau mereka tak kesal saja sudah bagus.”


Mendengar hal itu, ditambah dengan melihat wajah Thea yang tidak puas, Deric tentu saja mengerti apa yang sedang Thea pikirkan, ia agak tidak setuju.


“aku malah merasa kalau tindakan William itu benar, Alexa beberapa tahun ini tinggal di rumah kita tanpa status yang jelas, bilang ke orang luar kalau dia tamu, tapi dalam hati kita semua tahu jelas bagaimana mereka semua berpikir, memang reputasinya benar ada sesuatu yang agak mengganjal.” 


nyonya Thea tetap tidak rela. Terutama kepikiran kalau sekarang keluarga Alexa sedang naik daun, matanya penuh amarah.


ia tak bisa menahan diri untuk mengleluh:“aduh beneran deh, aku sekarang tak habis pikir kenapa awalnya kakek itu berpikir seperti apa, awalnya Alexa itu kandidat istri terbaik William, ia terlahir dengan baik, latar belakang keluarga juga baik, di kemudian hari ia bisa jadi pendamping terbaik William, kakek bersikeras mau menepati janji apalah saat itu, membuat William menikahi seorang wanita, yang tak jelas asal usulnya dan hanya tau cara cari untung pada dia.”


Mendengar hal itu, Deric tanpa sadar mengernyitkan Alisnya.


“papa sangat memegang janjinya, kamu juga bukannya tak tahu kan, lain kali kurang-kurangi bicara seperti itu, jangan sampai terdengar ke papa sana.” Deric mengingatkan dengan suara berat, meskipun nyonya Thea ada lebih banyak lagi ketidakpuasan, ia hanya bisa diam dan menerima.

…… 


Keesokan harinya, Jeanne juga mendapat berita kalau keluarga Alexa naik daun, saat itu juga ia bengong.


Ya ampun, orang itu baru saja pergi, papanya sudah naik jabatan saja. Tidak tahu juga saat ini, bagaimana orang lain akan membicarakannya.


Masalah-masalah ini benar-benar belum kelar ya. Terpikir akan hal itu, Jeanne mengelus alisnya agak sakit kepala.


Awalanya Jeanne datang ke rumah William hanya ingin memerankan perannya dengan baik selama setahun, siapa sangka selama di sini masalah demi masalah terus berdatangan.


Saat ini, Jeanne hanya bisa menghadapi secara langsung masalah yang datang dan berimprovisasi. Berharap kalau masalahnya tidak datang secepat itu. Dalam hatinya Jeanne berpikir seperti itu, namun kenyataan kebetulan berbanding terbalik dengan pemikirannya.


Karena keluarga Alexa naik daun, mereka berencana untuk merayakannya. Tapi meskipun sudah naik pangkat, mereka tetap perlu rendah hati dalam melakukan sesuatu.


Apalagi dulu papanya Alexa itu selalu kerja di Gangnam sana, sekarang ia pindah ke ibukota, orang baru yang bekerja dengan hebat, apapun yang ia lakukan pasti akan diperhatikan, jadi tak mudah juga untuk melakukan hal yang berlebihan, hanya berencana untuk mengundang beberapa teman yang hubungannya baik berkumpul di rumah. Malam itu Jeanne baru tahu karena mendengar penjaga rumah yang membicarakannya.


Karena keluarga Alexa juga mengundang Keluarga William untuk makan bersama. Awalnya Jeanne mengira kalau ia tak ikut juga tak apa.


Apalagi Alexa sangat tidak suka pada Jeanne, ditambah juga tidak ada orang dari kediaman utama sana yang datang memberitahunya, sampai malam tiba, Jeanne mengurus dirinya sendiri dan menyiapkan makanan. Tepat saat ia bersiap untuk makan, William pulang.



“bukannya sudah dibilang kalau malam ini pergi makan ke rumah Alexa?”

William mengernyitkan alisnya sedikit dan bertanya setelah melihat makanan yang ada di hadapan Jeanne.


Jeanne agak terdiam, segera setelahnya ia kembali sadar dan berkata dengan malu-malu: “tidak ada yang memberitahu aku, aku kira aku tak ada di daftar orang yang diundang keluarga Alexa itu.” 


Jeanne sudah bicara sehalus mungkin tapi William masih dapat mendengar ada yang aneh. William mengernyitkan alisnya lagi, ya sudah bisa ia tebak kalau ini ide mamanya di sana.


“kamu itu istriku, anggota keluargaku, tentu saja harus hadir juga.” William berbicara dengan tatapan yang sangat mendalam, Jeanne takut mendengarnya, tapi ia malah tak terlalu memikirkannya.


Karena Jeanne memikirkan hal lain. Kalau ia ikut pergi, ia akan merasa seperti mencari masalah. Namun saat ini, Jeanne juga tak ada alasan untuk menolak, hanya terpaksa diam saja melihat perubahannya terjadi. Berpikir seperti itu, Jeanne naik ke lantai atas dan bersiap-siap.


Sebuah gaun panjang berwarna biru terang, modelnya simpel dan santai, riasannya juga natural, tidak memicu pandangan orang. Lagian memang yang utama itu bukan keluarga William kan di acara itu.


Kalau untuk William, tetap saja tidak berubah ia mengenakan jas. Setelah mereka berdua siap, mereka pergi ke kediaman utama, rencananya sih berangkat bersama nyonya Thea dan yang lainnya.


Di ruang tamu, nyonya Thea kebetulan sedang berbincang seru penuh tawa dengan Marina, akhirnya saat melihat Jeanne, tawa senyum di wajah mereka hilang tanpa jejak.


Terutama Marina, ia langsung bertanya: “Jessy, untuk apa kamu ke sini?” 

Jeanne tidak langsung menjawab, melainkan ia melihat ke arah William.


William mengamatinya sebentar, mengernyitkan alisnya karena tidak senang.

“tante Marina, Jessy tentu saja ikut kita pergi ke rumah keluarga Alexa, kenapa, dia tidak boleh ikut pergi?” nada bicara terakhirnya William itu, agak tegas, membuat Marina semakin tak bisa berkata-kata dan semakin marah.


“kenapa masih berani saja pergi, ia......” Marina awalnya mau membicarakan soal masalah Jeanne yang mengusir Alexa, namun belum selesai ia bicara, ia sudah ditahan oleh nyonya Thea.


“sudahlah, marina, karena William mau membawa Jessy, biarkan saja Jessy ikut, dengan adanya William yang menjaga, aku rasa tak mungkin terjadi kesalahan apapun.”


nyonya Thea tidak ingin bertengkar lagi dengan putranya hanya karena masalah ini.

Dalam hatinya Thea sudah tahu jelas, kalau semakin ia bertengkar dengan William soal masalah ini, William akan semakin memihak ke Jessy wanita itu. Akhirnya bukan hanya ia tak bisa menyingkirkan Jessy wanita itu, malah akan membuat hubungannya dengan putranya semakin berjarak.


Berpikir seperti itu, Thea mengganti sikapnya yang keras dulu itu, berbicara dengan datar: “ingat ya setelah sampai di rumah keluarga Alexa, segala perkataan dan perbuatan, harus lebih diperhatikan masing-masing, jangan mempermalukan keluarga William, kalau tidak meski anggap saja William membantu kamu, aku juga tak akan membiarkan kamu dengan mudah saja.” 


Mendengar tante Thea yang bicara penuh dengan pura-pura itu Jeanne mencemoohnya dalam hati. Takutnya memang pada saatnya nanti masalah yang bukan urusan Jeanne, mereka juga akan melimpahkan kesalahannya padanya.


Saat Jeanne sedang mencaci maki dalam hati, di luarnya malah tak kelihatan, ia mengangguk mengartikan kalau ia mengerti.

Begitu saja, mereka sekeluarga berangkat menuju ke kediaman keluarga Alexa.


Saat ini kediaman keluarga Alexa terang benderang, rumah besar bermodel Inggris Eropa yang sesuai dengan kelas sosial, meski tidak serinci kediaman keluarga William, tapi juga megah. Seiring dengan sampainya orang tua William itu, kedua orang tua Alexa dan juga Alexanya sendiri berdiri menyambut di pintu masuk.


“tuan Deric, nyonya Thea.” pasangan kedua orang tua Alexa duluan menyapa saat melihat mereka.


Alexa juga menyapa dengan patuh di belakang. Melihat tampang mereka yang ramah itu, kekhawatiran dalam hati Deric dan Thea baru bisa mereka lepaskan.


Sepertinya keluarga Alexa tidak mempedulikan masalah pulangnya Alexa, karena itu mereka berdua saling menghela nafas. Alexa yang berdiri di samping, terus-terusan menatap ke belakang.


Hari ini Alexa mendapat kabar kalau kak William mau datang, sejak sore ia sudah mulai berdandan, demi membuat kak William jadi terkejut, dengan satu pandangan ke arahnya saja. Karena masalah terakhir kali itu, hatinya masih dipenuhi ketidakrelaan.


Alexa tak percaya kalau ia sendiri tidak lebih baik dari Jessy wanita rendahan itu! 


Para orangtua tentu bisa melihat ketidaksabaran Alexa itu, tapi tak ada yang membicarakannya. Tidak lama kemudian, William dan Jeanne yang tertinggal di belakang baru sampai ke kediaman keluarga Alexa.


William turun duluan dari mobil. Setelah melihat itu, Alexa langsung mau samperin William dengan penuh dengan kesenangan, tapi Alexa langsung jadi kaku setelah berjalan selangkah mendekat.


Karena melihat setelah William turun dari mobil, ia tak langsung datang kemari, ia malah memutari mobil ke sisi satunya, dengan sangat gentleman ia membukakan pintu mobil untuk Jeanne, mengajak Jeanne untuk turun dari mobil.


Setelah Alexa melihat Jeanne, raut wajahnya berubah dan berubah lagi. Ia sama sekali tak menyangka Jessy wanita rendahan itu masih saja berani datang!


Segera setelahnya tak tahu juga Alexa terpikir hal apa, ia langsung mengubah tampangnya yang marah sebelumnya itu, dengan senyuman yang menghiasi mulutnya ia mendekat dan berkata dengan senang: “kak William akhirnya datang juga, kami sudah menunggumu cukup lama.” 


Alexa mendekat dan bicara ke William, William, lagi-lagi kak William. 


Kemudian ia seperti baru melihat Jeanne saja, pura-pura meminta maaf dengan pintar: “Jessy, maaf sekali, aku barusan lupa menyapa kamu, sesungguhnya aku sudah terlalu lama tak bertemu dengan kak William, jadi agak heboh.”

Novel Terkait

Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu