Wanita Pengganti Idaman William - Bab 467 Selingkuh dengan Pria Lain

Malamnya, Jeanne selesai makan, berjalan-jalan di taman bunga, sudah punya pemikiran terhadap Bernard dan urusan kerja sama.

Jeanne mengeluarkan telepon genggam, berencana mengajak Bernard bertemu untuk bicara.

“Tuan Bernard, apa besok ada waktu?”

Tak menyangka, pesannya baru terkirim, datang telepon Bernard.

Tangan Jeanne gemetar, menekan tombol terima telepon, “Bernard.”

“Jessy, kamu akhirnya teringat aku.”

Di dalam telepon, Bernard bersuara dengan agak merasa sedih.

“Maaf, sebelumnya aku terus sibuk kerja.”

“Ya, aku tahu kamu sekarang kerja di Perusahaan Sunarya, apa kamu baik-baik saja belakangan ini?”

“Lumayan.”

Jeanne menghadapi perhatian Bernard, sangat tidak leluasa, lantas langsung ke intinya saja, blak-blak-ana: “Tuan Bernard, aku punya proyek, tidak tahu apa kamu tertarik?”

“Proyek? kerja sama denganmu ya?”

Jeanne menghindar tidak menjawab, bertanya lagi, “kamu mau tahu lebih lanjut tidak?”

Bernard salah paham, mengira kerja sama dengan Jessy, saat itu mengangguk mengiyakan, “begini, isi dan detilnya, kita besok di restoran Culinary bertemu dan diskusi.”

“Baik.”

Jeanne tidak menolak, mereka berdua sepakat jamnya, berbicara santai beberapa kalimat kemudian menutup telepon.

Baru saat Jeanne menyimpan telepon genggam bersiap kembali ke kamar, sebuah bayangan hitam tiba-tiba berjalan keluar dari kegelapan, “siapa!”

Jeanne terkejut, memfokuskan pengelihatan, baru menyadari bayangan hitam itu Moli, matanya terlihat tidak senang, “kamu sedang apa di sini?”

“Kalimat ini harusnya aku tanyakan pada Nyonya Muda kan? Tuan Bernard itu siapa? kamu lagi-lagi melakukan apa di belakang tuan?”

Moli menatap Jeanne dengan mengancam, membuat Jeanne terkejut.

Apa wanita ini mendengar pembicaraan Jeanne barusan?

Jeanna memegang telepon genggam dengan sangat kuat, berkata dengan dingin: “masalahku tetap bukan urusan kamu untuk bertanya, jangan lupa status kamu.”

Moli marah, wanita ini tanpa disangka menggunakan status untuk menekan Moli, “apa kamu tidak takut aku kasih tahu tuan?”

Wajah Jeanne menggelap, berkata mengejek: “kelihatannya nona Moli masih belum dewasa, segitu sukanya mengadu.”

“……”

Moli tertohok tidak bisa berkata-kata.

Jeanne mengejek dengan dingin, melewati Moli dan langsung pergi.

Moli mempelototi Jeanne, tatapan haus darahnya sangat ingin menelan Jeanne.

Jessy, kamu tunggu saja!

……

Keesokan harinya, Jeanne bangun pagi dan mandi.

Setelah selesai makan, Jeanne mengurus beberapa pekerjaan dulu, tunggu sampai sudah mau siang, Jeanne mengganti baju dengan jas profesional, keluar membawa kontraknya.

“Kamu mau kemana?”

Moli menghadang di depan Jeanne.

Jeanne mengernyitkan alis, matanya terlihat tidak senang, “aku sudah bilang masalahku, kamu belum berhak bertanya, minggir.”

“Cih, kamu menganggap aku bersedia mengurus masalahmu, kalau bukan perintah tuan aku tidak boleh jauh dan harus melindungi kamu, aku akan bodo amat sama kamu.”

Wajah Jeanne menggelap, tahu kalau dia tidak bilang dengan jelas, wanita ini takutnya tidak akan membiarkan Jeanne pergi dengan mudah, bahkan sampai memperingatkan William.

Meski Jeanne tidak berencana menutupi hal ini dari William, tapi juga tidak bisa membiarkan William tahu sekarang. “aku hari ini pergi mendiskusikan bisnis, kamu di rumah saja tidak perlu ikut melindungi.”

Moli mengejek dengan dingin, “mendiskusikan bisnis? Aku rasa bermain-main dengan pria kan!”

Terkumpul rasa dingin di wajah Jeanne, mempelototi Moli.

Moli sekejap ketakutan, saat ia bereaksi, ia kesal membalas mempelototi dan berkata: “kenapa? Yang aku bilang benar, jadi marah?”

Jeanne langsung tertawa, “kamu mau ikut, ya ikut saja.”

Selesai ia bicara, tidak mempedulikan Moli lagi berbalik badan dan pergi.

Moli menatap Jeanne dengan ragu wanita ini kenapa semudah ini kompromi?

Ia agak tidak percaya, tapi masih tetap ikut.

Ujung mata Jeanne melirik bayangan Moli, mengangkat ujung bibirnya dengan dingin.

10 menit kemudian, mereka berdua sampai ke sebuah mal.

Moli mengangkat wajahnya mencemooh saat melihat mall, “kamu kira aku akan tertipu seperti terakhir kali, masih akan dikecoh lagi?”

Jeanne tahu yang Moli bilang itu, sebelumnya Jeanne menggunakan mall sebagai alasan untuk kabur.

“Kamu terlalu banyak berpikir.”

Jeanne tertawa ringan, menoleh dan mulai berjalan di mall dan belanja.

Sampai akhirnya, tidak peduli supir, atau Moli, tangannya semua penuh mengangkat belanjaan.

Jeanne melihat sudah hampir waktu janjiannya, tangannya berhenti belanja, membawa Moli dan yang lainnya keluar mal.

“Kalian bawa pulang semua ini, kemudian pergi cari aku di Gedung Merah.”

Selesai bicara, Jeanne tidak menunggu Moli membalas, menghentikan sebuah taksi dan pergi.

Moli menatap bayangan mobil yang perlahan berjalan menjauh, matanya sudah hampir menyemburkan api.

10 menit kemudian, Jeanne sampai ke restoran Culinary.

Di dalam ruangan VIP, Bernard melihat Jeanne yang dipersilahkan masuk oleh pelayan, tatapan matanya jadi terang.

“Jessy.”

Jeanne mengangguk menyapa, “Tuan Bernard.”

Tak lama setelah Jeanne duduk, pelayan sudah mulai menyajikan makanan.

“Jessy, semua ini aku memesan sesuai kesukaan kamu, kamu makan dan lihat sesuai atau tidak.”

Bernard dengan ekspresi lembut menjaga Jeanne.

Jeanne sangat tidak leluasa, mencoba beberapa suap, langsung mengganti topik membahas urusan penting.

“Tuan Bernard, ini proyek bisnis yang kemarin di telepon aku bilang padamu, coba kamu lihat.”

Jeanne menyerahkan dokumennya.

Bernard melihat Jeanne bersikap seperti bekerja, matanya tidak mampu menutupi kekecewaan.

Namun dengan sangat cepat kembali menarik ekspresinya, memeriksa dan melihat rencana proyek bisnisnya.

Karena kalau kedua perusahaan bekerja sama, ini tandanya Bernard nanti akan punya lebih banyak alasan untuk mengajak Jessy bertemu, juga tidak perlu khawatir Jessy kesulitan.

Hanya saja saat Bernard melihat informasi dokumennya, matanya terlihat terkejut, melihat Jeanne tidak paham.

“Yansen Group? Setahu aku, perusahaan ini ditekan Perusahaan Sunarya.”

“Em……sebenarnya ada beberapa kesalahpahaman di dalam ini, lagian kalau Kikin Group bisa bekerja sama, Yansen Group, bisa membantu kamu memperluas pasar ke luar negeri, ini untuk kalian sangat menguntungkan.”

Jeanne tidak tahu harus menjelaskan bagaimana, hanya bisa mengatakan poin bagus yang dijanjikan Jessy dengan hambar.

Bernard bisa melihat, Jeanne sangat ingin memajukan kerja sama ini, lagipula Jeanne pertama kalinya mencari Bernard untuk mengurus sesuatu, Bernard tidak ingin membuat Jeanne kecewa.

“Kalau begitu, proyek ini kami Kikin Group menerimanya.”

Jeanne menghela nafas, hati Jeanne yang gelisah akhirnya lega, “terima kasih, kalau ada pertanyaan, kamu bisa cari dan bertanya pada mereka.”

Bernard tidak berpikir banyak, mengangguk.

Selesai makan, mereka berdua jalan keluar restoran, Bernard menyarankan: “Jessy, aku antar saja kamu pulang”

Jeanne tidak ingin membuat orang salah paham, menggelengkan kepala, “tidak usah, aku pulang naik taksi saja.”

Jeanne bilang, melambaikan tangan ke seberang jalan, sebuah taksi berhenti.

Mata Bernard terlihat tidak berdaya, “baiklah, kalau begitu kamu lebih hati-hati pulangnya, kalau sudah sampai rumah kabari aku.”

“Baik.”

Jeanne mengangguk, berbalik badan naik ke mobil.

Bernard membantu dengan perhatian menutupkan pintu mobil, malah tidak tahu adegan ini kebetulan dilihat Moli yang sedang buru-buru mencarinya.

“Aku sudah tahu wanita rendahan ini tidak akan bersikap baik, sengaja mengusir aku, sengaja mengubah lokasi, cih, bilang apalah kerja sama, pada dasarnya memang selingkuh dengan pria lain, foto-foto ini, aku lihat bagaimana kamu masih bisa membela diri di depan tuan!”

Novel Terkait

Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu