Wanita Pengganti Idaman William - Bab 175 Terjerat Kenikmatan

Bab 175 Terjerat Kenikmatan

Setelah William pergi, Jeanne juga tidak tinggal lama di kamar itu.

Terutama ketika dia melihat Nyonya Thea dengan lembut menghibur Alexa, dia merasa ironis.

"Ma, aku tahu kamu menyayangi Nona Alexa. Sekarang sudah terjadi masalah, dan William sudah tidak ingin melihat Nona Alexa lagi. Ini demi kepentingan dan nama baik kedua keluarga kita. Kalau mama ingin ketemu Nona Alexa, lebih ketemu di luar saja nanti."

Setelah selesai, dia menatap Alexa dengan sarkastik dan berkata, "Aku akan pergi dan melihat William dulu."

Dia berbalik dan melangkah pergi, tidak peduli betapa marahnya wajah Nyonya Thea saat ini.

Tapi saat Alexa menatapnya pergi, dan matanya dipenuhi dengan amarah.

Pada saat yang sama, dia benar-benar panik karena kata-kata Jeanne mengingatkannya pada apa yang baru saja dikatakan William ketika dia pergi tadi.

"Tante Thea, apakah aku telah membuat jengkel Kak William?"

Dia menarik badan Nyonya Thea dengan panik, seolah mencari kenyamanan.

Nyonya Thea memandang kepanikan di wajahnya dan membuka mulutnya untuk menghiburnya, tetapi dia tidak bisa mengatakan apa pun yang bertentangan dengan kata hatinya.

Dia tidak menyangka William bisa begitu marah dan mengatakan kata-kata kejam dengan mengatakan tidak mau melihat Alexa lagi.

Bahkan dia juga sempat melihat kekecewaan terhadap dirinya di mata William.

Ketika dia memikirkannya, dia tahu kali ini dia sudah kelewatan.

Ketika Alexa melihat Nyonya Thea tidak berbicara, dia tahu bahwa ini adalah akhir dari cerita.

Dan dia benar-benar telah membuat William marah, karena takut bahwa tidak akan ada lagi kesempatan lagi di masa depan!

Membayangkan itu, dia menangis getir.

Nyonya Thea melihat Alexa begitu dan dengan cepat menghibur.

"Alexa, jangan menangis. William pasti terlalu marah makanya mengatakan itu. Setelah beberapa saat, marahnya hilang. Semuanya akan baik-baik saja."

Ketika Alexa mendengar ini, dia berhenti menangis dan tersedak, "Benarkah?"

"Sungguh, kapan Tante pernah membohongimu?"

Nyonya Thea terus membujuknya, dan ketika dia melihat suasana hati Alexa lebih stabil, dia berencana untuk membawanya pulang.

Alexa tidak menolak.

Dia mengikuti Nyonya Thea menjauh dari rumah baru, tetapi tidak bisa menahan diri untuk tidak melihat ke tempat di mana Jeanne pergi dengan tatapan dendam.

Dia tidak akan pernah melupakan penghinaan yang dideritanya hari ini.

Terutama Jessy, yang menyebabkan semua ini, aku akan membuatnya lebih menderita!

......................

Jeanne tidak tahu bahwa Alexa akan mengganggap semuanya adalah kesalahan dia dan akan membalas dendam.

Dia mengejar William ke kamar tamu.

Lihat William duduk di sofa dengan wajah muram, sakit kepalanya tak tertahankan karena efek obatnya belum berlalu. Dia mencubit alisnya dengan kuat, dan aura kebencian disekitar badannya belum menghilang. Itu sangat menakutkan.

Namun, Jeanne tidak merasa takut. Ketika melihatnya merasa tidak nyaman, dia bergegas maju untuk membantunya dan memijat pundaknya, dan tekniknya sangat terampil.

William tertegun sejenak dan segera bertanya, "Ada apa? Kamu sudah tidak marah?"

Jeanne mendengar apa yang dia katakan, dan tentu saja tahu bahwa dia merujuk pada apa yang terjadi barusan. Dia tidak bisa menahan tawa dan berkata, "Buat apa marah tentang ini, apalagi kamu sudah sangat marah, kemarahanku juga hilang ketutup kemarahanmu."

William terdiam.

Jeanne juga tidak keberatan dengan sikap diamnya, dia melanjutkan, "apalagi aku melihat bagaimana kamu tidurnya begitu pulas, kamu tidak akan bisa melakukan apa-apa, aku tidak pantas untuk marah."

William tetap diam.

Dia tidak mengatakan apa-apa lagi, santai di sofa dan menikmati pijatan Jeanne.

Kemudian dia menyadari bahwa wanita ini sangat terampil dan memiliki kekuatan tangan yang tepat, yang membuatnya merasa nyaman dan bahkan menghilangkan sakit kepalanya.

"Mereka kayaknya memberiku pil tidur."

Tiba-tiba, dia membuka mulutnya dan menatap Jeanne sejenak. Lalu dia khawatir, "Apakah sekarang masih merasa sakit? Apakah ingin memanggil dokter untuk memeriksa?” William melambaikan tangannya.

"Tidak usah."

Saat itu, terdengar suara langkah kaki yang meninggalkan tempat itu dari luar pintu, dan mereka secara alami bisa menebak siapa itu.

William juga makin menenggelamkan wajahnya.

Melihatnya dengan penuh kasih sayang, dia dengan manja membujuknya,

"Sudahlah, jangan marah lagi."

Dia sambil berkata sambil memandangi William ,sambil menggodanya dan berkata, "Ini salahmu juga, siapa suruh kamu begitu tampan dan luar biasa. Itu kan secara alami akan selalu dicintai dan dirindukan banyak wanita!"

Ketika William mendengar ini, dia langsung menatap Jeanne.

"Kamu memiliki hati yang besar. Wanita lain memanjat ke tempat tidur suamimu dan kamu masih bisa membelanya."

Jeanne menyeka bibirnya dengan tenang.

Sebenarnya, dia tidak membantu Alexa berbicara apalagi membelanya, tetapi hanya tidak suka melihat William marah.

Ketika dia memikirkannya, dan mengingat dengan hati-hati apa yang telah dia lakukan malam ini, dia tiba-tiba merasa terkejut.

Dia ... Sepertinya sudah benar-benar telah terbawa ke dalam peran Jessy ini.

Dan dia tampaknya benar-benar peduli pada William, dan bahkan memiliki kepercayaan buta padanya.

Tidak, seharusnya tidak boleh!

Bagaimana dia bisa peduli jika dia akan pergi dalam beberapa bulan lagi atau menjalani jalan hidup masing-masing dan bahkan akan menjadi orang asing?

Dia menyangkalnya di dalam hatinya, tetapi hatinya seperti dicubit oleh tangan besar yang tak terlihat, yang membuatnya sulit bernapas.

Sejenak, wajahnya langsung berubah menjadi dingin.

William tidak memperhatikan perubahan itu, hanya dia merasa tubuhnya tiba-tiba mulai panas, dan pijatannya semakin kuat.

Tiba-tiba, dia tidak mengerti apa yang sedang terjadi, dan tiba-tiba wajahnya menjadi gelap.

Tampaknya obat tadi tidak hanya mengandung bius, tetapi juga mengandung jenis obat lain ……..

"Hu..Hu."(suara napas )

Ketika efek obat meningkat, napasnya menjadi lebih berat.

Jeanne juga menemukan ketidaknormalannya saat ini dan dengan cepat bertanya, "Ada apa denganmu?"

Dia ke depan William dan menatapnya dengan cemas.

Pada saat ini, Jeanne tidak mengenakan setelan kerja, pinggang ramping dan lekuk badan yang sempurna, terutama kakinya putih panjang terlihat jelas di depan matanya, sangat menggoda orang untuk melecehkannya.

William memperhatikan badan Jeanne, bernapas lebih berat lagi, dan matanya penuh nafsu.

Dia meraih pergelangan tangannya dengan penuh kasih sayang dan menarik lengannya mendekat. Lalu dia meraih tangan wanita itu dan perlahan-lahan bergerak ke beberapa inci di bawa ke bawah perutnya.

"Menurutmu apa yang terjadi denganku?"

Suara seraknya berdesir di telinganya dengan penuh kasih sayang dan godaan.

Perasaan Jeanne dihangatkan oleh panas di telapak tangannya, dan kemudian mendengarkan kata-katanya, pipinya langsung menjadi panas.

"Kamu ... Ah"

Dia mencoba mengatakan sesuatu, dan detik berikutnya mereka sudah berguling dan jatuh ke sofa.

Sebelum menunggunya sadar, William langsung menindih Jeanne dengan badannya dan meraih bibir merahnya yang manis dan menciumnya dengan nafsu.

Tiba-tiba, aroma khas milik Jeanne masuk ke hidungnya, membuatnya seperti serigala lapar, hanya untuk meminta lebih.

Jeanne tertegun, dan tidak tahu apa penyebabnya, dia juga meresponsnya.

Tindakannya yang pemalu sebelumnya, berubah menjadi lebih aktif merangsang William, sehingga tali batasnya langsung putus, hanya ingin memiliki tubuh di bawahnya dengan gila, yang terus-menerus menggoda dia.

Dia terengah-engah dan melonggarkan pelukannya pada Jeanne. Dia menarik tangannya dan menggendongnya ke tempat tidur. Kemudian dia tidak ragu untuk merobek pakaiannya.

Dalam beberapa saat, tubuh mereka sudah menyatu.

Kulit putih dan payudara yang besar benar-benar menghancurkan akal sehat William.

Dia menekankan tubuhnya ke bawah dan meninggalkan tanda lain miliknya di tubuh Jeanne, menggoyangkan tubuh dan tenggelam dalam kenikmatan.

Terjerat kenikmatan satu malam!

Novel Terkait

Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
4 tahun yang lalu