Wanita Pengganti Idaman William - Bab 503 Tatapan Yang Dalam

Jeanne mempunyai ide, juga mengeluarkan ponsel melihat jawabannya.

Disini dapat melihat diantara perkumpulan orang, orang tua dengan rambut putih yang duduk di kursi santai sedang beristirahat, disampingnya terdapat satu papan hitam, terdapat tiga rumus yang ditulis dengan kapur.

Alis Jeanne berkerut, dia kenal semua angka - angka itu kalau dipisahkan, tapi digabung dia jadi bingung.

Dia sama seperti yang lainnya, menulis pertanyaan dan mencarinya di internet, hanya menemukan pertanyaan yang serupa, sama sekali tidak ada yang jawaban yang tepat.

Saat dia sedang putus asa, telinganya mendengar suara tawa William yang rendah, "Kamu ingin berpartisipasi kegiatan ini ?"

Mata Jeanne mengkilap, bagaimana dia bisa lupa dengan William, kalau ingin tahu, dalam ingatannya, anak ini tidak ada yang tidak bisa.

"Kamu bisa menyelesaikan pertanyaan ini ?"

Dia melihat William dengan harapan, suara tidak keras, tapi tetap mengundang pandangan beberapa orang.

William sama sekali tidak peduli dengan pandangan itu, dia peduli dengan rambut Jeanne yang ditiup angin berantakan, dengan lembut mengatakan : "Kalau kamu ingin berpartisipasi, aku bisa melakukannya."

Setelah mengatakan perkataan ini, tidak sedikit tamu wanita di sekitar merasa diserang seperti masuk ke dalam dada.

"romantis sekali, keren."

"Ya Tuhan, bagaimana bisa ada pria yang begitu memanjakan!"

"Iya, iya, sangat cemburu dengan wanita ini."

William tidak peduli dengan keributan sekitar, dengan fokus menatap Jeanne, "Kamu ingin berpartisipasi tidak ?"

Pipi Jeanne terbakar, terlihat malu, tapi tidak mengelak dari pertanyaan William, menganggukkan kepala mengatakan : "Ingin berpartisipasi."

Sudut bibir Willian melekuk kecil, menggandeng tangan Jeanne, pergi mencatat papan hitam, "Kalau begini, kamu temani aku menyelesaikan pertanyaan."

Semua orang melihat punggung belakang Jeanne dan William, cemburu lagi, terserang lagi.

"Memang pacar orang lain paling baik."

"Aku tidak peduli, aku ingin mendapatkan tempat dalam lukisan ini, kamu sebenarnya menghitungnya tidak ?"

"Semua orang sudah maju, kamu tidak maju bukannya kamu bilang kamu sangat hebat dalam sains."

"Kamu cinta tidak denganku, bahkan pria orang lain sudah pergi, kenapa kamu tidak bisa membantuku mendapatkan tempat."

Dengan begini, dibawah tekanan dan ancaman dari banyak tamu wanita, beberapa pria keluar lagi.

Mereka semua sama dengan tatapan ketidaksukaan terpendam menatap William, seperti tanpa suara mengutuknya, kenapa memberatkan para pria ?

Beberapa menit kemudian, dan satu demi satu datanglah beberapa pria, penyelesain pertanyaan resmi dimulai.

Awalnya mata Sifel yang ditutup juga sudah dibuka, itu adalah mata yang bersih dan penuh kebijaksanaan.

Dia melihat ke para tamu di sekitar, dengan perlahan - lahan berdiri, memakai kacamata, "Sudah, para anak muda, secara giliran mengatakan jawaban kalian."

Setelah dia mengatakannya, sekitaran tiba - tiba diam, semua orang tidak bisa tidak menahan nafasnya, melihat siapa yang mendapatkan tempat di gambar terakhir.

Para pria melihat satu sama lain, dan yang pertama mengucapkan jawaban : "Master Sifel, apakah ketiga pertanyaan adalah pembuktian pertanyaan fungsi, jawabanku adalah... dan juga mempertahankan kesamaan : ∫f(x)d(cosx)=∫f(x)•(-sinx)dx.”

"Salah, berikutnya."

Pria itu sangat tidak bisa menerimanya, tapi Sifel sudah tidak mempedulikannya, menunjuk pria kontestan lain membiarkannya menjawab pertanyaan.

Sayangnya jawabannya tetap salah.

Dalam beberapa saat, semua orang sangat gelisah, dan juga makin pasrah menghitung pertanyaan.

"Salah."

"Tidak benar."

"Berikutnya."

Di dalam tempat publik yang diam, selain suara keputusan Sifel benar atau salah, tidak ada lagi suara lain.

Jeanne melihat begitu banyak orang, tapi tidak ada orang yang menjawabnya dengan benar, tidak bisa tidak khawatir dan menyuruh William melihatnya.

"Percaya padaku."

William dapat merasakan pandangan khawatir Jeanne, dia dengan kuat memegang tangan Jeanne, sebuah cahaya yang terang dan jelas melewati bola matanya, dengan penuh percaya diri bediri.

Akhirnya, dalam waktu setengah jam, giliran William menyelesaikan pertanyaan.

"Kalau aku tidak salah tebak, jawaban akhir dari ketiga rumus ini, kamu adalah ∫f(x′)dx, dan aku adalah f(x), aku hanyalah pilihanmu saja, tapi kamu adalah jawabanku satu - satunya."

Seperti suara rendah cello membawa kelembutan, membuat perkataan intimasi ini menjadi lebih menarik.

Tidak sedikit tamu wanita kehilangan banyak darah, kedua tangan dikaitkan dan hatinya melihat William dengan tatapan kosong, terhadap Jeanne adalah cemburu dan iri.

"Apa, jawabannya rupanya ini ? terlalu tidak disangaka."

"Tidak bisa lagi, jiwa idolaku akan meledak."

"Aku juga, terlalu menantang hasrat."

"Kali ini aku menerima kekalahanku."

Para tamu wanita memberikan banyak komentar, Jeanne melihat William lama dan tidak bisa mengalihkan pandangan.

Dia sama dengan para tamu wanita, dibuat William dengan pasti menimbulkan jiwa idolanya

"Jawabannya benar ?"

Pada akhirnya Jeanne tidak bisa menahan tatapan dalam William, muka yang merah dan memalingkan kepala, melihat kearah Sifel.

"Jawaban benar, selamat kamu mendapatkan tempat untuk gambar ini."

Sifel melihat William sesaat, mukanya memperlihatkan senyum yang tipis, "Nona ini, kamu ingin pergi digambar dimana ?"

Jeanne melihat ke William, "Kita ke background yang mana ?"

"Kamu ingin kemana, yah kemana, ini adalah hadiahmu."

William dengan manja memeluk Jeanne, dia memberikan Jeanne memilih keputusan.

Jeanne seperti minum air madu, sangat manis.

Dia melihat ke sekitar, pandangannya mengarah ke lautan bunga yang tidak jauh, "Master, aku ingin kesana, harus menyiapkan sesuatu tidak ?"

Sifel mengikuti arah tangannya, itu tempat yang baik, belakangnya seperti cerita dongeng sebuah desa, depannya adalah bunga lavender yang bermekaran, tidak peduli pemandangannya seperti apa hasilnya pasti akan bagus.

"Alat gambar selalu aku bawa denganku, tinggal lihat kalian berdua mau berganti pakaian tidak ?"

Jeanne melihat William.

Meskipun William tidak memakai baju yang formal, tapi tubuhnya yang memakai pakaian kasual juga terlihat elegan, bahkan berkali lipat dibandingkan saat memakai pakaian formal, bukan lagi bos dari grup Sunarya yang tidak bisa dicapai.

Untuk Jeanne sendiri, karena dia sendiri akan berkencan dengan William, keluar pasti dengan sengaja berdandan.

Dengan rok sifon dan kaki yang telanjang, bahu yang dibaluti syal, ini bukanlah pesona wanita kasual.

"Tidak usah, gambar begini saja."

Sepuluh menit lebih kemudian, mereka datang ke tempat background yang dipilih Jeanne.

"Anak muda, peluk pinggang pacarmu, pelan - pelan membawanya dalam pelukanmu, benar, begitu."

Sifel tidak berdiri jauh, mengarahkan kedua orang berpose.

Dua jam kemudian, Sifel akhirnya menyimpan alat lukisnya, dengan puas mengagumi karya agungnya sendiri, "Sudah selesai gambar, kalian datang kesini melihatlah."

Dia berkata kepada Jeanne dan William yang tidak jauh.

Jeanne mengeluarkan ekspresi terkejut, menarik William, sulit menyembunyikan semangat dan berlari kecil.

Saat dia berdiri dengan tegak, dia melihat gambar yang terlihat sangat nyata.

Didalam gambar, dia dan William saling berpelukan berdiri diatas lautan bunga, dengan tatapan yang dalam.

Dibelakang mereka terdapat sinar matahari terbenam seperti dalam cerita dongeng dalam suatu desa, seperti pangeran dan puteri dalam cerita dongeng, sangat cantik dan imajinatif.

Novel Terkait

Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu