Wanita Pengganti Idaman William - Bab 514 Atas Dasar Apa Kamu Memecatku

Dalam negeri.

Nyonya Thea dibuat kesal sekali oleh William yang membela Jessy, terlebih masih mengingatkan dia untuk tidak mengusik Jessy.

Kebetulan sekali Jessy juga mengetahui perbuatan buruk wanita itu, membuat wanita itu setelah keluar dari rumah sakit sementara ini harus menghindari sikap cetus Jessy, jangan sampai wanita itu melapor kakek.

Tapi dia juga bukan tidak melakukan sesuatu, mengutus orang untuk mengawasi Jessy dengan baik.

Sayangnya orang-orang ini pada akhirnya semua disingkirkan oleh Jessy.

Setelah nyonya Thea tahu, marah sekali, tapi juga tak berdaya.

Jessy tentu tahu hal ini, tapi dia juga tidak peduli.

Di matanya, nyonya Thea sama seperti keluarga Sunarya lainnya, semua seperti belalang di musim semi, tidak akan bisa melompat lama.

Dan juga sekarang ini banyak sekali urusan yang harus dia selesaikan, sementara ini tidak ingin menyia-yiakan waktu dengan orang yang tidak penting seperti ini.

Beberapa hari ini William juga sedang sibuk dengan urusan kantor, tidak tahu bahwa Jessy pergi pagi pulang malam.

Karena setiap malam saat pria itu pulang rumah, Jessy juga sudah ada di rumah.

Hari ini, setelah Jessy menunggu William pergi, sewaktu berencana pergi ke rumah keluarga Gunarta melihat anaknya, ponsel di badannya berdering.

“Jessy, mana naskah gambarmu? Kenapa sudah 3 hari kamu belum juga menyerahkan naskah gambarmu ke kantor? Adalagi kenapa hari ini kamu tidak datang ke kantor, apa tidak tahu hari ini ada rapat pagi di kantor?”

Di ponsel terdengar suara dingin Celica, dia seperti memegang kesalahan Jessy saja, memaki Jessy habis-habisan.

Jessy merasa bahaya dan menyipitkan mata, dia tentu bisa menebak siapa yang berbicara di telepon itu, tapi dia sebagai nona besar keluarga Gunarta juga belum pernah dimarahi orang seperti ini, saat itu tidak bisa menahan dan jadi agak marah.

“Kamu itu siapa, berani sekali kamu memarahi aku, hey Celica Selis, mulai sekarang, kamu dipecat dari kantor! Aku harap sekali lagi aku ke kantor tidak akan kelihatan kamu lagi!”

Di kantor, Celica sama sekali tidak menyangka Jessy bisa merespon seperti ini, memecatnya lagi.

“Jessy, atas dasar apa kamu…” memecatku.

Pertanyaan dari wanita itu belum selesai diucapkan, telepon sudah diputus oleh Jessy tanpa berperasaan.

Celica sangat marah sekali, “Jessy wanita murahan kamu!”

Dia mengeram dan memukul meja, selanjutnya terlihat cahaya suram di mata, terlihat senyuman yang berniat tidak baik di ujung bibirnya, kembali mengambil ponsel di atas meja dan menelepon ke satu nomor.

Terlihat nama William di layar ponsel.

Segera telepon tersambung, suara dingin dan jelas William terdengar “Ada apa, direktur Celica?”

“William, iya ada satu hal yang aku tidak bisa selesaikan, jadi hanya bisa menghubungimu.”

Celica awalnya ingin menyampaikan proses masalah dulu baru mengatakan sikap jahat Jessy, tidak disangka langsung tertebak oleh William.

“Apa ini ada hubungannya dengan Jessy?”

“Benar, nona Jessy sudah berturut-turut seminggu tidak datang ke kantor, dan sudah 3 hari tidak menyerahkan naskah gambar, yang parah lagi juga sudah bolos rapat pagi beberapa kali.”

Celica dengan detail menggambarkan masalah Jessy selama ini, terakhir berpura-pura sedih berkata: “Aku tadi juga hanya memarahi dia beberapa kata saja, nona Jessy langsung bilang aku sudah dipecat, bilang di kemudian hari tidak mau melihatku ada di kantor lagi.”

Setelah William mendengar selesai perkataan wanita itu, dia juga jadi agak termenung.

Karena di benaknya dia merasa ini bukan perkataan yang bisa dikatakan Jessy.

Tapi dia juga teringat akan perubahan Jessy selama ini, alis mengerut, “Aku mengerti, perkataan Jessy, jangan kamu simpan di dalam hati, aku bisa menyelesaikan hal ini, kamu terus kerja saja.”

Setelah dia selesai berbicara langsung memutuskan telepon, dan menelepon Jessy.

Saat ini Jessy sudah berada di villa keluarga Gunarta.

Sekarang statusnya sudah kembali, juga tidak perlu seperti dulu lagi sembunyi-sembunyi pulang ke rumah.

Dia sedang berada di ruang tamu bermain dengan putranya, ponsel di atas meja tiba-tiba berdering, dia melirik sebentar, kelihatan telepon dari William, alis agak mengerut, melambaikan tangan meminta pembantu menggendong dan membawa anak turun baru mengangkat telepon, “Ada apa?”

William mengerutkan alis, dia bisa merasakan dengan jelas sikap dingin Jessy terhadapnya.

Dia mengira Jessy masih sebal atas sikap ibu dari pria itu sebelumnya, juga tidak peduli, langsung saja menjelaskan alasan dia menelepon, “Celica tadi baru meneleponku bilang kamu sudah berapa hari belum menyerahkan naskah gambar, dan bolos rapat pagi, dia memarahimu beberapa patah, kamu langsung mau memecatnya?”

Jessy tertawa dingin dan menyipitkan mata, “Sepertinya wanita itu melapor ke kamu? Kenapa, sekarang kamu mau mencari masalah denganku demi wanita lain? William, jangan lupa kamu sebenarnya itu suami siapa!”

Saat sedang berbicara, tiba-tiba terdengar suara tangisan anak dari atas, membuat suara Jessy membeku.

Di telepon William juga kedengaran suara tangisan ini, tanpa disadari mengerutkan alis: “Ada dimana kamu sekarang? Kenapa bisa ada suara tangisan anak kecil?”

Sebenarnya di dalam hati William saat ini agak berpikiran negatif, berdasarkan perhitungan periode menstruasi Jessy, sepertinya kehamilannya juga baru beberapa hari ini.

“Kamu sekarang ada dimana?” Pria itu bertanya dengan seuntaian gejolak emosi yang tak dapat terpendam.

Jessy tidak tahu bahwa pria itu sudah salah paham, kedengaran suara anak kecil yang terus saja tak berhenti menangis, jadi agak gelisah, “Aku di rumah keluarga Gunarta, ada saudara datang, sekarang ada sedikit masalah, kalau kamu ada urusan nanti malam aku pulang bahas lagi saja.”

Setelah dia selesai mengatakan, langsung memutuskan telepon dari William dan berjalan naik ke atas.

“Ada apa ini, kenapa adik bayi tidak berhenti menangis?”

Jessy masuk ke dalam kamar bayi bertanya ke pengasuh sambil menjulurkan tangan menggendong anak itu ke dalam pelukan.

Pengasuh ketakutan sekali, berdiri gemetaran di samping dengan gugup berkata: “Nona, aku juga tidak tahu ada apa dengan tuan kecil, tadi baik-baik saja saat digendong, terakhir baru saja diletakkan ke ranjang tuan kecil jadi menangis, aku juga sudah melihat popoknya, tuan muda kecil juga tidak buang air besar dan juga kencing.”

Jessy mengerutkan alis, “Pergi panggil dokter keluarga ke sini.”

“Baik!”

Pengasuh membalas, membalikkan badan dan pergi menelepon.

Selama menunggu anak kecil itu menangis kencang sekali, sampai sulit bernafas, mukanya juga perlahan jadi agak membiru.

“Anakku kenapa kamu, jangan menakuti mama ya!”

“Anakku, sebenarnya ada apa denganmu?”

Jessy cemas bukan main, tapi bagaimana juga dia menghibur, anak kecil itu tetap saja tak berhenti menangis.

Setelah 10 menit, akhirnya dokter keluarga tergesah-gesah sampai di sana.

Jessy kelihatan dokter, menggendong si bayi langsung menghampiri, “Dokter, cepat, segera periksa kenapa anakku, terus saja menangis.”

Si kecil masih saja menangis, hanya saja suaranya tidak sekeras sebelumnya, tapi sangat serak, malah terkadang kehabisan suara.

Dokter memeriksa kondisi si kecil, ekspresi wajah agak berubah, “Nona besar, kamu segera antar tuan kecil ke rumah sakit, ini radang usus akut, kalau diulur lagi, mungkin nyawa tuan kecil bisa berbahaya.”

Jessy langsung jadi panik sekali, “Kenapa bisa seperti ini, padahal tadi masih baik-baik saja. Pengurus rumah, pengurus rumah, cepat, segera siapkan mobil untukku, aku mau pergi ke rumah sakit!”

Dia menggendong anak kecil berlari dengan cepat keluar pintu.

Dengan sangat kacau dan panik, seorang diri akhirnya sudah membawa anak kecil itu sampai di rumah sakit milik keluarga Sunarya, anak kecil dibawa oleh dokter ke kamar UGD.

Untungnya setelah setengah jam, anak kecil yang tadi kondisinya mengejutkan itu berhasil diselamatkan.

“Nona besar, tuan kecil sudah tidak bermasalah, tapi karena tuan kecil masih usia rawan, tubuhnya kekurangan kekebalan tubuh, beberapa hari ini masih harus dirawat di rumah sakit untuk pengamatan.”

Novel Terkait

Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu