Wanita Pengganti Idaman William - Bab 532 Jangan Cari Masalah Lagi

Jessy sedang malas-malasan duduk di sofa. Dia menyipitkan matanya dan tersenyum: "Sudah hampir waktunya. Kakek tua keluarga Sunarya akan mentransfer 20% sahamnya kepada aku, agar kita meminjamkan 10 miliar kepadanya, dan kemudian mencari orang yang dapat diandalkan yang dapat menyediakan dana 10 miliar. Dia akan memakai 20% sahamnya untuk meminjam.”

Berbicara mengenai ini, Jessy tersenyum licik, "Ketika waktunya sudah tiba, kita bisa saja dengan gampang menemukan seseorang untuk berpura-pura menjadi pembeli dan meminta kakek tua keluarga Sunarya untuk menyerahkan sahamnya. Selain itu, ditambah saham yang sudah kita beli sebelumnya total sudah lebih dari 50%, itu sudah merupakan kepemilikan saham tertinggi di perusahaan keluarga Sunarya. Pada saat itu, kita dapat secara langsung mengubah nama pemilik perusahaan keluarga Sunarya. "

"Kalau begitu, aku akan segera menemukan seseorang untuk berpura-pura menjadi pembeli."

Julian sangat bersemangat dan dia segera ingin pergi mengatur semuanya.

Jessy menahannya, "Ayah, jangan buru-buru, masalah ini bisa ditunda satu dua hari, kalau misalnya kurang dari sehari saja langsung bisa menemukan pembeli, kakek tua itu akan ragu-ragu."

Julian terkejut dan segera mengerti maksudnya. Dia menepuk dahinya dengan penyesalan. "Kamu benar juga, Ini jangan buru-buru."

Dengan begini, setelah dua hari kemudian, Jessy baru membawa kabar baik untuk kakek David.

"Kakek, aku sudah menemukan seseorang yang setuju untuk meminjamkan dana."

Jessy berlari ke kantor dengan penuh semangat.

"Siapa orang itu?"

Mata kakek David langsung bersinar.

Dia memang tidak menaruh semua harapannya pada Jessy, selama dua hari ini. Dia bersama dengan Deric sudah berupaya mencoba mencari banyak teman, tetapi hanya sedikit yang bisa membantu.

Tetapi kakek David juga bisa memahami kalau 10 miliar rupiah bukanlah jumlah yang kecil, dan tidak ada perusahaan besar yang memiliki begitu banyak likuiditas (uang) yang menganggur.

"Pihak peminjam adalah investor asing di perusahaan ayahku, dan dia bersedia memberi pinjaman 10 miliar rupiah."

Jessy mengatakan informasi yang dia tahu, tetapi Kakek David terlihat agak ragu-ragu.

Dia pikir orang yang Jessy cari berasal dari Ibukota, tetapi dia tidak menyangka malah berasal dari perusahaan asing. Ini mengejutkannya dan sekaligus membuatnya sedikit tidak nyaman.

Lagi pula, perusahaan tersebut bukan perusahaan yang akrab dan dikenalnya. Dia khawatir pihak peminjam akan menimbulkan ambisi jahat atau sulit dikendalikan.

"Apakah karakter pihak peminjam dapat diandalkan?"

"Kakek, jangan khawatir. Pria ini adalah mitra jangka panjang kita dan sudah tahu sampai ke akar-akarnya."

Jessy melihat dan mendengar nada keraguan lelaki tua itu dan menjelaskan dengan mata berbinar, "tentu saja, jika kakek tidak mempercayai perusahaan asing, aku akan memeriksa lagi bersama ayah aku untuk melihat apakah ada lagi yang mau meminjamkan dana yang berasal dari dalam negeri, tetapi prosesnya mungkin lebih lambat saja. Bagaimanapun juga, kita telah membuat banyak masalah saat ini. Banyak orang di dalam negeri takut dan menghindari kita."

Jessy tampaknya mempunyai niat baik untuk mencari bantuan lagi, tetapi dalam kalimatnya, dia mengingatkan pada orang tua itu bahwa saat ini sulit menemukan peminjam dana.

Kakek David mendengar penjelasan Jessy dengan cermat. Setelah melalui banyak pertimbangan, akhirnya dia membuat keputusan dalam benaknya, " Jessy, kamu tidak usah cari masalah baru lagi. Perusahaan asing ya perusahaan asing. Sekarang waktu tidak bisa menunggu siapa pun. Yang penting William bisa keluar dulu."

Jessy mendapat jawaban yang diinginkannya, dan mengangkat mulutnya dengan puas, "jadi Kakek, Anda ingin bertemu orangnya sekarang atau nanti saja?"

"Sekarang saja."

Kakek David hanya ingin secepatnya menyelamatkan orang. Jessy tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia langsung mengeluarkan ponselnya dan mulai menghubungi mitra perusahaan asing yang dia maksud.

Satu jam kemudian, perwakilan perusahaan asing tiba.

Karena Jessy telah "merencanakan dan mengatakan segalanya" kepada perwakilan perusahaan asing tersebut, Kakek David akhirnya menandatangani perjanjian dengan perusahaan asing tersebut setelah dia memiliki pemahaman baru dan menambahkan beberapa kondisi dalam perjanjian.

Setelah perjanjian ditandatangani, kakek David menerima pinjaman dana sebesar 10 miliar rupiah terakhir.

Dia memanggil Deric dan menyuruhnya mengambil 300 miliar ini untuk segera menjamin William keluar.

Deric tahu perihal kakek David meminjam uang dengan perusahaan asing. Dia tidak banyak bicara, lalu pergi dengan membawa cek tersebut.

"Kakek, karena William sudah mau keluar, aku akan pulang dulu dan bersiap-siap untuk menyambutnya. Akhir-akhir ini, William di sana takutnya tidak nyenyak tidurnya dan makan dengan baik."

Kakek David menjawab dengan senyum ringan dan lega, selama ini dia sudah sangat tertekan, hari ini kakak David terlihat lebih lega. "Kamu memang perhatian, kamu pulang saja."

Jessy meninggalkan perusahaan Sunarya tapi tidak pulang ke rumah utama keluarga Sunarya, tetapi malah pergi ke rumah keluarga Gunarta.

Sekarang Jessy telah mendapatkan 20% lagi saham perusahaan Sunarya. Dia tidak perlu pura-pura jadi menantu yang baik lagi.

Jessy pulang ke rumah keluarga Gunarta. Julian tidak ada di rumah. Setelah bermain dengan anaknya sebentar, dia pergi ke ruang kerja untuk menelepon Brian.

"Brian, semua saham telah ditangan. Sekarang kamu telah menjadi pemegang saham tertinggi di perusahaan keluarga Sunarya. Kita sudah bisa mulai mulai menjalankan tahap akhir dari rencana kita."

"Baiklah. Kamu disana bisa mulai dulu dan aku akan menyelesaikan apa yang ada di tanganku ini dulu, kemudian aku akan segera kembali kesana."

"Yah, aku akan menunggumu!"

Kemudian, Kakek David sedang menunggu William pulang.

Tetapi pada akhirnya, dia tidak mendapati William, malah melihat Deric masuk kantor dengan wajah sedih.

Dalam sekejap, Kakek David memiliki firasat buruk di dalam hatinya, "di mana William,Deric? Kenapa kamu tidak menjemputnya?"

"Ayah, William belum bisa dijemput keluar dulu."

Kakek David jelas terkejut. "Kenapa tidak bisa dijemput? Bukankah kalau sudah menutupi kekurangan itu berarti sudah bisa menjemput William keluar?"

"Tetapi mereka mengatakan bahwa kali ini situasinya sangat serius dan dunia luar sedang mengawasi. Mereka ingin menahan William untuk sementara waktu sebagai peringatan." Deric terlihat sangat khawatir dan sedih.

Kakek David tidak bisa menyembunyikan kepanikannya. "Apa kamu tidak pergi mencari bantuan orang dalam?"

"Tidak ada gunanya mencari orang dalam, katanya mereka sedang diawasi atasan mereka."

Kakek David duduk lemas di sofa, "Kalau William harus ditahan untuk sementara waktu, tidak tahu perusahaan bisa bertahan apa tidak."

"Tidak bisa bertahan juga harus bertahan, Untungnya pajak telah lunas, dan perintah larangan dari atas juga telah dicabut. Besok kita adakan rapat pemegang saham untuk membahas perkembangan masa depan perusahaan, setelah itu kita akan mengadakan konferensi pers dan mengumumkan situasinya, seharusnya dapat meredakan situasi. "

Deric mengatakan rencananya dengan wajah tenang.

Kakek David tidak menghentikan Deric. Dia lalu membuat rencana dan berdiskusi secara terperinci dengan Deric, setelah itu waktu sudah hampir malam, cahaya matahari terbenam menemani mereka pulang ke rumah utama keluarga Sunarya.

"Setelah beberapa saat, mereka akan makan malam dan memanggil Jessy untuk makan bersama. Kali ini, dia bisa begitu cepat mengumpulkan dana pinjaman. Jessy jelas telah memberikan kontribusi yang sangat besar."

Kakek David menghela napas dan menyuruh Nyonya Thea untuk memanggil Jessy.

Nyonya Thea jelas tidak suka kalau ayah mertuanya lebih memperhatikan Jessy. Ketika dia ingin mengatakan sesuatu, dia langsung diperingatkan oleh Kakek David sebelum dia sempat mengatakannya.

"Menantuku, nanti kalau Jessy datang, tolong jangan cari masalah dengannya."

Nyonya Thea menahan napas dan berkata, "Aku mengerti."

Setelah itu, Nyonya Thea teringat kata-kata kakek David tadi dan dia tidak bisa menyembunyikan wajahnya yang ceria. "Ayah, Anda tadi bilang dana sudah berhasil dikumpulkan. Apakah itu berarti William sudah bisa keluar?"

Kakek David menghela nafas, "William harus ditahan untuk sementara waktu."

"Kenapa? Bukankah kalau sudah menutup kekurangan itu berarti sudah bisa menjamin William keluar?" Wajah Nyonya Thea langsung membeku.

"Karena dampak serius dari masalah ini, ada peringatan dari atas."

Kakek David sedang dalam mood yang buruk ketika dia membicarakan ini.

Reputasi dan nama baik keluarga Sunarya yang sudah ratusan tahun ini hancur karena insiden ini.

Pada saat yang sama, dia juga bertanya-tanya dalam hati, mengapa ada bocor pajak yang begitu besar di perusahaan.

Novel Terkait

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
4 tahun yang lalu