Wanita Pengganti Idaman William - Bab 140 Marah? Itu Bisnis Ayahmu

Bab 140 Marah? Itu Bisnis Ayahmu

Cara kerja William yang tegas, membuat semua orang terperangah.

Setelah Hans dan Zoey mendapat perintah darinya, baru saja akan pergi, Alexa sudah memanggilnya.

“Tunggu!”

Dia melihat William sambil menggertakkan gigi, menegaskan sekali lagi, “Presdir, apakah anda lupa kalau masih ada seorang lagi yang belum mendapatkan hukuman.”

William mendengar ini, melihatnya dengan tatapan serius.

Alexa merinding dilihat olehnya, namun tetap menahan rasa takut, berkata dengan serius, “Meskipun masalah bahan kali ini tidak bisa menghindari dari tanggungjawab, namun kerja sama kali ini merupakan relasi dari Jessy, dia pasti tahu apa yang terjadi didalamnya, aku pribadi merasa kalau dia tetap harus ikut bertanggungjawab!”

Para petinggi mendengar ini, satu persatu mengangkat kepala untuk mendengarkan.

”Apa yang direktur katakan benar, orang seperti ini pantas untuk dihukum berat, agar tidak ada lagi orang yang berani melakukan hal yang seperti ini lagi.”

“Saya juga setuju.”

Zoey dan Hans yang mendengar mereka berkata demikian, refleks melihat kearah William.

Ketidaksabaran sudah terlihat jelas dalam mata William.

“Seingatku saat memesan bahan saya sudah memberikan tanggungjawab penuh pada divisi purchasing, dan anda direktur Alexa, kenapa tidak mengawasi dengan benar?”

Begitu perkataan ini diturunkan, ia melihat sekeliling ruang rapat, tatapannya terlihat dingin.

“Jika ingin membahas tentang tanggung jawab, masalah ini, seluruh karyawan di perusahaan ini mulai dari yang berpangkat tinggi hingga yang berpangkat rendah, tidak ada satupun yang bisa lepas dari tanggungjawab!”

Setelah ia mengatakan ini, berdiri dengan wajah dingin lalu berjalan keluar ruangan.

Hans dan Zoey buru-buru mengikutinya dari belakang.

Petinggi yang lain duduk di tempat mereka sambil saling bertatapan, menatap Alexa dengan hati-hati, satu per satu mengikuti jejak William berjalan keluar ruangan.

Tidak lama, di dalam ruangan hanya tersisa Alexa seorang, ia marah hingga sekujur tubuhnya gemetar, wajahnya pucat dan merah karena menahan amarah.

……

Disaat bersamaan, meskipun Jeanne disudutkan oleh teman sekantornya.

Namun ia sama sekali tidak memperdulikan orang-orang ini, yang ia khawatirkan adalah rapat dewan.

Meskipun masalah kali ini sangat parah, namun bukan berarti tidak bisa tertolong.

Dan ia hanya bisa menunggu rapat selesai, menunggu bagaimana perusahaan memutuskan masalah ini.

Ketika sedang memikirkan hal ini, ia melihat Wiliiam diiringi oleh Zoey dan Hans keluar dari ruang rapat.

Wajah ketiga orang ini terlihat buruk, terutama William, wajahnya terlihat sangat kesal.

Membuat Jeanne yang ingin menghampiri untuk menanyakan hasil rapat menahan langkahnya, hanya bisa melihat mereka naik lift dan pergi.

Setelah mereka pergi, tidak lama, beberapa petinggi perusahaan ikut keluar satu per satu, wajah mereka beraneka ragam.

Alexa yang terakhir keluar.

Melihat Jeanne yang berdiri disamping, kedua matanya bagai belati yang mengarah tajam kearahnya.

Tentu saja Jeanne bisa merasakan pandangannya yang tajam itu.

Tepat saat ia mengira Alexa akan mempersulitnya lagi, wanita ini hanya memelototinya sesaat lalu melenggang pergi.

Jeanne melihatnya pergi begitu saja, pandangannya penuh perasaan bingung.

Melihat ruang rapat yang kosong melompong, ia teringat ekspresi William yang pergi dengan terlihat kesal, ia benar-benar ingin tahu apa keputusan yang diambil perusahaan.

Tepat saat dia ingin pergi ke ruang general manager untuk mencari tahu info, handphone di tangannya berbunyi.

Telepon dari William, tanpa pikir panjang ia langsung mengangkatnya.

“Datang ke basemen.”

Terdengar suara dingin William dari seberang sana.

Tanpa menunggu jawaban dari Jeanne, dari dalam telepon sudah terdengar suara ‘Tuutt’, telepon sudah dimatikan.

Jeanne melihat telepon yang di tutup, menggigit bibir berjalan kearah lift.

Tidak sampai 5 menit, ia sudah tiba di basemen, melihat kearah tempat parkir khusus presdir.

Dia berlari kecil menghampiri, Hans dalam mobil sudah memperhatikannya.

“Presdir, nyonya muda sudah datang.”

William yang diingatkan, mengalihkan pandangannya dari dokumen, melihat wanitanya sudah berdiri tegak di samping mobilnya.

“Naik.”

Dia memerintahkan dengan alis sedikit terangkat.

Jeanne membuka pintu dan naik keatas mobil.

Setelah ia naik keatas mobil, pria disampingnya seolah tidak berniat untuk mulai berbicara, mau tidak mau ia harus bertanya terlebih dahulu.

“Masalah ini, apakah kalian sudah memutuskan bagaimana solusinya?”

Mendengar pertanyaannya, William meliriknya sesaat, menceritakan apa saja yang dibicarakan di dalam rapat secara singkat.

“Jadi semua pakaian akan ditarik dan dibuat ulang untuk pelanggan, mengenai supplier bahan, semua akan diproses secara hukum.”

Saat ia mengatakan ini, ia memperhatikan ekspresi Jeanne.

Melihatnya tenang seolah tidak perduli.

“Tidak adakah yang ingin kau katakan? Atau marah? Itu bisnis ayahmu.”

Jeanne mengerti maksud pertanyaannya, ia menggeleng.

“Aku tidak masalah.”

Dia berkata dengan tatapan dingin, “Sebenarnya saat pertama kali pengecekan bahan, aku sudah mengingatkannya, dia tidak bisa introspeksi diri, menghasilkan akibat seperti ini juga karena perbuatannya sendiri.”

Mendengar perkataannya, William merasa ada sesuatu yang tidak beres, namun tidak bisa mengatakan apapun.

Tanpa menunggunya berpikir lebih jauh, suasana hati Jeanne sudah kembali stabil, menatapnya dengan wajah bersalah.

“Maaf, membuat masalah yang cukup besar untuk perusahaan.”

Melihat ia meminta maaf dengan tulus, ada tatapan penuh kasih terpancar dari matanya.

“Jika kau benar-benar merasa bersalah, berkaryalah dengan baik, berusaha menghasilkan produk yang lebih baik untuk perusahaan, mengenai masalah ini, kamu tidak perlu memikirkannya, aku bisa mengurusnya.”

Jeanne melihatnya tidak menyalahkannya, hatinya terasa hangat.

Kejadian ini sudah berlangsung selama ini, semua orang menyalahkannya, hanya dia yang menghiburnya.

“Uhm, aku mengerti!”

Dia mengangguk dengan tersenyum.

Senyumannya yang indah membuat William terpana, tanpa sadar matanya tertuju pada bibir merahnya.

Jeanne terdiam, sebelum sepenuhnya sadar apa yang terjadi, ciuman panas William sudah mendarat di bibirnya, membuat Jeanne tanpa sadar membalas senyumannya.

Entah sudah berapa lama, keduanya berpisah dengan terengah-engah.

“Kamu kembalilah ke kantor, aku masih ada pekerjaan yang harus diselesaikan.”

William berkata dengan suara agak serak sambil menatap wajahnya yang merona.

Jeanne turun dengan perasaan melayang.

Setelah ia berjalan jauh, perasaan yang terlena olehnya perlahan kembali normal.

Mengenai ciuman mereka tadi, Jeanne merasa malu juga kesal.

Karena ia baru ingat kalau didalam mobil masih ada Hans!

Dia kembali ke area kantor dengan perasaan malu juga kesal, namun ia tidak tahu kalau semua pergerakannya sudah diawasi oleh Alexa.

Alexa melihat wajahnya yang seperti orang sedang kasmaran, emosi dalam hatinya langsung memuncak.

Dia tahu kak Williamnya bermaksud untuk menekan masalah ini, ingin melindungi wanita jalang ini!

Justru karena tahu penyebabnya, dia lebih tidak bisa menahan amarahnya.

Menunggu hingga jam pulang kerja, ia mengajak seorang teman sekolahnya yang bekerja sebagai wartawan untuk bertemu.

“Alexa, kenapa hari ini tiba-tiba mengajakku bertemu?”

Begitu temannya bertemu dengannya, bertanya dengan senang.

Alexa menjawab dengan mata berbinar, “Aku tahu akhir-akhir ini kamu sibuk mencari topik berita, kebetulan aku memiliki berita yang sangat panas untukmu.”

Lalu ia menceritakan kejadian Inggar dirawat dirumah sakit secara singkat, temannya yang mendengar ini langsung bersemangat.

“Apakah apa yang kamu katakan benar?”

“Tentu saja, jika kamu tidak percaya kamu boleh memeriksanya, tapi syaratnya kamu tidak boleh membeberkan kalau aku yang membocorkan berita ini padamu.”

Novel Terkait

Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
Anak Sultan Super

Anak Sultan Super

Tristan Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
3 tahun yang lalu