Wanita Pengganti Idaman William - Bab 388 Pria Yang Selalu Diingat

Keluarga Sunarya.

Jeanne berbaring di ranjang dan tidak tahu mengapa sama sekali tidak dapat tidur.

Terutama di bagian dadanya terasa kacau yang tak terjelaskan, seolah-olah terjadi sesuatu yang tidak bagus.

Dia berpikir, akhirnya tak tertahan bangun duduk di ranjang.

Sekarang dia hanya memiliki dua orang yang membuatnya khawatir, satu adalah ibunya dan satu lagi adalah William.

Dia menelepon ke rumah sakit, bertanya kondisi ibunya pada perawat, mengetahui Ibunya baik-baik, kegelisahan di dalam hatinya agak berkurang.

Menutup telepon, dia segera menelepon nomor William.

Tetapi kali ini tidak begitu lancar.

Panggilan sudah terhubung, tetapi tidak ada yang angkat.

Dia berturut-turut menelepon beberapa kali, membuatnya panik.

Apakah William terjadi sesuatu?

Dia terasa gugup dan tangannya mulai bergetar, namun dia memaksa dirinya untuk tenang.

Dia mengambil kembali ponselnya, menelepon Hans, tetapi sedang dalam panggilan.

Tidak ada cara lain, dia hanya dapat memutuskan telepon, bernafas dan menunggu.

Di sisi lain, Hans memang benar sedang dalam panggilan.

Karena sekarang dia sudah sangat kacau.

Mendapat kabar dari bawahan yang mengikuti William, mengatakan bahwa Presdir mereka telah diculik.

Dia disini sedang melakukan pengaturan darurat, pada saat yang sama dia juga harus memikirkan cara untuk menghubungi Presdirnya.

Karena kesibukan ini sehingga dia melewatkan panggilan dari Jeanne.

Pada saat ini, dia menerima panggilan dari William.

“Presdir, dimana dirimu? Amankah?”

Dia memegang ponsel dan bertanya dengan gugup.

Namun dia tidak tahu, perkataannya didengar oleh Musa.

“Tenang saja, Presdirmu sekarang sangat baik, tetapi kalau aku tidak mendapatkan barangku, dia akan menjadi buruk kapan saja.”

Dia tersenyum menjawab Hans.

Hans mendengar ancaman yang tiba-tiba muncul, dia terdiam sejenak.

Beberapa menit kemudian, dia berkata: “Aku tidak peduli siapa kamu, kalau Presdir terjadi sesuatu karena ini, tidak peduli kemana dirimu pergi, Perusahaan Sunarya pasti tidak akan melepaskanmu!”

Dia mengancam dengan nada rendah, nada suaranya juga lumayan tajam.

Terlihat jelas, dia sangat marah.

Musa tersenyum dan tidak berkata, pandangannya melihat kearah William.

William meliriknya dengan dingin dan berkata dengan dingin: “Hans.”

Hanya dengan satu kata, langsung membiarkan Hans menenangkan diri.

“Presdir?”

Dalam perkataannya sedikit terkejut.

Belum menunggu dia bertanya tentang kondisi William sekarang, William langsung memberi perintah: “Kamu pergi ke rumah, mengambil USB di lemari kedua dalam ruang baca dan membawanya ke Jalan Kelinci, sampai saat itu akan ada orang yang membawamu ke sini.”

Hans mendengar ini, matanya menyipit dan menjawab: “Aku tahu, akan kulaksanakan sekarang.”

Selesai berkata, dia akan menutup telepon, tetapi dipanggil William.

“Tunggu sebentar, kalau Nyonya muda bertanya tentangku, apakah kamu tahu apa yang seharusnya kamu katakan?”

Hans mengerti, Presdirnya ini tidak menginginkan Nyonya muda mengetahui bahwa dia telah terjadi sesuatu.

“Mengerti, aku akan memberitahu Presdir sedang ada pertemuan bisnis.”

William mengangguk, barulah menutup telepon.

Kemudian dia mengangkat kepala terlihat Musa menatapnya dengan tatapan penuh menarik.

Karena perkataan William, membuatnya teringat Jeanne yang membuatnya terkesan.

“Wanita yang cerdas, dan pria yang kuat, tidak heran selalu ada yang mengingat.”

Dia memegang dagunya, mengatakan perkataan yang aneh.

William hanya meliriknya, langsung duduk di sofa memejamkan matanya beristirahat.

Musa melihat situasi ini, juga tidak peduli.

.......

Pada saat yang sama di rumah Sunarya.

Tepat ketika Jeanne sembarang berpikir karena tidak menemukan orang, dia terdengar suara rem dari lantai bawah, di salah paham menyangka William telah kembali, tidak sempat mengenakan sandal, bergegas kebawah dengan kaki telanjang.

“William...... Asisten Hans?”

Perkataannya belum selesai dikatakan, langsung menyadari orang yang kembali adalah Hans, bukanlah William, wajahnya penuh keraguan.

“Sudah begitu malam, mengapa asisten Hans datang ke sini? Dimanakah William?”

Dia berkata, melihat ke belakang Hans.

Hans melihat gerakannya, ekspresi di wajahnya tertegun.

“Presdir masih sedang menemani pelanggan, aku datang untuk mengambilkan data dan mengantarkan ke Presdir.”

Jeanne mendengar ini, kegelisahan dalam hatinya berkurang.

Karena Hans adalah orang yang dipercayai William, dia mengatakan sedang menemani pelanggan tentu saja tidak akan salah.

Kalau mengenai alasan tidak mengangkat telepon, Jeanne tidak perlu bertanya, seharusnya karena tidak nyaman.

“Kalau begitu kamu silakan, aku kembali dulu ke kamar.”

Dia berkata, membalik badan akan pergi, kemudian sepertinya terpikir sesuatu, memberitahu: “Asisten Hans, nanti kalau ketemu William, membiarkannya jangan terlalu banyak meminum alkohol.”

Hans mengangguk, kemudian melihat Jeanne pergi.

Menunggu Jeanne pergi kemudian, dia menggunakan kecepatan tercepat membawa USB menuju ke tempat yang ditentukan Presdir.

Semuanya seperti yang dikatakan Presdirnya.

Tepat ketika dia tiba di jalan Kelinci, tidak tahu dari mana muncul dua pria yang bertubuh besar masuk ke dalam mobilnya.

Belum menunggu dia bereaksi, sebuah tabung hitam yang dingin diletakkan di dahinya.

“setir mobil ke pinggiran Barat!”

Terdengar suara yang ganas di telinganya.

Hans sudah menebak dua orang ini adalah orang yang datang menjemputnya.

Dia tidak mengatakan apapun, megendarai mobil dengan wajahnya yang tegang, pada saat yang sama, menatap pada kaca spion mengamati kedua orang yang di dalam mobil.

Orang yang menahannya menyadari tindakan kecilnya, tak tertahan dia memukul Hans dengan kuat: “Jangan macam-macam!”

Hans dipukul dan dahinya terluka, terasa menyakitkan dan mengerutkan keningnya, lalu dengan patuh mengalihkan pandangannya.

Belasan menit kemudian, dibawah pimpinan pria besar, Hans mengendarai mobil datang ke area bekas pabrik lama di pinggiran barat.

“Turun dari mobil!”

Mobil baru saja berhenti, pria besar langsung berteriak marah pada Hans.

Hans mengambil barang keluar dari mobil dengan jujur.

Dibawah pimpinan pria besar, masuk ke ruangan pabrik lama.

Hanya terlihat di bawah cahaya redup dalam ruangan pabrik, sekumpulan orang berdiri dan duduk di sekitar.

Di pertengahan ada dua sofa, yang diduduki Presdirnya dan Musa yang sudah pernah bertemu sekali.

Musa melihat Hans, mengangkat mata menatap ke arah William yang sedang memejamkan mata beristirahat.

“Orangmu telah datang.”

William mendengar ini, barulah perlahan-lahan membuka matanya, memutar kepala melihat ke arah Hans.

“Mana barangnya?”

Hans melihat situasi ini, segera maju menyerahkan USB kepada William.

William mengambil USB, tanpa melihat langsung melemparkannya ke arah Musa.

“Barang yang kamu inginkan.”

Musa tidak terduga dengan tindakan William, menerimanya dengan agak kaget, dan sudut mulutnya terangkat.

“Tuan William benar-benar baik!”

Dia berkata dengan ironis, William juga mengerti maksud dari perkataanya, sama sekali tidak peduli

“Barang sudah kuberikan padamu, apakah seharusnya membiarkan kami pergi?”

Musa melihat pada USB di tangannya, matanya bersinar dan berkata: “Kalau barangnya benar, tentu akan melepaskanmu.”

Selesai berkata, dia memainkan mata pada bawahannya.

Bawahannya segera membawakan komputer, Musa juga tidak peduli pada William langsung memeriksanya.

William melihatnya dan tidak mengatakan apapun, namun Hans menatap pada orang-orang di sekitar, hatinya agak gelisah.

“Presdir.......”

Dia ingin mengatakan sesuatu, tetapi sebelum berkata, langsung dihentikan oleh pandangan William.

Musa tentu terlihat tindakan mereka, tetapi dia tidak berpikiran untuk melayaninya.

Jarinya tak berhenti mengetik di keyboard, tidak lama kemudian terlihat kebanggaan yang tak tersembunyikan muncul di wajahnya.

“Tuan William, akhirnya kamu mengambil sebuah keputusan yang memuaskan orang.”

Novel Terkait

Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu
Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu