Wanita Pengganti Idaman William - Bab 239 Tidak Memahami Wanita Ini

Mendengar dia lagi-lagi mengancam dengan mempergunakan nama ibu, Jeanne seketika menjadi marah.

“Julian, kamu jangan keterlaluan!”

Jeanne menggertakkan gigi, tapi Julian tidak mempedulikannya, langsung mematikan telepon.

William sampai di depan pintu, kebetulan terdengar marah dari Jeanne, agak kaget.

Karena rumor luar beredar bahwa Julian sangat menyayangi putrinya ini, amat sayang hingga sangat memanjakannya, tapi sekarang Jessy malah begitu lantang menyebut namanya.

Nada suaranya juga terdengar sangat marah, apa yang terjadi?

Dalam waktu sesaat, benak William muncul rasa heran yang tak terbatas, ditambah lagi bahwa dia sudah pernah mencurigai hal ini, sekarang kecurigaannya berlipat, membuat alisnya mengerut.

Apalagi mengingat ketidakbiasaan Jessy beberapa hari ini, rasanya dia pertama kali tidak bisa menebak apa yang dipikirkan wanita ini.

Memikirkan ini, dia melihat ke kamar yang ada di depan dengan tatapan penuh kekacauan.

Di dalam kamar, Jeanne tidak tahu bahwa William sedang berada di luar kamar.

Dia menggenggam ponsel yang diputuskan panggilannya, dadanya naik turun dengan cepat dan tidak stabil, bisa dilihat seberapa marahnya dia.

Namun, dia tidak boleh menghiraukan peringatan dari Julian, tapi memintanya untuk mengajukan syarat ini pada William di saat ini, tampaknya juga tidak mungkin.

Kemudian, dia dengan jengkel bersandar di sandaran kursi, tidak tahu harus bagaimana.

Sedangkan William menunggu di luar beberapa saat, karena tidak terdengar suara apapun lagi dari kamar, dia pun meninggalkan tempat dengan mata berkilauan.

Bagaimanapun, dia masih memiliki masalah yang harus diurus.

Dia mengemudi mobil ke perusahaan, Hans yang melihatnya langsung maju dan melapor.

“Presiden, tuan Nathan sudah menunggu anda di kantor.”

William mengangguk, berjalan dengan langkah lebar ke arah kantor.

Masuk ke dalam kantor, langsung terlihat Nathan sedang duduk di sofa dan membaca majalah.

“Sudah datang.”

Melihat William kemari, Nathan meletakkan majalah di tangannya dan menyapa: “mau periksa sekarang atau nanti?”

Karena dia akan ke luar negeri beberapa hari kemudian dan tidak akan pulang dalam waktu dekat, jadi dia berencana memeriksa kondisi tubuh William sebelum dia pergi.

"Sekarang saja.”

William melepaskan jas, duduk di seberang Nathan.

Nathan mengangguk, mengeluarkan alat-alat dari kotak medis di sampingnya dan memulai pemeriksaan.

Tidak sampai satu jam, hasil pemeriksaan sudah keluar, Nathan yang melihat laporan itu sedikit kaget.

William bertanya: “kenapa?”

Mendengar ini, Nathan menyodorkan laporan pada William.

"Kamu lihat sendiri saja.”

William mengambilnya dengan perasaan heran, terlihat angka-angka di kertas menunjukkan kondisi yang lebih baik daripada sebelumnya.

“Apakah sekarang aku mulai perlahan memasuki proses penyembuhan secara sendirinya?”

Dia dengan terkejut melihat ke Nathan.

Nathan mengerutkan kening: “dilihat dari angka-angka itu, memang begitu, apakah penyakitmu pernah kambuh di akhir-akhir ini?”

William menggelengkan kepala: “selain kambuh di saat aku baru saja kembali dari luar negeri, setelah itu tidak pernah lagi.”

Nathan mengangguk dengan penuh makna, lalu menanyakan dua pertanyaan lagi.

“Kalau begitu, apakah biasanya kamu ada makan obat? Bagaimana dengan suasana hatimu?”

William tidak merahasiakan, menjawab dengan jujur: “biasanya aku hanya makan obat penenang, suasana hatiku lumayan tenang, yang penting, gejala perasaan cemas berkurang di akhir-akhir ini.”

Mendengar kata-katanya, Nathan sangat kaget.

Dia selalu merupakan dokter William, dia sangat jelas dengan kondisinya.

Jika dikatakan bahwa William takut gelap, dia memiliki cara untuk menanganinya, tapi gejala kecemasan, tidak peduli metode apa yang digunakan, dia terus tidak bisa mengobatinya, bahkan diberi obat pun tidak berfungsi.

Namun, sekarang dia malah berkata sudah agak baikan. “Oh Tuhan, apa yang kamu katakan adalah satu-satunya perubahan selama beberapa tahun ini.”

Dia tidak tahan untuk mengeluh, segera bertanya: “apakah kamu pernah berpikir apa yang membuatmu terjadi perubahan seperti ini?”

William mendengar perkataannya, benak dengan otomatis melintas wajah senyum Jeanne.

“Aku rasa, kemungkinan berhubungan dengan Jessy.”

Dia berkata dengan tatapan gelap.

Nathan mengangkat alis: “tampaknya bukan pertama kali aku mendengar kata-kata ini.”

Dia teringat saat baru pulang dalam negeri, ketika bertanya pada kondisi William, William juga berkata demikian.

William tidak berkenan, mendongak dan melihatnya, dengan nada dingin: “aku hanya mengatakan seadanya, kamu selalu jelas dengan kondisiku, selalu tidak ada perubahan, dan dia adalah satu-satunya angka asing.”

Nathan mengangguk, mengingat ketika dia bertemu Jeanne, mengelus-elus dagu dengan iseng.

“William, istrimu ini benar sangat menarik.”

Sambil berbicara, dia seperti teringat sesuatu yang lucu, tersenyum ringan: “Terakhir kali aku melihatnya berperilaku sangat baik, tapi rumor di luar mengatakan dia buruk, kacau, dan lain-lain, apalagi kejadian kali ini, seperti bukan orang yang sama.”

Mendengar ini, William secara tidak sadar mengerutkan alis.

Awalnya hatinya memang sudah terdapat keheranan, saat ini akhirnya ada orang yang berperasaan sama dengannya, membuatnya tidak sabar untuk mendiskusikan hal ini dengan Nathan.

“Kamu juga sudah melihat kejadian kali ini, aku sangat terkejut, situasi apa yang bisa membuat kepribadian seseorang mengalami perubahan yang begitu besar, perilaku baik Jessy juga tidak terlihat seperti sengaja dibuat-buat.”

Kosakata yang dikatakannya menguraikan seluruh perasaannya.

Nathan mendengarnya, mata penuh dengan kekagetan.

“Apakah kamu sudah pernah mengetes? Bagaimana bisa memastikan bahwa dia bukan pura-pura berprilaku baik, dan juga kali ini saat dia memukul orang, apa sikapnya?”

William mendengar kata-kata itu dan mengangguk dengan tenang: “sebelumnya aku sudah mengetes beberapa kali, perilaku baiknya memang ditampilkan dengan asli dan murni, tapi kali ini memukul orang, malah seperti berubah menjadi orang lain, kesombongan yang dialirkan dari sumsum tulangnya juga terlihat nyata, seperti dua orang yang berbeda total.”

Nathan mengangkat alis, mata penuh keterkejutan.

“Kalau sesuai dengan apa yang kamu katakan, situasi istrimu sepertinya mirip dengan bipolar disorder.”

*******(bipolar disorder adalah penyakit dimana seseorang mengalami perubahan kepribadian yang berbeda dalam waktu singkat)********

William tidak tanggap.

Nathan berkata lagi: “bipolar disorder.”

Mendengar ini, William terbengong.

“bipolar disorder?”

Dia mengerutkan kening dan berdesus, merapatkan bibir, berkata: “aku juga pernah memikirkan kemungkinan ini pada awalnya, tapi menurut pemahamanku tentang bipolar disorder, kondisinya tidak seperti ini, baik info yang aku selidiki maupun rumor dari luar tentang dia, semuanya tidak sesuai dengan kondisi bipolar disorder.”

Selesai mendengar perkataannya, Nathan seketika merasa tidak bisa dipercaya.

“Semuanya bukan, benar-benar aneh.”

Dia menjadi tertarik, mengerutkan alis dan mulai menganalisis: “sejak kapan kamu menemukan kondisi ini?”

William mulai mengingat: “seharusnya setelah aku pulang kembali ke dalam negeri, pada awalnya pemahamanku tentang dia hanya berasal dari anggota keluarga dan rumor luar, tetapi setelah aku pulang ke dalam negeri, aku sudah menemukan bahwa dia tidak seperti apa yang dirumorkan.”

Berkata sampai sini, dia berhenti sejenak: “tentu saja aku pernah berpikir kalau dia sengaja menyamar seperti ini, tapi seseorang tidak mungkin akan bisa bertahan menyamar, berakting begitu lama, dan bahkan tidak ada kebocoran apapun yang menunjukkan bahwa dia sedang berpura-pura, hal ini membuatku merasa sangat aneh, dan juga tidak bisa mengerti.”

Nathan mengangguk tanda setuju.

Memang, sebagus apapun seseorang berakting, kepribadian asli memang sulit diubah.

Dia berpikir, benak muncul suatu ide.

“Begini saja, sebelum aku keluar negeri, kamu ajak dia makan bersamaku, nanti aku akan cari kesempatan untuk mengetesnya lagi.”

Mendengar perkataan ini, William langsung setuju tanpa menimbang, karena bagaimanapun kemampuan Nathan memang terbukti.

Novel Terkait

Revenge, I’m Coming!

Revenge, I’m Coming!

Lucy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Spoiled Wife, Bad President

Spoiled Wife, Bad President

Sandra
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
3 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu