Wanita Pengganti Idaman William - Bab 512 Hanya Ibumu Yang Boleh Menganggu Aku

Setelah berita nyonya Thea masuk rumah sakit tersebar, seluruh orang berkuasa di ibukota pun memberikan perhatian yang sangat besar terhadap hal ini.

Awalnya semua orang tidak tahu putra keluarga Sunarya sudah menikah, tetapi sejak Kakek David dan William memperkenalkan Jessy kepada umum di acara ulang tahun ke 80 Kakek David kemarin, semua orang pun sudah mengetahui pernikahan antara keluarga Sunarya dan keluarga Gunarta.

Pada saat yang sama, mereka juga tahu nyonya Thea tidak begitu menyukai menantunya.

Golden Royal, daerah super mewah di Ibukota adalah tempat para orang kaya yang berkuasa, bahkan hanya kaya saja, belum tentu bisa membeli rumah di sini, selain kaya harus berkuasa juga.

Kedudukan keluarga Suntar pun masuk dalam kalangan atas di Golden Royal.

Rumah mewah dengan dekorasi gaya Eropa pun menyebarkan aura mewah yang luar biasa.

Lampu kristal digantung di tengah udara, sebuah pria duduk dengan santai di atas sofa, kedua kakinya diletakkan di atas meja kopi dengan santai dan tangannya sedang menekan layar ponsel dengan sembarang, pria ini adalah Willy Suntar yang baru saja pulang ke rumah.

"Tuan, keluarga Sunarya sana ada berita, katanya sifat nona Jessy itu tiba-tiba berubah dan membuat nyonya Thea marah sampai masuk rumah sakit"

Bawahannya masuk ke dalam rumah dengan panik dan memberi tahu Willy berita ini, setelah mendengar, Willy mengangkat kepalanya dengan kaget.

"Oh, sifat apanya yang berubah?"

Willy sepertinya teringat dengan sesuatu, jarinya terus menyentuh dagunya sendiri.

"Kalau itu... katanya personalitas nona Jessy itu seperti anak orang kaya yang manja"

Bawahan memberi tahu semua berita yang dia ketahui kepada Willy

Willy menyipitkan matanya, jelas nyonya muda keluarga Sunarya ganti orang lagi.

"Kamu pergi beri tahu orang yang mengawasi keluarga Sunarya, suruh mereka tidak perlu awasi lagi"

Willy memberi perintah dengan mata yang memancarkan cahanya, "Terus beri tahu semua orang untuk pergi awasi keluarga Gunarta, termasuk semua pintu keluar masuk, cari seoarang wanita yang bernama Jeanne Gunarta"

Meskipun bawahannya meragu mengapa Tuan mau mencari seorang wanita yang tidak penting, bawahannya memilih untuk tidak banyak bertanya dan langsung menjalankan perintah Tuan.

........

Pada saat yang sama, setelah meninggalkan rumah sakit, William langsung pulang ke rumahnya.

Di dalam rumah, setelah Julian pergi, Jessy tetap duduk di taman bunga menunggu para pembantu selesai menyiapkan barang di rumah baru mereka.

William berjalan masuk ke dalam rumah baru dan da melihat para pembantu sedang sibuk memindahkan barang masuk dan keluar, alisnya mengerut dan dia memanggil pengurus rumah, bertanya, "Apa yang terjadi?"

"Tuan muda anda sudah pulang"

Pengurus rumah menyapa dengan sopan sebelum melihat ke sekeliling dan berkata, "Nyonya muda berkata perabot rumah tangga ini tidak cantik dan meminta kami untuk mengganti semua"

William mengerutkan alisnya, "Nyonya muda dimana?"

"Nyonya muda di taman bunga"

Pengurus rumah baru saja siap berkata, William langsung berjalan ke taman bunga.

Di taman bunga, Jessy menyipitkan matanya kepada William yang sedang berjalan kepada arahnya.

Meskipun dia lumayan mengerti William, tetapi kalau mau berkata secara faktual, ini baru kedua kali dia bertemu dengan Wiliam.

William tentu saja menyadari tatapan Jessy yang sedang melihat dia dari atas sampai bawah, tidak tahu mengapa, dia merasa tatapan Jessy itu seolah-olah sedang melihat orang yang dia jumpa untuk pertama kali.

"Jessy, masalah siang tadi, apakah kamu mau menjelaskan?"

Jessy tahu William sedang berkata tentang masalah dia bertengkar dengan Nyonya Thea, Jessy mengangkat alisnya dengan tidak sabar: "Kenapa? Kamu juga datang menyalahkan aku?"

Mendengar nada suara Jessy yang membawa duri, alis William semakin mengerut, tatapannya memancarkan perasaan tidak senang, "Mama masuk rumah sakit karena kamu, apakah aku masih tidak perlu bertanya kepadamu?"

"Apa maksudmu masuk rumah sakit karena aku, dia sendiri yang merasa bersalah dan menggunakan masuk rumah sakit untuk melarikan diri dari tanggung jawab"

Jessy melihat William dengan tatapan tajam, dia sangat tidak setuju dengan kata-kata William, "Kalau kamu mencari aku karena masalah ibumu, aku beri tahu kamu, aku tidak salah"

Wajah William pun tenggelam, pada saat yang sama dia juga mulai ragu karena merasa ada yang aneh.

Tidak tahu mengapa, dia merasa aura Jessy hari ini sangat kuat dan gelap, sangat berbeda dengan Jessy yang biasanya lembut dan pengertian.

Berpikir sampai sini, William tiba-tiba merasa sedikit terkejut.

Orangnya masih sama, tetapi mengapa bisa berbeda jauh sampai begitu.

William memaksa dirinya untuk menekan perasaan panik dan tidak senang di dalam hatinya, dia bertanya lagi : "Apa yang terjadi? Mengapa kamu tiba-tiba mau mengganti perabotan rumah?"

"Tidak apa-apa, aku hanya tiba-tiba tidak menyukai barang-barang itu"

Jessy menggerakkan bahunya dan berkata dengan santai.

Wajah William langsung menjadi sangat dingin, "Kalau begitu, mama ada buat salah apa denganmu?"

Mendengar William kembali membahas topik itu setelah berputar satu keliling, ketidaksabaran di mata Jessy pun langsung bertambah, "Kamu kenapa sih? Aku kan sudah bilang tadi dia sendiri yang membuat dirinya menjadi begitu? Aku ganti perabot rumah tangga ada hubungan apa dengan dia, dia sendiri yang mau mencari masalah denganku, dia mengira aku masih lemah seperti dulu bisa membiarkan dia sembarang........"

"Jessy!"

William tiba-tiba memotong kata-kata Jessy, wajahnya mengelap dan dipenuhi oleh kemarahan.

Jessy hanya berhenti beberapa saat sebelum kembali ke ekspresi semula, "Buat apa kamu teriak begitu kuat? Apakah kamu merasa kata-kataku salah? Kalau tidak kita membahas masalah bodoh yang ibumu lakukan kepadaku di depan kakek?"

Berkata sampai sini, Jessy menyipitkan matanya kepada William dengan bahaya, "Aku tidak percaya kamu tidak jelas dengan apa yang ibumu lakukan, kenapa, hanya ibumu yang boleh menganggu aku, menaruh obat di sup yang aku minum, aku tidak boleh membantah?"

".................."

William jelas kaget, "Kamu sudah tahu semuanya?"

"Benar, aku sudah tahu semuanya"

Jessy tertawa dengan dingin, "Kalau bukan karena aku tahu, sampai sekarang aku masih menerima cacian dari wanita tua itu. Hah, katanya aku membuat dia marah sampai masuk rumah sakit, kalau menurut aku, jelas dia itu takut aku mengadu ke kakek, kalau kamu tidak mau memberikan aku penjelasan tentang masalah ini, boleh, kita membahas ini bersama kakek, lihat kakek akan menyalahkan siapa!"

William menatap Jessy dengan tatapan berat, dia tidak bisa mengatakan kata-kata membantah, karena masalah ini memang salah ibunya.

"Aku sudah tahu, masalah ini aku akan urus, dalam waktu dekat kamu jangan muncul di depan ibu dulu"

William memijat dahinya, "Kamu juga jangan pergi ganggu kakek, aku tidak mengatakan masalah ini karena aku tidak ingin memperbesar masalah"

Jessy tahu William selalu berharap keluarga mereka bisa damai, sehingga dia menyipitkan matanya dengan serakah : "Kalau mau aku tidak memberi tahu kakek juga boleh, suruh ibumu jangan menganggu lagi, kalau tidak aku tidak bisa berjanji aku bisa sabar dan tahan"

Melihat sikap Jessy yang sama sekali tidak mau mundur, alis William mengerut dengan erat, "Aku akan memberi tahu ibu"

Kemudian mereka pun tidak berbicara lagi.

Jessy mengambil jus jeruk yang berada di atas meja dan mulai minum.

William menyipitkan matanya dan melihat ke Jessy, tidak tahu apakah dia yang salah, dia merasa Jessy hari ini sepertinya terlihat agak gemuk, rasa asing di dalam hatinya pun terasa semakin kuat.

William tidak berkata apa pun, dia menatap Jessy dengan dalam sebelum meninggalkan tempat.

Setelah William keluar dari rumahnya, kebetulan Hans juga sedang bergegas ke sana.

"Presdir, sudah ada hasil, nyonya muda bertengkar dengan nyonya Thea karena masalah mengganti perabot rumah tangga............."

Novel Terkait

Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
5 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu