Wanita Pengganti Idaman William - Bab 359 Tidak Mungkin Bisa Pergi Dengan Tenang

Ayah William sama sekali tidak merasa berlebihan saat mendengar perkataan istrinya.

Ada beberapa masalah yang meskipun dia tidak bisa mengungkapkan, namun hatinya sangat memahami.

Dalam beberapa waktu ini, kantor cabang sering terjadi masalah, banyak pemegang saham yang memberikan komplain , namun melihat kerugian yang tidak begitu besar dan ditambah dengan perbaikan yang tepat waktu, sehingga tidak ada yang mempermasalahkannya.

Jika hal seperti ini dapat dihindari, sulit untuk menjamin pemegang saham perusahaan yang tidak komplain, bahkan menimbulkan pemikiran yang lain.

“Aku mengerti permasalahan semacam ini, aku bisa memikirkan cara untuk memindahkan William."

Setelah menimbang-nimbang, ayah William sudah ada keputusan.

Nyonya Thea juga menyetujui keputusan ini.

“Baiklah, kamu pindahkan William, aku mencari kesempatan untuk menyingkirkan wanita itu, yang menjadi halangan di keluarga kita.”

Pastinya William dan Jeanne tidak mengetahui permasalahan ini.

------------------------------------------

Setelah keduanya mengantarkan Nyonya Thea dan kembali bercanda, Jeanne yang sedikit kelelahan dan kemudian berbaring istirahat diranjang.

William dengan lembut menyelimutinya, dan kemudian pergi diam-diam.

Keluar dari kamar pasien, dia mengambil handphone dan menghubungi Hans.

“bagaimana situasi di gunung?”

Karena beberapa hari terakhir tidak terdengar kabar, dia sendiri yang harus menghubunginya dan bertanya.

“orang-orang kita dengan pihak sana masih belum sampai pada kabar yang lebih spesifik, namun bisa dipastikan beberapa orang tersebut pernah mendapat pelatihan khusus untuk bisa bersembunyi di hutan.”

Dengan sopan Hans melapor, dan menyampaikan dugannya terhadap beberapa orang itu.

Dengan tegas William memerintahkan : “Kalian lanjutkan pencarian, selidiki dengan cermat setiap jalanan gunung itu.”

Kali ini dia dengan sungguh-sungguh ingin menangkap orang-orang tersebut, memberi pelajaran pada anak buah Musa.

Hans mengerti, setelah menerima perintah kemudian menutup telepon.

Pada waktu yang bersamaan, di kediaman Sunarya.

Setelah Ayah William dan Nyonya Thea selesai berunding, dan kembali ke perusahaan.

Dia duduk termenung di kantornya memikirkan cara untuk memindahkan William.

Dengan cepat dia menemukan gagasan, bahkan gagasan yang bisa mengenai dua target sekaligus.

Setelah melihatnya, kemudian memanggil asisten untuk mengaturnya, kemudian keduanya pergi ke perusahaan Munica Group.

Ayah Sierra mengetahui ayah William datang merasa sedikit terkejut.

“Hari ini kakak datang kemari, mengapa tidak memberi kabar sebelumnya, aku bisa memerintahkan orang untuk menjemput kalian.”

Deric tersenyum sopan dan mengungkapkan tujuan kedatangannya hari ini : “Tidak perlu begitu repot, kali ini bukan urusan pribadi, aku punya rencana yang bagus, rencana untuk bekerjasama dengan Munica Group, bagaimana menurut pendapatmu?”

Pembicaraan selesai, kemudian asisten memberikan berkas yang telah disiapkan.

Ayah Sierra, tercengang dan merespon.

Dia tersenyum setelah menerima dan melihat berkas.

Keduanya berunding didalam kantor kurang lebih selama satu jam, sambil menunggu Deric keluar ruangan, kerjasama kedua perusahaan sudah dipastikan.

“Kerjasama ini nantinya aku serahkan kepada William untuk bertanggungjawab, jika nanti ada masalah yang berhubungan dengan perusahaan, kamu langsung menghubungi William.”

Sebelum dia pergi, Deric memberi kata-kata yang penuh makna kepada Ayah Sierra.

Namun Ayah Sierra sama sekali tidak mendengarnya, terlebih, karena pemikirannya terhadap putrinya.

“baiklah.”

Dia sambil tersenyum meganggukkan kepala.

Setelah Deric pergi, wajahnya baru menunjukkan senyuman, sambil mendongak dan memerintahkan : “Pergi dan panggil manajer kemari, aku ada beberapa hal yang akan aku sampaikan kepadanya.”

Sierra yang menerima telepon dari asisten ayahnya, dengan segera ia kembali ke perusahaan.

“Pa, ada masalah apa mencariku?”

Dia mendorong pintu kantor ketua dewan direksi dan bertanya.

Ayah Sierra melihat dan memanggilnya : “Kemari dan lihatlah proyek ini.”

Sierra tidak mencurigainya, dia pergi dan melihatnya, dia ragu dan terkejut ketika melihat kerjasama dengan keluarga Sunarya.

Terlebih dia sangat bahagia, karena proyek ini bisa membuat dia mempunyai banyak kesempatan untuk mendekati William.

Awalnya dia memikirkan bagaimana bisa dekat dengan William, tanpa diduga kesempatan datang begitu cepat.

“Papa, aku lihat investasi proyek ini tidak kecil, beresiko besar jika diberikan kepada orang lain, lebih baik aku saja yang bertanggung jawab.”

Ayah Sierra melihat kebahagiaan yang terpancar dari matanya, namun tidak mengetahui ada rencana apa, tersenyum dan berkata : “Awalnya memanggilmu datang kemari, ayah sudah berencana untuk menyuruh kamu yang bertanggung jawab, berhubung kamu sudah bersedia, kalau begitu proyek ini ayah serahkan padamu, namun harus perhatikan dengan baik.”

Dengan nada senang, Sierra meyakinkan : “Papa, percayalah, proyek ini akan aku urus dengan baik.”

Pada saat yang bersamaan, keluarga Sunarya memainkan drama yang sama.

Deric kembali ke perusahaan dan menghubungi William.

“William, ini ada proyek yang mengharuskan kerjasama antara perusahaan kita dengan perusahaan Munica Group, aku sudah merundingkannya dengan mereka, selanjutnya seluruh kekuasaan kuserahkan padamu untuk bertanggung jawab, sedikit bersemangatlah, karena pimpinan dewan direksi proyek ini sangat disegani, jangan sampai terjadi masalah.”

William mengangguk : “aku tahu, aku bisa dengan teliti mengurus nantinya.”

Keduanya berbicara masalah pekerjaan dan kemudian menutup telepon.

Jeanne memperhatikan William selama menemaninya seharian dan menerima banyak panggilan telepon, hatinya sedikit sedih.

“William, jika ada permasalahan di perusahaan, kamu lanjutkan kesibukanmu dulu saja.”

Dia tidak ingin William terlalu lelah, meskipun dia juga tidak rela, namun dia masih mementingkan prioritas.

Ketika William mendengar ucapan yang jujur itu, berbicara sambil tersenyum : “ingin aku pergi?”

Jeanne menatapnya, bibirnya terbuka dan tidak tahu bagaimana menjawabnya.

Didalam hatinya, dia tidak ingin William pergi.

Namun kenyataannya tidak seperti yang dia inginkan……

William melihat Jeanne yang terdiam, tidak tahu apa yang sedang ia pikirkan.

Dia meletakkan handphonenya ditempat tidur, mengusap rambut Jeanne dan berkata : “Jangan berpikiran macam-macam, aku tidak akan pergi dengan tenang jika kamu belum sembuh.”

Ketika Jeanne mendengar ini, hatinya merasakan kehangatan.

Dia menatap William terharu, namun hatinya masih sedikit ada rasa khawatir.

“Tapi….”

“Tidak ada tapi.”

Pembicarannya belum selesai sudah dipotong oleh William, “Lagi pula aku merasa jika tidak menemanimu, kamu akan sedih, jadi lebih baik aku menemanimu, setidaknya tidak membuatku khawatir.”

Ini tidak terdengar seperti kata-kata romantis, meskipun hatinya sedikit canggung, tapi ia merasa ini sangat romantis.

Dengan demikian, William perlu tinggal dirumah sakit menemani Jeanne.

Dua hari berikutnya, sangat tenang, dia membiarkan Jeanne untuk menenangkan diri.

Pada saat ini, Hans dan yang lainnya sedang melakukan pencarian di gunung, akhirnya menemukan beberapa jejak tentang Tiansa.

“Presdir, kami disini sudah melacak beberapa jejak, namun pihak yang sana sangat licik, setiap kami melacak, dia pasti tidak terlihat.”

William mendengar perkataan ini sama sekali tidak marah.

Setelah Hans memberikan laporan, dia sudah menduga bahwa sebagian orang-orang ini mungkin adalah prajurit bayaran yang sudah terlatih dengan professional, orang-orang ini mempunyai kemampuan tempur yang sangat kuat, jika ingin menangkap mereka di alam liar, mereka bisa membuat jalan pintas.

Dia berpikir dan menyipitkan matanya, kemudian berpikir.

“Hans, beritahukan, malam ini perintahkan pengawal bubar, termasuk polisi.”

Hans ragu, “Presdir, apakah kita sudah tidak perlu menangkap mereka?”

William berbicara sambil mengangkat bibirnya, “mereka pastinya harus ditangkap, namun biarkan mereka masuk ke jebakan dengan sendirinya, setelah kalian bubar, segera turun dari gunung sekitar 1 km dan jebak mereka.

Novel Terkait

The Sixth Sense

The Sixth Sense

Alexander
Adventure
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Dewa Perang Greget

Dewa Perang Greget

Budi Ma
Pertikaian
4 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu