Wanita Pengganti Idaman William - Bab 115 Dari Awal Sudah Curiga

Bab 115 Dari Awal Sudah Curiga

Mendengar kata-kata Deric itu, wajah Thea jadi terlihat murung. Melihatnya, Deric juga tahu kalau Thea tidak teryakinkan, tapi karena pembicaraan mereka juga sudah sampai sini, Deric tidak bisa menahan diri untuk menceramahi sepatah dua patah kata. 


“mau bagaimanapun, semua ini adalah masalah antara William dan Jessy, kamu tidak seharusnya pergi ikut campur tangan.” 


Mendengar kata-kata tersebut, semakin didengar nyonya Thea semakin merasa tidak srek. 


“kenapa, di matamu kalau aku mengurusi masalah semacam ini, semuanya jadi salah aku?” Thea bertanya balik dengan tidak puas, selesai bicara, ia juga tidak memberi kesempatan pada Deric untuk bicara, ia lanjut berkata: “lagipula, saat itu aku juga marah, kalau kamu jadi aku memangnya kamu tidak marah, atau kamu mau bilang, kamu suka kalau wanita itu jadi menantu kamu?” 

Deric mengernyitkan alisnya dan berkata: “ya anggap saja aku tidak suka, kamu mau mengganti istri William, tapi William maunya apa sudah selama ini belum terlihat jelas, ditambah lagi dengan sifatnya William itu, apa kamu rasa ia akan setuju?” 


Mendengar itu, nyonya Thea tiba-tiba jadi diam membisu. Mana mungkin Thea tidak jelas, tidak paham? Justru karena sudah tahu, makanya Thea jadi tidak bisa bicara apa-apa. 


Berpikir seperti itu, Thea lantas jadi kepikiran soal ide yang diajukan nyonya Lexi padanya. Membuat Jessy melakukan kesalahan......kesalahan yang tidak bisa dimaafkan itu memang satu-satunya jalan keluar. Thea berpikir keras, matanya juga serasa tenggelam larut dalam pikirannya. 


...... 


Di Jeanne sana ia masih belum tahu kalau aksi jahat untuk mengurusnya sedang direncanakan. 


Hari berlalu, sampai lagi ke hari dimana Jeanne janji bertemu dengan Julian. Sesungguhnya ya Jeanne tidak ingin pergi. Tapi situasi laporan berkala itu, urusan yang sebelumnya sudah mereka diskusikan dan sepakati, juga urusan yang harus ia kerjakan. 


Jadi Jeanne dengan sangat berhati-hati berangkat dari kediaman William, sampai ke kafe yang mereka janjian. Pada saat itu Julian sudah duduk di dalam ruang VIP. 


Melihat Jeanne yang datangnya terlambat, wajah Julian penuh dengan ketidakpuasan. 


“kamu terlambat.” kata Julian 


Mendengar hal itu, Jeanne dalam hati tidak bisa menahan untuk tertawa dingin. 


Sesuai dugaannya, di mata papanya itu, sejak awal Jeanne memang bukan seorang putri untuk Julian, melainkan sebuah alat, seorang bawahan baginya. 

“kamu harusnya tahu, aku tinggal di kediaman William itu tidak sesantai yang kamu bayangkan itu.” Jeanne menjawab dengan dingin, malah Julian jadi tak mampu mencari kesalahannya. 


“coba beritahu belakangan ini situasi kamu bagaimana!” Julian menghembuskan nafas dingin sekali, seperti malas-malasan kemudian langsung bicarakan topik utama ke Jeanne. 


Jeanne juga berharap bisa lebih cepat selesai pertemuannya dengan Julian ini, tanpa menunda ia memberitahu laporannya. 


“belakangan ini juga tidak terjadi hal besar apapun......sekarang aku sudah stabil kerja di perusahaan.” 


Jeanne memilih masalah-masalah yang terjadi dan menceritakannya dengan simpel sekali, Julian hanya mendengar apa yang ia ingin dengar. Karena Julian hanya peduli apakah identitas Jeanne terekspos atau tidak. Melihatnya sekarang, memang penuh dengan banyak kesalahan. 


“bukannya aku sudah menyuruhmu untuk tidak menunjukkan keahlianmu di perusahaan? Siapa yang suruh kamu jadi luar biasa di perusahaan, dan juga, Alexa dan Marina yang menargetkan kamu, memangnya kamu tidak marah? Sudah berapa kali aku bilang pada kamu, bagaimana sifat dan tempramen Jessy itu?” Julian mengernyitkan alisnya kuat-kuat sambil membicarakan hasil kerja Jeanne beberapa waktu ini, ia tidak puas.



Jeanne meraba bibirnya sambil mendengar, tidak bisa menahan diri dan membela dirinya sendiri. 


“masalah desain itu kalau sebelumnya kamu tidak memaksa mau saham dari keluarga William, aku juga tidak akan sampai terjebak di dalamnya, sekarang kalau mau melepaskan diri dari itu, malah akan semakin mudah membuat orang curiga, ditambah lagi Alexa dan orang-orang di kediaman William itu, sebenarnya memang keluarga suami Jessy di kemudian harinya, kalau aku bertindak sesuai sifat dan tempramen Jessy, tidak perlu menunggu sampai Jessy kembali, orang-orang di kediaman William itu sudah akan mengusir aku.” tidak bisa dipungkiri kalau setiap kata yang diucapkan Jeanne semuanya itu masuk akal. 


Mau Julian tidak puas mendengarnya juga tidak punya cara untuk membalas. Julian mengernyitkan alisnya kencang-kencang dan mengingatkan: “aku tidak meminta kamu untuk 100 persen jadi seperti Jessy, tapi tentu tidak bisa terlalu berbeda kalau tidak akan sangat mudah untuk memicu kecurigaan orang lain.” 


“kok bisa gitu? Sudah selama ini bukannya tidak ada orang yang mencurigai?” 


Jeanne sama sekali tidak mempedulikan kata-kata Julian, lagian kan memang sudah selama ini, memang benar ada orang yang mencurigai, dari awal juga sudah mencaritahu tentangnya. Tentu saja pemikiran Jeanne ini, bisa terlihat oleh Julian. 


Julian tertawa dingin dan menjawab: “kenapa tidak mungkin, beberapa hari yang lalu, aku sudah menyadari kalau ada orang yang mencaritahu soal Jessy。” 


Mendengar kata-kata Julian itu, Jeanne sepenuhnya terdiam. 


“siapa yang sedang mencaritahu?” Jeanne bertanya dengan sangat kaget, di otaknya sepintas muncul wajahnya William. 


“jangan bilang itu William?” Jeanne membuka mulutnya dan bicara lagi, memang kan sudah beberapa kali Jeanne hampir ketahuan di hadapan pria itu. 


Julian menggeleng dan berkata: “seharusnya bukan sih.” 


Kemudian Julian berpikir lagi, merespon dengan berkata: “kemungkinan itu orang lain yang tinggal di kediaman William, tentu saja William bukan pengecualian, lagipula orang ini tidak bisa menoleransi anggapan hina, pikirannya tenang stabil dan sudah berpengalaman, anggap saja dia memang curiga, juga tidak akan terlihat, jadi kamu hanya perlu berjaga-jaga saja, orang lain yang ada di kediaman William juga harus kamu perhatikan!” 


Mendengar ocehan Julian itu Jeanne juga merasa ada benarnya juga, ia mengangguk dan berkata: “aku paham.” 


Segera setelahnya Julian mengingatkan lagi beberapa kata, mereka berdua kemudian masuk dalam kesunyian yang mendalam. 


Melihatnya, Jeanne insiatif membahas soal mau pulang: “karena tidak ada yang dibicarakan lagi, aku pulang dulu ya.” 


Selesai berbicara, Jeanne mengambil pose seperti mau pergi, tapi malah dipanggil dan ditahan Julian. “tunggu sebentar.” 


“ada masalah apa lagi?” 


Jeanne berbalik badan dan mengernyitkan alisnya, matanya jelas menunjukkan kalau ia tidak tahan lagi. 


Jeanne benar-benar tidak ingin diam bersama Julian, hanya membuat Jeanne merasa sangat tertekan bersamanya. 


“aku dengar-dengar belakangan ini kamu sering terluka sampai dirawat di rumah sakit, kenapa bisa begitu?” Julian seperti tidak melihat ekspresi wajah Jeanne, langsung saja bertanya. 


Malahan Jeanne mendengar kata-katanya Julian yang penuh perhatian itu, terdiam lagi. Apa sih maksud dari pria ini? Jangan bilang ia menyadari dengan niat baik, tahu dan memperhatikan Jeanne? Jeanne berpikir, namun ia juga merasa tidak mungkin. 

Lagian kalau memang perhatian pada Jeanne, mana mungkin saat ia dirawat di rumah sakit sekalipun Julian tidak datang menjenguk. Jeanne berpikir, ombak yang muncul dalam hatinya juga perlahan-lahan menenang dan hilang. 


“bukan apa-apa kok, mungkin karena terlalu sibuk saja, imunitas tubuh jadi menurun, karena itu seringkali jatuh sakit.” Jeanne menjawab dengan tidak dingin dan tidak datar juga. 


Mendengarnya Julian jadi mengernyitkan alisnya dan berkata “aku tidak peduli karena apa kamu begitu, intinya ada satu poin yang harus kamu ingat baik-baik, sekarang kamu sepenuhnya adalah Jessy, jangan mengambil kesempatan mendekati William karena William sekarang menganggap kamu Jessy, semua hal ini bukan sesuatu yang harus kamu pikirkan, sebaiknya kamu mengurungkan rencana-rencanamu itu!” 


Mendengar itu, mata Jeanne penuh dengan cemoohan. Sesuai dugaan, Jeanne tahu pria ini tidak mungkin sebaik itu dan memperhatikan Jeanne. 


“kamu tenang saja, aku ingat semuanya dengan sangat amat jelas, tidak perlu kamu ingatkan berkali-kali lagi!” Jeanne menggertakkan gigi saat menjawabnya selesai bicara, ia juga tidak mempedulikan apakah Julian masih ada sesuatu yang mau dibicarakan, Jeanne mengambil tasnya berbalik badan dan langsung pergi. 


Melihat tampak belakang Jeanne yang beranjak pergi, mata Julian sekilas seperti memancarkan sinar yang jelas tidak senang dan sedikit merasa tidak aman. Satu itu karena Jeanne yang semakin lama semakin tidak bisa dikontrol dan diajari, satunya lagi juga karena masalah di dalam kediaman William. 


Mendengar Jeanne yang berubah dalam sekejap, William dan wanita ini ternyata berhubungan dengan baik, tidak tahu juga nanti pada saatnya Jessy kembali, bisa membuat William menyadari sesuatu atau tidak. 


Lagipula kan memang kalau pasangan hidup itu, ada perubahan apapun, pasti dapat jadi yang pertama menyadarinya. Seemakin dipikir ia semakin merasa tidak aman. Tidak bisa, ia harus membuat rencana sampingan lainnya. Dalam hati Julian sudah menetapkan hati, segera setelahnya ia juga pergi meninggalkan kafe tersebut. 


Jeanne sama sekali tidak tahu kalau setelah ia pergi, Julian sendirian berpikir soal banyak masalah. Sepanjang jalan pulang ke kediaman William amarah Jeanne meledak-ledak, kemudian setelahnya suasana hati Jeanne sudah lumayan kembali normal. 


Sebenarnya juga tidak ada yang perlu Jeanne emosikan, sikap perlakuan Julian yang membedakannya dengan Jessy, Jeanne tahunya juga bukan sehari dua hari doang kan. Berpikir seperti itu, akhirnya hati Jeanne bisa menerima, tapi saat melihat kediaman William yang begitu besar dan megah, tanpa diketahui sebabnya ia jadi merasa lelah.


Novel Terkait

Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu