Wanita Pengganti Idaman William - Bab 450 Harus Menerima Ancaman

Kemarahan Jeanne sudah tak terbendung. Sambil menggigit bibir ia berkata : "Selain menjadikan mamaku sebagai ancaman, apakah kalian tidak ada yang lain lagi?"

Jessy dengan senyum dingin menjawab : "Ancaman yang lain, apakah berguna?"

Jeanne terdiam. Benar, sesungguhnya tidak ada ancaman yang lebih mengena selain menjadikan mamanya sebagai ancaman.

Tanpa menunggu respon dari Jeanne, Jessy melanjutkan : "Ingat, aku hanya memberimu waktu 1 hari untuk meyakinkan William!"

Jeanne menggenggam erat hp nya, "AKu tidak akan melakukan hal ini."

Dia menolak langsung, Jessy tidak marah.

"Sepertinya bagimu, mama kamu itu tidak begitu penting." Jessy berkata dengan senyumnya yang sinis, untuk memberikan firasat yang tidak enak kepada Jeanne. Benar saja, detik berikutnya ia berkata, : Jika begitu, sekarang juga aku akan menyuruh orang membuang mamamu!"

Jeanne : "Kamu berani?"

"Menurutmu, apa yang tidak berani aku lakukan?"

Jessy mendengus.

Jeanne terdiam, dia benar, apa yang tidak berani dia lakukan?

Jeanne melemaskan bibirnya, terakhir ia memutuskan untuk menyerah.

"membantumu untuk meyakinkan WIlliam itu tidak mungkin, tetapi aku bisa membantu kamu untuk mengatur pertemuan kalian, biarlah Julian yang akan berbincang dengannya."

Jessy tidak puas dengan keputusan begini. Belum sempat dia menganggapi, Jeanne langsung melanjutkan kata-katanya.

"Jika kamu tidak setuju, kamu juga tidak perlu menjadikan mamaku sebagai ancaman, paling kita semua sama-sama hancur, lihat saja nantinya, aku yang rugi atau keluarga kalian!"

Jessy sangat marah, demi rencana besarnya, mau tidak mau ia harus menerima ancaman demikian.

"Ingat kata-katamu, aku ingin segera berjumpa dengan orangnya!"

Selesai berbicara, ia mengakhir pembicaraannya ditelepon.

Julian melihat wajahnya yang pucat, lalu bertanya : "Bagaimana, apakah dia menyetujuinya?"

Jessy menganggukkan kepalanya, "setelah masalah ini selesai, Jeanne harus diberi pelajaran. Beraninya dia mengancam aku!"

Melihat keadaan begini, Julian juga turut berwajah muram.

"Apa yang dia katakan?"

Jessy menceritakan pembicaraannya mereka di telepon tadi, Julian yang mendengar ini, ekspresi mukanya berubah menjadi lebih muram.

"Saat ini kamu belum boleh menunjukkan wajah, setelah masalah ini selesai, serahkan saja ke aku, dia semakin keras kepala, sepertinya dia lupa siapa yang menjadi pemimpin utama dalam permainan ini."

Jeanne tidak mengetahui hal ini, setelah mengakhiri pembicaraan di telelpon, dia mulai berpikir bagaimana membujuk William untuk bertemu dengan Julian.

Sebelumnya William pernah mengatakan padanya bahwa kerja sama perusahaan ini sementara tidak dipertimbangkan dulu.

Karena ini juga, saat makan malam ia terlihat murung. William pun menyadari keadaan ini. Namun ia tidak spontan bertanya, setelah makan malam ia membawa Jeanne berjalan-jalan di taman bunga, barulah ia bertanya : "Ada masalah apa? Sepanjang malam aku melihat kamu murung saja."

Mendengar itu, Jeanne menatap pria di sampingnya itu namun pandangannya tidak terlalu jauh sampai masuk ke matanya.

"Memang ada masalah dan aku tidak tahu bagaimana harus menyelesaikannya."

"Masalah apa?"

Jeanne tidak menyembunyikan persoalan permintaan Jessy, akhirnya ia sampaikan.

"Ayahku mengatakan ia telah berkomunikasi dengan penanggungjawab dari perusahaan Yansen, berharap kamu bisa bergabung di sini dan menyuruh aku untuk memintamu bertemu dengan penanggungjawabnya.”

Setelah mendenagrkan ini, William mengerutkan dahinya, di dalam hatinya bergemuruh perasaan curiga.

Ternyata Julian telah bekerja sama dengan Perusahaan Yansen, ini di luar dugaannya. Ini merupakan permintaannya yang kedua kali, dalam hati ia merasa penasaran, Julian juga melibatkan dirinya dalam proyek perusahaan Yansen.

"Hanya karena masalah kecil ini, membuat wajahmu muram hingga sekarang?"

Dalam hati ia jelas, dan melihat tingkah Jeanne yang serba hati-hati, ia jadi ingin mempermainkannya.

"Masalah kecil? Aku ini sedang mengkhawatirkanmu, jika ada jebakan bagaimana?"

Jeanne menjadi tersipu, spontan ia mengeluarkan kata hatinya yang sebenarnya, membuat mata William berbinar.

Kata-kata ini, bermakna seperti Jeanne sedang waspada dengan si tua Julian. Bukankah hubungan ayah dan anaknya itu begitu baik?

Di saat ia sedang berpikir macam-macam ini, ia tidak mengekpresikan di wajah, malahan bertanya : "Jebakan?"

Hati Jeanne sedikit tersentak. Dia menyadari bahwa ia telah mengatakan sesuatu yang salah.

"Maksud aku, perusahaan yang begitu besar memaksa untuk bekerja sama denganmu, aku merasa tidak bisa diandalkan, dan aku takut ayahku akan ditipu orang."

Dalam saat tegang begini, tiba-tiba ia bisa menjelaskan dengan baik, William melihatnya tertawa tanpa mengucapkan apapun.

"Mengapa melihatku begini? Apa yang aku katakan itu benar."

Jeanne kelihatan sedikit tidak nyaman, namun tetap memaksa bertahan.

Melihat dirinya yang seperti sudak mau meledak, William akhirnya tidak meledek dia lagi, menggandeng tangannya untuk kembali ke rumah: "em, aku tau semua ini demi kebaikan kita."

Jeanne yang mendengar perkataan ini, sedikit merasa aneh, dan dengan respon yang lambat beberapa saat baru ia paham.

"Berarti kamu setuju untuk pertemuan ini?"

William menjawab : "Orangnya sudah meminta dua kali, tidak logis kalau kita tidak coba melihatnya."

Setelah berkata demikian, William melihat Jeanne : "Kamu pergi.....sudahlah, aku saja yang bertanya."

Sebenarnya William ingin meminta Jeanne untuk bertanya tentang waktu pertemuan, namun teringat tua bangka Julian ini banyak masalah, ia tidak menyukai kalau Jeanne terlalu banyak berhubungan dengan Julian.

Jeanne juga memahami ini, dan ia tidak menentang.

Dan juga ia tidak mau berurusan dengan keluarga Gunarta.

...

Keesokan harinya, William menemani Jeanne sarapan pagi, setelah itu ia menuju ke perusahaan.

Setiba di perusahaan, ia berpikir akan mengabaikan dulu Julian satu hari baru menghubunginya. namun ia khawatir jika terlambat memberi kabar, Julian akan mempersulit Jeanne, akhirnya dia menyerah. setelah selesai melihat agenda kegiatannya, akhirnya ia meminta Hans untuk menghubunginya.

tentu ia tidak menunjukkan diri, semuanya dia meminta Hans yang mengurusnya. untuk hal ini, Julian sangat tidak puas.

"William ini benar-benar tidak memandang senior di matanya, walau bagaimanapun aku adalah ayah mertuanya, membuat janji dengan akupun menyuruh asisten pribadinya, dia menganggap aku sebagai apa?"

Julian datang ke tempat Jessy, seharusnya ia ingin mengatakan masalah pertemuan, akhirnya ia tidak tahan untuk protes.

Jessy merasa ayahnya diremehkan, wajahnya berubah menjadi tidak senang.

"Sudah kuduga Jeanne ini tidak berguna, seorang pria saja tidak mampu ia goda!"

Dia menganggap semua ini adalah kesalahan Jeanne, dan ia menenangkan ayahnya : "Yah, tidak usah marah lagi, jika nanti urusannya selesai, aku akan membuat William berlutut melayanimu, sementara kita bersabar dulu."

Mendengar rencana anaknya ini, ia tidak lagi marah, mereka membahas secara detail pertemuan mereka serta syarat tentang kerja sama.

Tiba di hari pertemuan, Julian membawa penanggungjawab perusahaan Yansen ke tempat yang telah dijanjikan.

Di waktu yang bersamaan, William juga tiba dengan membawa Hans.

"Presdir, ini adalah kabar yang aku cari di internet selama dua hari"

Hans sambil berjalan sambil menyerahkan dokumen ke William sambil menjelaskannya.

"Penanggungjawab ini hanya yang formalitas, yang bertanggung jawab penuh dengan segala permasalahan dalam perusahaan Yansen ini masih tidak ada kabarnya, tetapi orang ini masih punya hak berbicara di dalam perusahaannya."

William mendengar dengan wajah yang tanpa ekspresi, membuat orang tidak bisa melihat apa yang ada dalam pikirannya.

Novel Terkait

Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
3 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
3 tahun yang lalu