Wanita Pengganti Idaman William - Bab 114 Jeanne Tidak Sepadan Dengan William

Bab 114 Jeanne Tidak Sepadan Dengan William


Dua hari setelahnya, ternyata malah aman tentram tanpa ada masalah. Setelah Jeanne istirahat mengembalikan kondisi vitalnya, ia kembali lagi bekerja.


Promosi Sierra sebagai juru bicara bahkan sudah selesai dibuat semua. Beberapa hari ini promosinya sangat trending. Efeknya sangat bagus, bahkan sampai melebihi perkiraan awal perusahaan.


Karena perusahaan ini mau berjalan di bidang high-end fashion, kelompok klien target pemasaran perusahaan itu semuanya wanita terkenal dan artis-artis yang kaya raya, ditambah lagi dengan promosi dari sierra, bisa dibilang di saat pertama muncul mempromosikan ke dunia luar, telepon preorder perusahaan sudah membludak.


Namun belum cukup sampai situ sana, karena semua orang sudah tahu jelas, para kelompok klien itu kevanyakan hanya memberi dukungan demi reputasi Sierra. Meskipun begitu, pakaian perusahaan tetap saja hampir habis terjual, bahkan persediannya tidak dapat memenuhi, perlu buru-buru memproduksi kelompok paoaian jadi yang berikutnya.


Masih ada toko offline juga, yang sudah mau mulai distok juga, tidak bisa hanya menjual secara online saja. Tentu saja semua ini tidak ada hubungannya dengan Jeanne. Saat itu jeanne sedang melihat data jumlah penjualan, melihat kalau hasil karya desainnya sendiri sangat diterima baik oleh orant banyak tidak bisa menutupi kalau Jeanne sangat senang dalam hati.


“desainer Jessy, saat ini kamu benar-benar terkenal, sekarang di forum banyak sekali desainer dari luar negeri yang memujimu, bilang kalau desain kamu sangat unik.” melihat senyuman di wajah Jessy, Sesil juga jadi tidak tahan untuk turut ikut senang. Ia menunjuk forum yang terpampang di layar komputer, memuji.


Mendengar kata-kata Sesil itu, Jeanne malah terdiam bengong. Belakangan ini Jeanne selalu sibuk soal masalah mendesain dan membuat pakaian, bahkan di akhir-akhirnya juga banyak masalah yang muncul, sudah lama sekali Jeanne tidak membuka dan melihat forum itu.


Berpikir seperti itu, Jeanne tidak bisa menahan diri kemudian mengikuti 

tunjukkan jari Sesil ke arah komputer, terlihat kalau di forum itu tidak tahu siapa yang menyebarkan promosi perusahaan mereka ke sana, sehingga memicu banyak komen di bawahnya.


“ya Tuhan, Long itu benar-benar seperti harta karun yang berharga, aku tidak pernah menyangka kalau ada orang yang mampu membuat beberapa elemen menyatu jadi begitu harmonis tanpa ada yang terlihat tidak pada tempatnya!” 


***Long adalah nama akun Jeanne di forum desain***


“benar tuh, daya tarik vintagenya, membuat orang yang hanya melihatnya saja sudah sangat menikmati, apa lagi kalau sampai memakainya di badan mereka, benar-benar tidak berani untuk percaya.” 

… 

“untung saja aku cepat bergeraknya, sekarang stok barangnya sudah habis.” 


“kasihan deh aku, aku masih mau membeli satu pakaian untuk dipakai di pesta ulang tahunku, siapa sangka ternyata sudah tidak ada stoknya, tidak tahu kapan juga bisa ada stok yang baru.” 


Kemudian komen-komen di belakangnya sudah sangat berantakan macam-macam tak bisa dilihat lagi. Tapi Jeanne tetap saja masih sangat senang, bahkan selama beberapa hari saja perasaannya sangat baik terus. Sedangkan penjualan perusahaan juga perlahan-lahan sudah memasuki tahap yang benar, semuanya berjalan dengan sangat normal.


Waktu juga sudah sampai ke hari yang dijanjikan nyonya Lexi dan nyonya Thea. Mereka berdua sedari pagi sudah pergi ke tempat SPA. Setelah terapis SPA sudah melakukan seluruh perawatannya, Lexi melambaikan tangannya menyuruh mereka semua pergi ke luar.


“Thea, hari ini aku mengajakmu pergi ke luar, sebenarnya ada beberapa hal pribadi yang aku ingin bicarakan dengan kamu.” 


Mendengar hal itu, bola mata nyonya Thea berbinar, ia tertawa sambil berkata: “Lexi terlalu sungkan, keluarga kita berdua itu hubungannya seperti apa, kalau ada yang mau dibicarakan katakan saja semua.”


Lexi tahu kalau kata-kata Thea itu sekadar basa basi biar sopan saja, juga untuk menyanjung, barulah ia membicarakan niat sesungguhnya.


“omong-omong Thea benar-benar cocok ya sama Alexaku, di sini setelah pulang ke rumah, anak itu sering sekali merindukan Thea, juga kak Williamnya, kalau menurut aku, sayang sekali juga, keluarga kita sedikit lagi sudah bisa jadi besan, anak itu dari kecil selalu ingin menikahi Williammu, siapa sangka masalah dunia malah bercanda, tidak tahu juga apa nanti masih ada kesempatan?” selesai berbicara, Lexi melihat ke arah Thea.


nyonya Thea tentu saja dapat mendengar maksud yang tersirat dari kata-kata Lexi itu, dalam hati ia sudah bisa menebak maksud dari kali ini nyonya Lexi mengajaknya ke luar, matanya sekilas terlihat ikut tersenyum.


“kesempatan tentu saja akan ada, Lexi tenang saja.” ia merespon, ia anggap sebagai sebuah jawaban.


Namun jawaban seperti ini bukanlah jawaban yang nyonya Lexi harapkan. Lexi mau diberikan waktu yang jelas, kalau tidak memangnya mau terus membiarkan putrinya menunggu begini saja?


Jangan sampai pada saatnya nanti mereka sudah mengusir Jeanne, eh kakek David malah mencarikan pasangan dari keluarga lain untuk William.


“dengan adanya kata-katamu ini, tentu aku bisa tenang, hanya saja Alexa anakku itu sudah besar, tidak bisa ditunda-tunda terus, tidak tahu apakah bisa memberikan waktu yang jelas, supaya memudahkan kami juga membuat persiapan.”


Mendengar kata-kata nyonya Thea, ia agak mengernyitkan alisnya. Saat itu meminta Thea memberikan waktu yang jelas, tidak mudah juga untuk Thea memberikannya.


William dan Jessy wanita itu masih menikah, ditambah lagi William sangat protektif terhadap wanita itu, tidak mungkin juga kalau mau memisahkan mereka dalam waktu yang cepat. Kalaupun sudah memberikan waktu yang jelas, pada saatnya nanti mereka berdua belum cerai, bukankah akan sangat menyinggung keluarga Alexa itu? Karena berpikir seperti ini, Thea membicarakan kekhawatirannya itu.


“bukannya aku tidak mau memberikan waktu yang jelas, tapi sesungguhnya masalah ini aku juga masih tidak tahu bagaimana mengurusnya supaya mereka bisa berpisah, ditambah lagi masih ada tekanan dari kakek, menambah banyak kesulitan untuk masalah ini.”


Selesai mendengarnya, Lexi tahu ini bukannya nyonya Thea mau mengelak. Kondisi apa keluarga William itu, Lexi sudah mendengar dan memahami kurang lebih dari mulut putrinya. Lexi berpikir dalam-dalam, mencoba untuk membantu memberi ide.


“memang benar, masalah ini keputusan kakek David, kalau mau berubah mungkin sangat sulit, tapi......” 


Saat bicara, topik pembicaraannya berubah, ia menatap ke arah nyonya Thea, berkata sambil tertawa: “kalau ada satu pihak yang membuat kesalahan besar yang tidak bisa dimaafkan, aku rasa meskipun itu kakek David pasti ia juga memikirkan gambar besarnya kan.” 


Mendengar itu, nyonya Thea menyipitkan matanya seperti ada yang muncul di pikirannya.


“Lexi malah mengingatkan aku, kalau tidak begini saja, aku pulang dulu dan diskusi dengan suamiku, tunggu bisa dipastikan, aku akan mengajak Lexi keluar lagi.” 


Lexi secara natural tidak bisa menolak. Segera setelahnya mereka berdua mengganti topik pembicaraan, mengobrol soal masalah-masalah kecil di grup mereka.


Tunggu sampai seluruh treatment SPA selesai, mereka baru masing-masing pergi. Nyonya Thea kembali ke kediamana utama, tidak bisa menutupi senyuman di wajahnya.


Kebetulan saat Thea pulang Deric melihatnya, Deric jadi bertanya “hari ini ada kejadian bagus apa? Jarang sekali lihat suasana kamu bagus.” 


Melihat situasi itu, nyonya Thea menceritakan soal kejadian hari ini keluar bersama Lexi, segera setelahnya Thea jadi terpikir soal masalah yang mereka diskusikan sebelumnya, senyuman di ujung bibirnya semakin menjadi.


“kebetulan sekali kamu pulang, karena aku pas banget ada sesuatu yang mau aku diskusikan denganmu.” sambil bicara Thea melambai menyuruh para pembantu yang disekitar mereka untuk pergi.


Deric melihatnya, matanya terlihat penuh dengan kebingungan. “ada apa sih, sampai sebegitunya misterius.”


Mendengar hal itu, nyonya Thea berjalan ke samping Deric dengan senyum di wajahnya, menarik Deric untuk duduk di sampingnya dan bertanya: “bagaimana menurutmu kalau Alexa jadi menantu kita?”


Deric jadi mengernyitkan alisnya setelah mendengar.


“apa maksudmu ini? Apakah kamu sudah lupa, William itu sudah menikah.” 


nyonya Thea memonyongkan bibirnya dan berkata: “mana mungkin aku lupa, tapi aku tidak suka Jessy, kamu lihat saja sejak dia masuk ke keluarga kita, berapa banyak masalah yang sudah ia timbulkan? Sebelumnya saat William belum kembali, ia juga lebih parah berkeliaran di luarannya, wanita seperti itu juga sepadan dengan putraku?” bicara sampai akhir, semakin bicara semakin marah juga dirinya.


Deric tidak membantah, seperti juga menyetujui perkataan Thea.


“bicara memang boleh seperti ini, tapi untuk masalah ini kamu jangan lupa kalau itu urusan kehidupan pribadi William, karena ia juga tidak bicara apapun, aku rasa ia juga tidak terlalu memikirkan hal-hal itu, kalau kamu memaksa mau mengganggu dan ikut campur, hati-hati saja malah hasilnya akan jadi berlawanan dari tujuanmu, beberapa kali sebelumnya ini, kamu menyuruhnya kembali dan mengurus masalah Jessy, mama kalian hampir saja kesal sampai pergi dengan tidak senang.”


Novel Terkait

Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
4 tahun yang lalu
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu