Wanita Pengganti Idaman William - Bab 104 Hal Gawat Di Toilet

Bab 104 Hal Gawat Di Toilet


Jeanne tidak tahu sama sekali kalau William keluar dan mencarinya. Jeanne terkunci di kamar mandi dan tidak bisa keluar. Ditambah lagi ia mabuk, kepalanya pusing keleyengan, tubuhnya terasa sangat tidak enak.


Jeanne jongkok di balik pintu, tenaga untuk menggebrak-gebrak pintu saja sudah tidak ada, ia pergi ke wastafel lagi, berencana istirahat sebentar, kemudian mencari cara lagi. Di saat yang sama, di sisi Alexa, setelah berpisah dengan William, ia tidak langsung kembali ke ruang VIP, malah langsung turun ke tempat penyimpanan bawah tanah. Alexa berjalan ke arah tempat yang dijanjikan, seorang pria secara diam-diam berjalan mendekat dari belakang.


“nona Alexa?” pria itu mencoba memanggil.

Mendengar itu, Alexa berbalik badan dan melihat ke arah suara tersebut.


“kamu orang yang kakakku kenalkan?”


Pria itu mengusap tangannya, membungkuk dan menganggukkan kepalanya sebagai tanda setuju.


“benar saya, tidak tahu ada perintah apa dari nona Alexa?” 


Alexa menatapnya, matanya terlihat bersinar dingin, dengan suara dinginpun ia berkata: “aku mau kamu melakukan sesuatu untukku.” sambil bicara Alexa memberi tanda pada pria itu untuk mendekat, kemidian memberitahu rencananya ke pria tersebut.


“ingatlah, kalau sukses, keuntungannya juga akan melimpah padamu.”


“nona Alexa tenang saja, masalah semudah ini, pasti bisa dibereskan.” pria tersebut berkata dengan meyakinkan, segera setelahnya ia berbalik badan dan pergi ke dalam gedung, setelah mendapat tanda dari Alexa.


Alexa menatap tampak belakang pria tersebut yang beranjak pergi, ia menghembuskan nafas dingin, pergi dari arah lainnya.


Kali ini tidak percaya kalau si wanita rendahan Jessy itu masih bisa melepaskan diri. Di dalam toilet, Jeanne masih tidak tahu kalau ada bahaya yang mendekat. Setelah menyadarkan diri sejenak, sudah sedikit lebih bertenaga, ia berencana mengetuk-ngetuk pintu lagi.


Karena Jeanne tahu, kalau ia tidak menyelamatkan dirinya sendiri, sesuai dengan niat jahat Alexa, kemungkinan besar ia akan terkunci semalaman di situ. Kemudian pada saat Jeanne bersiap untuk pergi ke arah pintu, ia merasa ada pergerakan di luar pintu.


Jeanne kira ada orang yang menyadari keanehan di kamar mandi itu, ia menghentikan pergerakannya. Siapa sangka, pintu kamar mandinya sih memang terbuka, tapi ada seorang pria yang masuk.


Penampilannya buruk, iapun menatap Jeanne tanpa ada niat baik. Seluruh bulu kuduk Jeanne jadi berdiri karena tatapannya, perasaan kalau akan ada hal buruk yang terjadi menyebar di hatinya.


“siapa kamu? Ini wc perempuan! Keluar!” Jeanne memaki dengan suara tajam, namun pria itu sama sekali tidak mempedulikannya. Ia mengunci pintunya, malah dikuncinya dari dalam.


Jeanne yang melihatnya, jantungnya serasa melompat. Tidak menunggu Jeanne bersuara dan bertanya, pria itu sudah mendekat dengan senyum mesumnya.


“tentu saja aku tahu ini wc perempuan, kelihatannya aku beruntung malam ini, bisa tidur dengan perempuan secantik kamu, benar-benar gadis yang bisa memuaskan.” selesai bicara, ia mengulurkan tangan ke arah Jeanne seperti mau menerkamnya dan berkata: “gadis cantik, sini temani kakak main.”


“pergi!” 


Jeanne refleks mengambil langkah mundur, ia memang bisa menghindari terkaman pria itu, tapi ia juga jadi oleng.


Jeanne panik dan mau berdiri stabil, tapi melihat pria tersebut yang lagi-lagi mau menerkamnya, ia terkejut dan terpeleset, langsung jatuh terkapar di lantai.


“gadis cantik, ternyata kamu agresif sekali ya, sudah tiduran duluan.” melihat pergerakan Jeanne, pria itu berkata sembarangan, membuat Jeanne marah sampai seluruh tubuhnya gemetar.


Jeanne menggertakkan giginya melihat pria di hadapannya itu, otaknya malah sedang tidak berhenti mencari cara bagaimana bisa ia menyelamatkan dirinya sendiri. Tapi tidak menunggu sampai Jeanne kepikiran cara apapun, pria itu sudah langsung mengambil kesempatan dan dengan tanpa kesalahan apapun ia menangkap Jeanne.


“lepaskan aku!” Jeanne sangat terkejut, ia segera mencoba melepaskan diri, mau mendorong jauh-jauh pria itu. Tapi kekuatan Jeanne mana mungkin menandingi kekuatan pria.


Terutama sekarang Jeanne itu hanya perempuan yang baru saja agak sadar dari mabuknya, seluruh tubuhnya tak bertenaga dan lembek lemah. Sedangkan pria itu kayaknya juga sudah dapat menyadari hal itu, ia semakin menggenggam Jeanne dan menariknya ke pelukannya dengan kuat.


“gadis cantik, sudah tidak usah mencoba memberontak lagi, hanya akan membuang-buang tenaga kamu saja.” sambil bicara kedua tangannya terus meraba-raba tubuh Jeanne, ia bahkan mau menundukkan kepalanya dan mencium Jeanne.


Jeanne yang dapat merasakan pergerakannya itu, seluruh bulu kuduknya berdiri, saat itu juga ia sangat panik. Melihat mulut najis pria itu mau mulai turun, Jeanne panik dan melihat ke sekitar, berharap bisa menemukan cara untuk menyelamatkan dirinya sendiri.


Pada akhirnya, Jeanne melihat ada tongkat pel di sebelah wastafel, terlintas cahaya harapan di matanya. Jeanne menjedukkan jidatnya ke dagu pria itu dengan sangat kencang.


“tsch——” 


Pria itu sama sekali tidak siap bertahan, dagunya terkena pukulan, ia menggigit lidahnya sendiri, sakit sampai ia menghela nafas dingin, bahkan penahanannya pada Jeanne juga lumayan melonggar.


Jeanne mengambil kesempatan itu, merangkak beranjak berdiri secara tak seimbang dari pelukan pria itu, lari ke tempat taruh tongkat pel di samping wastafel. Wajah pria itu terlihat marah karena melihat Jeanne lari.


“pelacur, sudah aku perlakukan dengan baik malah begitu, awas saja nanti akan lebih parah!” pria itu juga tak memikirkan sakit di sekitar mulutnya itu, ia mendekat dan segera mau menangkap Jeanne.


Melihat pria itu mengejarnya, Jeanne terlihat takut dan panik. Jeanne buru-buru menggenggam dan mengangkat tongkat pel, berbalik badan dan mengayun-ayunkan tongkat pel tersebut. Pria itu tidak menyangka kalau ternyata Jeanne itu lari ambil tongkat pel, ia langsung menubruk, kemudian kena beberapa pukulan, sakitnya sampai mukanya seperti berubah wujud, amarahnyapun semakin terbakar.


“pelacur, kamu sudah membuat aku benar-benar marah!” 


Pria itu mau menahan tongkat pelnya, kemudian merebutnya dari Jeanne. Tapi Jeanne mana mungkin membiarkannya berhasil, ini kan alat perlindungannya. Karena itu Jeanne mengeluarkan tenaga sekuat mungkin, memukul pria itu dari setiap sudut dan dengan berbagai cara. Pria itu tidak bisa berbuat banyak.


Terutama karena Jeanne pernah sekali tidak sengaja memukul selangkangan pria itu, sakitnya sampai mukanya terlihat menekuk, membungkuk dan meraung-raung kesakitan. Jeanne melihat tampak pria itu yang kesakitan, juga jadi terdiam.


“pelacur, aku akan menghabiskanmu!” Pria itu menatap Jeanne penuh amarah sambil bungkuk.


Jeanne kembali sadar, segera menggenggam tongkat pel membela diri dan melihat ke pria itu. Tapi pria itu juga cuma omong kasar saja, saat ini dia, kesakitan sampai tidak bisa bergerak banyak. Pada saat itu juga, terdengar ada suara langkah kaki dari luar kamar mandi, membuat seluruh tubuh pria itu jadi kaku.


Jeanne juga mendengarnya, baru ia ingin berteriak minta tolong, suara langkah kaki itu terdengar semakin lama semakin jauh. Dalam sekejap mata Jeanne penuh dengan rasa panik, malah pria itu menghela nafas lega.


Pria itu menatap Jeanne dengan rasa benci, terpikir kalau malam ini ia gagal melaksanakan tugas itu, matanya penuh dengan rasa tidak rela, tapi ia juga mau tak mau harus pergi.


Lagian sudah lama sekali waktu berlalu, takutnya ada orang yang menyadari keanehan. Karena terpikir hal itu, ia melontarkan satu kalimat dengan galak, kemudian berbalik badan membuka pintu toilet dan pergi dengan membungkuk dan kacau.


“pelacur, kamu tunggu saja!” 


Jeanne sama sekali tidak mendengar kata-katanya, setelah melihat pria itu pergi, ia menghela nafasnya, kemudian terduduk di lantai. Pada saat itu juga, perut Jeanne serasa seperti meluap. Terlebih lagi saat kepikiran rabaan pria itu, najisnya sampai ia langsung masuk ke kamar mandi dan muntah.


Awalnya kepala Jeanne memang sudah pingsan, saat ini lebih lega santai, eh tambah pusing. Baru Jeanne selesai muntah, ia malah tak tahan lagi, langsung tangan kakinya terasa lemas dan pingsan di sebelah kloset.


Pada saat Jeanne pingsan itu juga, William sampai ke kamar mandi yang Alexa tunjukkan padanya. Pada saat itu pintu luar kamar mandi terbuka, membuat William tidak menyadari adanya keanehan. William berdiri di luar dan berkonsentrasi mendengar siapa di dalam ada suara pergerakan, tapi malah sunyi senyap, membuatnya tak bisa membedakan sebenarnya di dalam ada orang atau tidak


Tidak ada cara lain, William hanya bisa menunggu di pintu kamar mandi. Tapi demi tidak disalahpahami orang lain, ia berdiri di sisi tembok dan menyalakan rokok. Tidak lama kemudian, rokoknya bahkan sudah habis, ia tetap tidak melihat Jeanne keluar, ia tanpa sadar mengernyitkan alisnya.

Novel Terkait

The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
4 tahun yang lalu
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
5 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu