Wanita Pengganti Idaman William - Bab 445 Dialah Orang Yang Selalu Menemaninya

William memang benar-benar marah.

Dia marah karena Jeanne makan dengan pria lain tapi tidak memberitahunya.

Tapi dia tidak kehilangan akal sehatnya.

Dengan hati-hati dia memandang Moli yang matanya berkaca-kaca, "Kamu memang salah, lain waktu terima hukuman."

Setelah itu, dia bangkit dan pergi dari dari Moli.

Moli menatap punggung William, matanya penuh kebingungan.

Dia sudah mengakui kesalahannya dan menjelaskan kejadian sebenarnya, mengapa dia masih dihukum oleh Tuannya.

Meskipun dia tidak puas, tapi itu hanya sesaat.

Karena dia pikir ketika Tuannya keluar, wajahnya kelihatan marah. Dia berpikir Tuannya pasti sekarang sedang menghukum wanita itu.

Moli memikirkannya, wajahnya bersinar karena gembira, dan dia berjalan ringan menuju kamar tidur utama.

Di kamar tidur utama, Jeanne belum tidur.

Dia tahu bahwa William pasti akan kembali setelah menginterogasi Moli, jadi dia duduk di depan meja kerja menunggunya kembali.

Setelah beberapa saat, Jeanne mendengar gerakan pintu terbuka dan terkejut.

Jeanne pikir itu akan makan waktu lama, tapi dia tidak menyangka William akan kembali secepat itu.

Ya, setelah semua ini, yang dia pukul adalah anak buah kesayangannya.

Saat dia menunggu William memarahinya, bahunya tiba-tiba digerakkan, dan kemudian badan Jeanne sudah diputar balik menghadap William.

"Masih marah?"

William menatapnya dengan sedikit cemberut. "Aku sudah tahu apa yang terjadi, dan Moli juga sudah dihukum."

William menjelaskan dengan tidak nyaman dan di bawah tekanan.

Jeanne menjilat bibirnya, dan hatinya penuh kejutan.

Alih-alih memarahinya, pria ini malah berbicara dengan lembut seolah-olah sedang membujuknya.

"Lalu?"

Hatinya melunak, tetapi dia tidak tahu harus berbuat apa. Apa yang dia katakan terdengar sangat dingin.

William mendengar nada bicaranya masih dingin, sedikit mengernyit, dan wajahnya menjadi sedikit tidak enak.

Lagi pula, selama ini William belum pernah merendahkan diri sedemikian rupa untuk membujuk dan menuruti seseorang dan kecanggungan antara mereka ini, sampai saat ini William masih tidak tahu apa penyebabnya.

"Jessy, kalau mau marah juga ada batasannya, jangan keterlaluan!"

Dia melonggarkan tangannya dan menatapnya dengan erat.

Setelah Jeanne mendengar ini, dan tahu bahwa kesabarannya William telah berakhir. Keluhan dan penderitaannya menjadi semakin terasa di hatinya, yang membuat matanya langsung merah dalam sekejap.

Dia tidak ingin seperti ini, oke?

Dia hanya ... Hanya karena Jessy sudah mau kembali, jadi mulai takut dan ragu-ragu, dan hatinya kacau.

Jeanne tidak ingin berperan sebagai Jessy lagi. Dia ingin memberi tahu William bahwa dialah yang selalu menemaninya !

Tetapi hal ini tidak bisa dikatakan kepada William.

Apa yang dia lakukan selama ini, sangat bertentangan dengan hatinya.

Tapi siapa yang bisa memahami perasaannya?

William menatap mata Jeanne yang memerah. Langsung merasa sedih dan tidak nyaman. Hatinya sepertinya dicubit oleh sesuatu, yang membuatnya sakit dan tak berdaya.

"Yah, ini salahku. Aku tidak seharusnya membentakmu. Jangan menangis lagi."

Melihat air mata Jeanne, William langsung melunak dan membujuk tanpa memperdulikan prinsip hidupnya.

Tapi justru sikap lembut William seperti ini malah membuat Jeanne merasa jauh lebih tidak nyaman dan menangis lebih keras lagi.

Detak jantung yang mengencang runtuh seketika.

Dia menubruk William dan memeluknya dengan erat dan menangis sampai tersedak.

Setelah beberapa saat, pakaian di bahu William sudah basah.

William merasa makin bersalah, menepuk punggungnya untuk menghiburnya, dan membujuknya dengan lembut.

Ketika Moli melihat pemandangan seperti itu dari luar, dia sangat marah sampai mengepalkan tangannya.

Ini berbeda dari yang dia harapkan.

Apakah pria ini tidak peduli wanitanya dengan pria lain?

Moli memandang mereka dengan marah, dan karena takut akhirnya dia akan kehilangan akal sehatnya. Akhirnya, dia melihatnya lagi beberapa saat dan berbalik untuk pergi.

Moli khawatir setelah ini, dia akan dipindahkan oleh Tuannya.

Kenyataannya memang benar.

"Aku tahu kamu dan Moli tidak cocok. aku akan memindahkan Moli kembali dan memberimu pengawal yang lain."

Jeanne mendengar kata-kata itu, pikirannya yang kacau perlahan-lahan mulai tenang.

Dia mundur dari dada William dan merasa sedikit malu melihat bahu William sudah basah, tetapi dia tidak lupa apa yang baru saja dikatakannya.

Meskipun dia sangat ingin Moli pergi, tapi Moli enggan untuk pergi dari sisi William.

Bagaimanapun, Jeanne tahu persis apa yang dipikirkan wanita itu.

Tentu saja, kali ini dia juga tidak menyesal dengan apa yang terjadi, karena Jeanne sudah lama menahan emosi, Moli sudah sangat sering memprovokasi dia dan menantang dia, Jeanne memang sudah lama tidak suka dengan Moli.

Karena masih memandang muka William sebelumnya, Jeanne tidak pernah peduli tentang itu. Sekarang dia dalam suasana hati yang buruk dan terpaksa memukulnya. Jeanne hanya bisa mengatakan bahwa dia memang pantas mendapatkannya!

Jeanne berpikir, menggelengkan kepalanya dan menolak ide William.

"Tidak usah, bukankah kamu pernah bilang kalau dia adalah orang terbaik yang bisa melindungiku saat ini?"

William sedikit mengernyit dan ingin mengatakan sesuatu, tetapi dia bisa melihat keteguhan Jeanne di matanya, dan kemudian dia menelan kembali kata-katanya, "Baiklah, kalau begitu jangan bicara tentang dia lagi, oh ya, aku mau tanya sesuatu padamu, apa yang terjadi dengan kamu selama periode waktu ini? "

Sesudah itu, Jeanne menatapnya.

Jeanne melihat keseriusan di matanya William dan tiba-tiba merasa sangat bersalah.

Seperti yang dikatakan sebelumnya, kelainan dirinya disebabkan oleh Jessy yang akan segera kembali dan dia harus segera pergi.

Ketika memikirkan itu, Jeanne hampir tidak bisa memulihkan hatinya yang mulai kacau lagi, tetapi dia tidak langsung berubah sikap terhadap William seperti sebelumnya.

Bagaimanapun, kepergiannya sudah bisa dipastikan. Alih-alih peduli dengan apa yang dia miliki atau yang tidak dia miliki, lebih baik dia menghargai waktu yang tersisa sekarang dan meninggalkan lebih banyak kenangan indah bersama William.

"Tidak ada masalah, hanya tidak senang saja."

Akhirnya Jeanne sadar kembali dan menemukan jawabannya, dan mendapatkan kembali keintimannya dengan William.

William secara alami merasakan perubahannya dan matanya masih penuh keraguan.

Dia ingin bertanya lebih lanjut, tetapi sudah ditarik dan didorong ke kamar mandi oleh Jeanne. "bajumu basah, masuk dan ganti baju."

Setelah itu, Jeanne langsung menutup William di kamar mandi tanpa peduli respon dari William.

Tentu saja, Jeanne takut William akan bertanya mengapa dia tidak senang.

Untungnya, William tidak tahu apakah memang sudah bisa menebak maksud Jeanne dan tidak menanyakan lebih lanjut lagi.

William keluar dengan rambut basah dan melihatnya untuk waktu yang lama.

Jeanne segera mengambil handuk kering dan menyeka rambutnya.

"Setelah mencuci rambut, ingatlah untuk mengeringkannya dengan pengering rambut, kalau tidak, nanti akan mudah masuk angin dan akan mengalami migrain saat sudah tua."

Jeanne menasehati William dengan cerewet seperti sebelumnya, William merasa bagian yang hilang itu sudah kembali.

"Yah, tolong ingatkan lagi nanti."

William merangkulnya dan sengaja tidak mengungkit kejadian tadi lagi. Tentu saja, William tidak menyangkal bahwa itu adalah niatnya.

Jeanne tertegun dan tidak menolak.

"Baiklah, selama aku di sini, aku akan membantumu ."

Sentuhan kepahitan melintas di mata Jeanne dan gerakan di tangannya menjadi lebih halus.

William tidak menyadarinya, tetapi memikirkan apa yang Moli katakan sebelumnya.

"Ngomong-ngomong, Moli mengatakan bahwa kamu pergi makan dengan seorang pria tadi siang dan sangat intim. Apakah kamu mau menjelaskan itu kepadaku?"

Jeanne terpaku sesaat dan hampir saja melupakan masalah itu.

"Dia adalah teman lama. Sebelum aku mengenalmu, dia sudah menjagaku dengan baik, sudah kuanggap sebagai kakak laki-laki."

Jeanne dengan hati-hati menjelaskan tentang hubungannya dengan Ivan, tetapi masih membangkitkan kecurigaan William.

Novel Terkait

Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu