Wanita Pengganti Idaman William - Bab 465 Hanya Mainannya

Jeanne dengan berharap menatap William.

Bukan salah Jeanne juga permintaannya seperti ini, sesungguhnya William meninggalkan kesan yang terlalu mendalam di perjalanan bisnis sebelumnya, membuat Jeanne sangat tidak tenang, merasa hanya saat ia ada di sisi William sisi, Jeanne baru bisa tenang.

William tidak menyangka Jeanne akan meminta permintaan seperti ini, menatap Jeanne dengan terkejut, tentu juga tidak melewatkan kekhawatiran di mata Jeanne, hatinya menjadi hangat.

“Tenang, kali ini tidak akan ada hal diluar dugaan lagi, kamu tenang saja di rumah, aku akan secepat mungkin mengurusnya dan pulang.”

Jeanne sangat kecewa, tapi juga memahami.

William pergi ada urusan, membawa Jeanne takutnya hanya akan menambah ketidakleluasaan, Jeanne tidak seharusnya menyulitkan William, demi keegoisannya

“Ya, kalau begitu aku menunggumu di rumah, kamu harus pulang dengan selamat.”

……

Keesokan harinya, Jeanne mengantar William pergi tidak rela berpisah, Jeanne jadi sepenuhnya tidak bersemangat.

Malamnya, pengurus rumah berjalan mendekat, “Nyonya Muda, Nona Celica datang.”

Jeanne meskipun bingung, tapi masih pergi ke ruang tamu.

“Direktur Celica ada urusan apa kemari?”

“Tak ada apa-apa juga, kasih tahu kamu saja, hari itu klien yang kami antarkan sampel baju sangat puas.”

Celica merespon dengan ambigu, sorot matanya malah menyelidiki ke sekeliling ruang tamu, “hari ini hari Minggu, bagaimana aku tidak melihat William istirahat, ia tidak mungkin pergi lembur di kantor kan?”

Nada bicara yang famliar ini, membuat Jeanne tidak bisa menahan alisnya melompat, dalam hati ia sudah menebak samar-samar maksud kedatangan Celica, menatap Celica dengan tersenyum tapi tidak terlihat, “Direktur Celica datangnya tidak tepat waktu, William pagi ini sudah pergi perjalanan bisnis, tanggal kepulangannya belum ditentukan.”

“Begitu ya, kalau begitu benar tidak tepat datangnya.”

Celica juga tidak menghindar, seperti sama sekali tidak peduli pemikirannya terlihat.

Jeanne menarik wajahnya, “apa Direktur Celica masih ada urusan lain?”

Celica bagaimana bisa tidak mendengar maksud Jeanne mengusir tamu, awalnya William tidak ada, Celica juga kehilangan rencananya untuk tinggal.

“Tidak ada.”

Jeanne mengantar Celica pergi, kembali ke kamar, merasa kesepian.

Jeanne mengeluarkan telepon genggam, tidak bisa menahan diri menelepon William, saat ini William seharusnya sudah sampai ke negara G kan.

Setelah telepon berdering, langsung tersambung, suara lembut William terdengar dari dalamnya.

“Jessy, kenapa?”

“Tidak apa-apa, hanya mau tanya kamu sudah sampai belum?”

Jeanne mendengar suara William, suasana hati yang buruk hilang, tiduran di ranjang dengan senang.

Mereka berdua ngobrol sebentar, karena William di sana harus mengurus hal, sebentar saja telepon langsung tertutup.

Meski begitu, Jeanne juga menjaga suasana baik hatinya.

Beberapa hari setelah ini, juga sama seperti itu.

Namun kemudian Jeanne menyadari setiap William meneleponnya, atau saat menerima telepon Jeanne, suaranya selalu terdengar lelah.

Terhadap situasi seperti ini, Jeanne sangat khawatir.

Tapi Jeanne jauh di ibukota, sama sekali tidak bisa membantu William, yang bisa dilakukan hanya menahan pikiran, mengurangi waktu telepon William, membiarkan waktu lebih banyak untuk William istirahat.

Hari ini, baru Jeanne menutup telepon William, langsung menerima telepon Julian.

“Setengah jam setelah ini, ada orang yang menjemput kamu, jangan bawa orang keluarga Sunarya.”

Julian selesai bicara, langsung menutup telepon.

Setengah jam kemudian, orang suruhan Julian sampai, Jeanne hanya bisa terpaksa ikut dan menyuruh Moli untuk tidak mengikuti.

Bola mata Moli bersinar melihat mobil mewah yang berjalan perlahan, tidak mengikuti, lagipula tuan tidak ada, Moli jadi tidak perlu berpura-pura.

Kediaman Gunarta.

Jeanne dibawa masuk ke ruang tamu, melihat Julian dan Jessy duduk bersebelahan di sofa.

“Aku dengar William beberapa hari ini pergi untuk urusan bisnis, apa yang ia lakukan di luar negeri?”

Jessy memperhatikan Jeanne, langsung blak-blakan bertanya.

“Aku tidak tahu jelas.”

“Sebelumnya kamu seharian dengan William, memangnya William tidak memberitahukan kamu hal-hal ini?”

Jessy sama sekali tidak puas dengan jawaban Jessy, bertanya lagi.

Jeanne mengernyitkan alis, dalam hati juga muncul kecurigaan.

Orang ini kenapa bertanya masalah William tanpa alasan yang jelas.

Jeanne dengan serius memperhatikan mereka berdua, mereka tidak mungkin berpikiran buruk kan, berencana jahat pada William ya?

Berpikir seperti ini, Jeanne semakin merasa mungkin, dan berjaga-jaga.

“Semua ini termasuk rahasia perusahaan, meski William mengubah sikapnya padaku, juga tidak berarti rahasia-rahasia ini akan diberitahu padaku.” Jeanne bersikeras dirinya tidak tahu, membuat Jessy dan Julian sama sekali tidak berdaya.

“Sampah, kirain kamu mendapat apresiasi William, bisa berguna sedikit, sekarang kelihatannya hanya mainan di ranjang orang!”

Jessy sangat tidak suka dan malu.

Wajah Jeanne jadi muram, menatap Jessy dan membala: “hei, kalau sungguh mau bicara mainan, aku tidak lebih memalukan dari kamu, jangan lupa, aku hanya menggantikan posisi kamu sementara.”

“……”

Jessy tersentak tidak bisa bicara, dadanya serasa naik turun tidak terduga

Julian melihat putri kesayangannya dihina, segera berdiri, “Jeanne, siapa yang memberi kamu keberanian untuk bersikap seperti ini saat bicara dengan Jessy?”

“Tidak perlu siapapun memberiku keberanian, aku hanya bicara jujur, aneh saja kamu putri yang baik menggali lubang dan mengubur diri sendiri.”

Jeanne menyerang balik dengan tawa dingin.

Jessy menyipitkan mata merasa bahaya, memperhatikan kembali Jeanne di depannya, berkata mencemooh: “Jeanne, tidak menyangka membiarkan kamu tinggal beberapa bulan di kediaman William, kamu benar-benar menganggap dirimu sebagai nyonya rumah kediaman Sunarya? Berani sekali menantang aku, apa kamu lupa, 2 bulan lagi, kamu sudah harus kembali ke tempatmu berasal!”

Raut wajah Jeanne berat, sepenuhnya terkaku.

Jessy menghembuskan nafas dingin, lanjut berkata: “sebaiknya kamu ingat identitas kamu, tidak seharusnya kamu berpikir dan berharap kemewahan, kalau tidak jangan salahkan aku tidak sungkan!”

“Tenang, pada waktunya, aku pasti akan pergi jauh-jauh, pada saatnya kalian sebaiknya memegang kata-kata kalian, menyembuhkan ibuku!”

“Sebaiknya begitu.”

Jessy mengangkat dagunya tinggi-tinggi, bersama Julian menanyakan beberapa pertanyaan pada Jeanne, baru pengawal mengantar pergi Jeanne.

Jeanne kembali ke keluarga Sunarya, suasana hatinya tidak baik.

Terutama saat Jeanne berpikir ia hanya punya waktu 2 bulan tersisa sebelum pergi, hatinya seperti diiris pisau, sakitnya sampai Jeanne kesulitan bernafas.

Kenapa saat seperti ini William tidak di sisi Jeanne, tidak tahu juga kapan bisa pulang, membuat Jeanne semakin panik.

Jeanne sangat takut dirinya sendiri bahkan tidak bisa bertemu William untuk terakhir kalinya!

Juga karena kekhawatiran ini, Jeanne tidak sabaran mengeluarkan telepon genggam, menelepon William.

Sekalinya telepon tersambung, Jeanne tidak menunggu William bicara, panik duluan dan bertanya, “William, kamu kapan bisa pulang?”

“Kenapa? Apa ada masalah?”

William merasakan kalau nada bicara Jeanne ada yang salah, tanpa sadar jadi khawatir.

“……”

Jeanne tidak tahu bagaimana menjawab, terdiam.

“Jessy?”

William tidak mendapat respon, sekali lagi bersuara dengan bingung.

“Aku tidak apa-apa, hanya kangen kamu saja.”

Jeanne menahan gejolak dalam hatinya, membuka penutup di ujung bibirnya, “kamu bukannya bilang mengurus semuanya dan pulang secepatnya? Ini sudah hampir seminggu.”

Novel Terkait

Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
5 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
5 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu