Wanita Pengganti Idaman William - Bab 266 Membuntuti (2)

Sedangkan saat yang lainnya mendengar perkataannya, wajah mereka juga terlihat muram.

Karena mereka teringat kepada apa yang akan dilakukan bos jika mereka gagal, maka dari itu untuk tugas kali ini, mereka hanya diperbolehkan untuk berhasil.

Asisten masih belum tahu kalau orang-orang yang mengikutinya sudah bertekad untuk tidak membiarkannya kabur.

Saat ini, setelah dia sudah berputar-putar dari tadi, dia tetap tidak dapat lepas dari orang-orang yang mengikutinya, dia mengerutkan alisnya dengan erat, lalu dia mengambil ponselnya dan menelepon Santos.

"Direktur, mungkin aku tidak bisa ke sana."

Dia memberitahukan masalah yang sedang dihadapinya saat ini, dan raut wajah Santos yang mendengarnya tiba-tiba berubah.

"Tidak apa-apa jika kamu tidak bisa datang kemari, tetapi kamu harus berhati-hati, sebaiknya kamu mencari cara untuk lepas dari orang-orang itu."

"Emm, baiklah."

Asisten mengendarai mobilnya, dia sudah mempunyai sebuah ide.

.......

Keesokan harinya, Jeanne sama sekali tidak tahu hal yang terjadi kemarin.

Saat dia bangun, kepalanya terasa sangat sakit, setelah itu dia bangkit dan duduk di atas ranjang.

Akhirnya dia menyadari kalau dirinya tidak berada di kamarnya di hotel, dia tertegun sebentar.

Dia berusaha mengingat kejadian kemarin, tetapi dia menyadari kalau dia tidak bisa mengingat apapun, dia seketika memeriksa tubuhnya dengan tegang.

Untung saja tidak ada yang aneh dengan tubuhnya, baju yang dipakainya masih gaun yang semalam, hanya saja setelah tidur dengan mengenakannya, gaunnya menjadi sangat kusut.

Saat dia merasa lega, pintu kamarnya diketuk oleh seseorang.

"Jeanne, sudah bangun belum?"

Suara Santos terdengar.

Seketika Jeanne sudah mengerti, kemarin malam sepertinya Santos melihat dia mabuk, dia tidak tenang jika meninggalkannya di hotel seorang diri, jadi dia membawa dirinya kemari.

"Aku sudah bangun, tunggu sebentar."

Dia menjawabnya sambil tersenyum, setelah itu dia segera turun dari ranjang dan merapikan dirinya sebentar, kemudian baru keluar kamar.

"Santos, kemarin malam aku sudah merepotkanmu."

Setelah dia keluar, dia berterima kasih kepadanya dengan tidak enak hati.

Santos tersenyum dan menggeleng : "Tidak apa-apa, masih ada satu hal yang ingin kuberitahukan kepadamu."

Saat berbicara, ekspresinya berubah menjadi serius.

Saat Jeanne melihatnya, hatinya langsung berdebar dengan kencang, dia mengira kemarin malam dirinya membuat masalah karena mabuk.

"Apakah kemarin malam aku melakukan sesuatu?"

Dia bertanya dengan hati-hati, Santos menggelengkan kepalanya dan berbalik membicarakan masalah kemarin malam.

"Apakah kamu sudah menyinggung seseorang? Kemarin malam saat asistenku membantu untuk mengambilkan bajumu, dia diikuti oleh beberapa orang berbaju hitam."

Begitu Jeanne mendengarnya, dia menatapnya dengan pandangan kosong.

"Aku baru datang kemari selama 3 hari, kebanyakan waktuku juga dihabiskan di dalam hotel, aku tidak pernah menyinggung siapapun."

Setelah Santos mendengarnya, dia mengerutkan alisnya.

"Kalau begitu kenapa ada orang yang mengawasimu?"

Dia bergumam dengan bingung, Jeanne juga tidak mengerti.

"Sudahlah, karena hotel sudah tidak aman, kamu tinggal di tempat aku dulu."

Akhirnya Santos tetap tidak mengerti, dia langsung meminta Jeanne untuk tinggal di sana.

Di saat yang bersamaan, William juga sudah tiba di Milan.

Setelah itu dia langsung bergegas pergi ke hotel tempat Jeanne tinggal.

Meskipun demikian, saat dia sampai ke dalam kamar, dia malah menyadari kalau tidak ada siapapun di dalamnya.

Selain itu barang-barang di dalam kamar sepertinya sudah di acak-acak oleh seseorang, semuanya berantakan, membuat dia seketika merasa khawatir.

Dia segera mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Jeanne, dia sangat khawatir jika ponselnya tidak dapat dihubungi.

Untung saja ponselnya dapat dihubungi, sehingga membuatnya sedikit bernafas lega.

Tidak lama kemudian, teleponnya diangkat, dari sana terdengar suara Jeanne yang lembut, membuat dirinya tenang kembali.

"Jessy, kamu ada di mana sekarang?"

Jeanne sama sekali tidak tahu kalau William sudah sampai di Milan, tetapi dia tetap menjawab sejujurnya.

"Aku sedang berada di apartemen Santos."

Saat William mendengarnya, barulah dia benar-benar merasa lega.

"Kamu tunggu aku di sana, aku sekarang segera ke sana mencarimu."

Setelah berkata seperti itu, dia langsung memutuskan sambungan teleponnya lalu membawa orang untuk pergi meninggalkan hotel.

Novel Terkait

Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
5 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu