Wanita Pengganti Idaman William - Bab 519 Siapa Yang Memberi Obat

Petinggi perusahaan di kantor pusat Sunarya Group.

“Nyonya muda.”

Hans melihat Jessy keluar dari dalam lift, terkejut sampai langsung bangkit berdiri.

Jessy langsung melewatinya tanpa mempedulikannya, lalu langsung mendorong pintu ruangan presdir dan masuk ke dalamnya.

Didalam ruangan, William sedang sibuk membaca dokumen, ketika ia mendengar suara dari arah pintu ia langsung refleks mengangkat kepala dan melihat, ketika melihat Jessy, tatapannya terlihat datar, seolah tidak terkejut dengan kedatangannya.

“Sudah datang.”

“Kalau tidak datang memang bisa? Kamu saja sudah menggunakan keluargaku untuk memaksaku.”

Jessy duduk disofa sambil tersenyum dengan dingin.

Tadinya ia ingin langsung ke tempat kakek untuk mencari masalah, namun ia berpikir sekali lagi, William menggunakan masalah ini untuk memaksanya berdiskusi dengan baik, kenapa dia tidak mencobanya, siapa tahu bisa ada hasil yang diluar dugaan.

Lagi pula, Kakek merupakan kartu terakhirnya, jika bukan karena sudah buntu, dia tidak ingin menyentuhnya : “Katakanlah, apa yang kamu inginkan?”

William melihat Jessy yang bertingkah seolah tidak memiliki kesalahan, ia langsung mengkerutkan alis.

Disaat bersamaan, perasaan curiga yang sudah menumpuk selama ini menjadi semakin berat.

Ini sama sekali dua orang Jessy yang sifatnya jauh berbeda, seolah seperti dua orang yang berbeda, seketika pikiran yang lancang ini kembali menghampirinya.

Dia menatap Jessy dengan dalam, “Seharusnya aku yang bertanya padamu seperti itu, apa yang sebenarnya terjadi akhir-akhir ini?”

Tentu saja Jessy tahu yang dimaksud William adalah perubahannya akhir-akhir ini, ia pun tertawa kecil, “Bukankah seharusnya kamu yang paling tahu apa yang sebenarnya terjadi?”

Dia menyerang kembali sambil berkata dengan dingin, “Ada lagi, hari ini aku mencarimu bukan untuk membicarakan masalahku, melainkan untuk membahas kerjasama dengan keluarga ayahku, atas dasar apa kamu menghentikan suplai barang secara tiba-tiba tanpa sebab yang jelas, apakah kamu tahu karena ulahmu yang memutus suplai barang seperti ini, membuat perusahaan ayahku rugi miliaran rupiah.”

Wajah William langsung berubah serius : “Baik, jika ingin membicarakan masalah pekerjaan, aku akan memberitahukanmu alasan aku menghentikan suplai barang, dalam waktu setahun yang lalu, bahan kain yang kalian suplai diatas 60% tidak melewati standart, aku karena memandangmu makanya tidak menghapus perusahaan ayahmu untuk sebagai suplier bahan perusahaan kita, namun sekarang keluarga kalian semakin lama semakin tamak, bahan kain yang diberikan sekarang bahkan tidak mencapai 50% kualitas kami, kenapa, apakah karena akhir-akhir ini aku memanjakanmu, jadi kamu sudah tidak mempedulikan kualitas juga standar perusahaan lagi?”

“…….”

Jessy diserang sampai kehabisan kata-kata, namun ia sama sekali tidak merasa ada yang salah dengan apa yang keluarganya lakukan : “itu hanya bahan yang kualitasnya kurang bagus saja, bukan bahan yang tidak bisa dipakai sama sekali, untuk apa mempermasalahkannya.”

William mendengar ucapannya yang terdengar tidak peduli ini, amarahnya langsung memuncak.

Wajahnya menjadi jauh lebih tegas, suhu dalam ruangan juga menurun beberapa derajat, “Aku mempermasalahkan? Jessy, apakah kamu mengerti apa itu kualitas produk, perusahaan keluarga kalian ingin memproduksi produk seburuk apapun aku tidak peduli, namun perusahaanku tidak mengijinkan produk semacam ini muncul dalam produk kami.”

Jessy memejamkan mata, “Kamu tidak berencana mengembalikan kerja sama kedua perusahaan?”

“Benar.” William mengangguk tanpa berpikir lagi.

“Bagus, kamu jangan menyesal.”

Jessy bangkit dengan wajah begitu dingin, tanpa menoleh langsung berjalan keluar.

“Bumm!” terdengar suara pintu tertutup dengan kencang.

William melihat pintu kacanya yang masih bergetar, mengkerutkan alis : “Hans, masuklah sebentar.”

“Presdir.” Hans yang berada diluar segera masuk.

Dia memperhatikan William dengan hati-hati, melihat wajah William yang begitu tegas, lalu mengingat Nyonya muda yang keluar dengan kesal, tidak perlu ditanya juga pasti tahu kalau mereka habis bertengkar.

“Hans, kamu utus orang untuk menyelidiki apa saja yang terjadi pada Jessy selama di keluarga ayahnya.”

William menyadari kalau perubahan Jessy ini terjadi setelah ia kembali dari rumah ayahnya, ia berpesan dengan tegas.

Meskipun merasa heran, namun Hans tetap melaksanakannya.

Jessy tidak tahu ini semua, begitu dia keluar dari kantor Group Sunarya, ia langsung menuju kediaman Sunarya, namun rumah yang ia tuju kali ini merupakan rumah utama.

“Jessy, kenapa hari ini kamu terpikir untuk datang?”

Kakek mengetahui kalau Jessy datang, langsung turun dari lantai atas lalu duduk didepannya.

Jessy melihat Kakek yang terlihat begitu bersemangat, matanya langsung berkaca-kaca, lalu berkata sambil menangis, “Kakek, kamu harus membantuku, kalau tidak aku tidak kuat tinggal dirumah ini lagi.”

“Jessy, kenapa kamu menangis, siapa yang mengganggumu, beritahu kakek, ceritakan apa yang terjadi, kakek akan mendukungmu.”

Kakek David kaget dan segera mengambilkan tissue untuknya.

“Huhuhuhu……”

Jessy menangis tersedu-sedu.

“Jessy, jangan menangis lagi, apakah William yang membuatmu menangis?”

“……..”

Jessy menangis sampai bahunya bergetar hebat.

David melihat Jessy yang berlinang air mata, merasa tidak tega juga panik, “Kepala pelayan, segera panggil William pulang.”

“Jangan!”

Jessy segera mencegahnya sambil terisak : “Kakek, jika kamu memanggilnya pulang sekarang, William dan ibu mertuaku pasti akan menyalahkanku karena mengadu, jika kakek memarahinya, ia akan semakin tidak suka padaku.”

Kakek mengkerutkan alis, berkata dengan nada tidak setuju, “Mereka tidak akan berani!”

“Kakek, kakek jangan bilang-bilang, mereka bahkan berani memberikanku obat, apa lagi tidak berani mereka lakukan, aku sungguh takut.”

Setelah dia mengatakannya, tubuhnya bergetar dengan hebat, seolah sangat takut.

Kakek terkejut, “Memberikanmu obat, obat apa?”

Jessy juga tersentak, wajahnya yang penuh air mata seketika terlihat kesal, tatapannya matanya tidak berapa bertemu dengan mata kakek, “Bukan, bukan memberikan obat, kakek pasti salah dengar.”

Dia berpura-pura ingin menutupi, malah membuat Kakek semakin curiga.

“Jessy, kamu beritahukan padaku dengan jujur apa yang sebenarnya terjadi?”

Wajah Kakek tiba-tiba menjadi sangat serius, ucapannya pada Jessy juga terdengar begitu tegas.

“Kakek, tidak, tidak……”

“Jessy, jika kamu tidak memberitahu kakek, kakek akan memanggil William pulang untuk diinterogasi.”

Jessy menatapnya dengan wajah panik, “Kakek……”

Kakek melihat ekspresinya yang begitu ketakutan, segera menenangkannya : “Jessy, kamu beritahu kakek, apapun yang terjadi ada kakek, mereka tidak akan berani melakukan apapun padamu.”

Jessy menundukkan kepala, yang dia tunggu adalah ucapan ini, lalu ia pura-pura menceritakan ini dengan terpaksa dan suara lirih.

“Beberapa waktu yang lalu, aku menemukan obat KB yang dicampurkan ke dalam sup yang selalu diantarkan padaku…”

“Apa!”

Jessy baru mengatakan satu kalimat, Kakek sudah marah sekali.

Sebelumnya sudah dikatakan, dia berharap William dan Jessy segera melahirkan seorang cicit untuknya, namun keduanya sampai sekarang tidak membawakan kabar gembira itu untuknya, dia selalu merasa mungkin belum waktunya, namun sekarang ada yang memberitahunya kalau ini merupakan hal yang disengaja, bagaimana mungkin dia tidak marah, “Siapa yang memberikanmu obat itu?”

Jessy berpura-pura menundukkan kepala.

“Kepala keluarga, cepat panggil Thea dan William pulang sekarang juga!”

Novel Terkait

Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu
Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
3 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu