Wanita Pengganti Idaman William - Bab 478 Tidak Mungkin Menyukaimu

Jeanne dan William tidak memperhatikan gerakan Moli.

Keduanya saling bertatapan, tatapan William penuh dengan aura dingin.

“Kamu masih mau menjelaskan apa lagi?”

Jeanne mendengar ini, ia sudah tahu kalau William mempercayai ucapan Moli.

Seketika, ia tidak tahu harus bagaimana menggambarkan perasaannya sekarang.

Sedih, kecewa, terpuruk karena ia tahu ini pasti akan terjadi.

Dia tersenyum dengan pahit, menatap William sambil menatapnya lirih, “Penjelasan? Apakah masih ada gunanya? Kamu sama sekali tidak percaya pada apa yang kukatakan.”

Wajah William menjadi tegang, perasaannya sungguh tidak enak, dan disaat yang bersamaan kemarahan juga memuncak.

“Aku hanya percaya apa yang kulihat!”

Maksud ucapannya sekarang adalah, apa yang dilakukan oleh Jeanne sudah mengikis habis semua kepercayaannya.

Bagaimana mungkin Jeanne tidak mengerti, air mata mengalir dari sudut matanya, “Begitu, kalau begitu aku tidak perlu menjelaskan apapun.”

Setelah mengatakannya, ia berpaling dan melihat keluar jendela.

William melihat sikapnya yang seperti ini, aura dinginnya semakin memuncak, membuat Hans dan Kepala pelayan bergidik, tidak berani membuka mulut, karena mereka takut menjadi sasaran kemarahannya.

Berbeda dengan mereka berdua yang ketakutan, Moli malah merasa senang.

Terutama melihat Jeanne yang mengambek pada Tuannya, membuatnya lebih senang lagi.

Jika terus seperti ini, perasaan tuan untuknya cepat atau lambat akan terkikis habis.

Dan karena pembicaraan Jeanne dan William yang begitu tegang, membuat suasana ruang rawat menjadi begitu kaku.

Untuk tidak lama kemudian suasana ini berhasil dipecahkan oleh Nyonya Thea.

Moli melihat Nyonya Thea sambil mengangkat bibirnya.

Tidak salah lagi, memang dia yang memanggil Nyonya Thea datang.

“William, kenapa kamu kembali?”

Nyonya Thea bertanya pada William, namun tatapannya malah mengarah pada Jeanne.

Menurutnya pasti Jeanne yang memanggil William kembali.

Jeanne paham, dan kekecewaannya membuatnya tidak ingin menjelaskan lebih banyak lagi.

“Aku mendengar Jessy kecelakaan, jadi aku segera kembali.”

William bisa melihat tatapan yang terpancar dari mata ibunya, ia menjawab ibunya dengan tatapan tegas.

Begitu Nyonya Thea mengetahui William kembali karena Jeanne, ia langsung membentak sambil melotot, “Apa yang perlu dilihat, belum juga mati?”

Dia berkata seolah teringat sesuatu, berkata dengan nada tegas, “Karena kamu sudah kembali, itu artinya masalah ini sekalian selesaikan selagi kamu masih ada disini, wanita ini harus kamu selesaikan, keluarga Sunarya tidak menerima wanita tidak tahu malu yang hanya bisa mencoreng nama baik keluarga ini, aku tidak sanggup menanggung malu yang seperti ini!”

Jeanne mendengar ucapan ini, langsung menatap William dengan wajah pucat.

Tentu saja dia tahu apa maksud Nyonya Thea, ini artinya dia ingin menyuruh William menceraikannya.

Mendengar ini, rasa sedih dan pahit menggerogoti hatinya.

Moli mendengar ucapan Nyonya Thea, menatap William dengan wajah terkejut, ada rasa senang didalam matanya.

Jika ia memanfaatkan kesempatan kali ini untuk membuat mereka bercerai, maka kesempatannya untuk berada disisi Tuannya akan semakin besar.

Dia sangat bersemangat, tepat ketika ia ingin menimpali, William sudah bersuara terlebih dahulu.

“Ma, masalah ini aku bisa selesaikan sendiri, kamu jangan ikut campur!”

Nyonya Thea mendengar ini, langsung berkata dengan nada keras : “Apa maksudnya tidak perlu kuurus, kamu mau dibuat buta oleh wanita murahan ini sampai kapan, apakah kamu mau menunggu sampai keluarga kita menjadi lelucon di seluruh daerah kota ini, lalu semua orang menertawakanmu sebagai lelaki tidak berguna, apakah rela!”

Mendengar ucapan ini, wajah William langsung menjadi menyeramkan.

Dia melirik Jeanne dengan dingin, tatapannya penuh dengan tebakan.

“Aku tidak melakukan hal apapun yang mengkhianati Keluarga Sunarya!”

Jeanne merasakan tatapannya, meskipun ia sudah menyerah untuk menjelaskan, namun ia tidak tahan dituduh seperti ini terus.

“Kamu bilang tidak ada jadi tidak ada, apakah semua yang terjadi beberapa hari ini merupakan orang lain yang memfitnahmu!”

Karena Moli menambahkan bumbu di telinga Nyonya Thea, sejak Nyonya Thea kembali hari itu, ia langsung menyuruh orang untuk menyelidiki apa saja yang dilakukan oleh Jeanne akhir-akhir ini.

Jika tidak diperiksa masih lebih baik, begitu diselidiki, Nyonya Thea menyesal sikapnya ketika di rumah sakit ketika itu terlalu ringan.

Wanita kurang ajar yang tidak tahu malu ini, berani-beraninya bekerja sama dengan orang lain untuk menghadapi Keluarga Sunarya.

Nyonya Thea sangat marah setiap kali memikirkan masalah ini : “Aku sudah tahu kamu orang seperti apa sejak awal, seharusnya dulu aku menentang habis-habisan keputusan Kakek David untuk meminang wanita pembawa sial sepertimu.”

Mendengar kritik seperti ini, wajah Jeanne semakin pucat, lalu melawan.

Karena yang membantu Yansen menghubungi Keluarga Bernard, memang dia, dan ketika keluarga itu merebut sumber kekuasaan Keluarga Sunarya memang kenyataan yang tidak bisa dipungkiri.

“Ma, masalah ini sudah berlalu, aku tidak ingin mengungkitnya lagi, mengenai masalah kali ini, aku akan menyelesaikanya, kamu jangan ikut campur, jika sudah tiba saatnya aku akan memberikanmu jawaban yang memuaskan.”

William tidak ingin melepaskan Jeanne, lebih tidak mungkin bercerai.

Namun ia tahu, masalah ini sudah diketahui oleh ibunya dan tidak akan mudah diselesaikan.

Yang harus ia lakukan sekarang adalah mencari tahu dan menenangkan ibunya dulu, masalah lainnya bisa dibicarakan pelan-pelan.

Nyonya Thea masih ingin bersikeras, namun sudah terlihat jelas oleh William.

“Ma, meskipun aku setuju bercerai, pihak kakek juga sulit untuk dibujuk, tunggu sampai aku mencaritahu masalah ini sampai jelas dulu, jika Jessy memang benar melakukan hal yang mengkhianati Keluarga Sunarya, ketika itu, meskipun kakek tidak setuju pun semua sudah tidak mungkin.”

Nyonya Thea mendengar ini,merasa apa yang putranya katakan masuk akal.

Dan masalah kali ini ia belum menggerakkan Kakek David, karena ia tahu Kakek sangat membela Jessy, tidak perduli apapun yang dikatakan wanita ini, Kakek pasti akan percaya.

“Baiklah, aku akan memberikanmu waktu untuk menyelesaikannya, aku harap kamu benar-benar bisa memberikanku jawaban yang memuaskan!”

Setelah mengatakannya, ia memelototi Jeanne dengan sadis lalu berbalik dan pergi.

Melihat ini, William meminta Kepala pelayan untuk mengantarkan ibunya pulang dulu, lalu melirik kearah Jeanne, berkata dengan dingin : “Moli, jaga ia dengan baik, Hans, ayo kita jalan.”

Ia berbalik dan pergi setelah melempar ucapan itu.

Jeanne melihat William yang pergi, tidak sanggup lagi menahan perasaannya dan menangis.

Meskipun William tidak menyetujui permintaan Nyonya Thea, namun ia bisa melihat kalau William sangat kecewa.

Moli melihat disamping dengan wajah senang.

Dua hari berikutnya, Jeanne tidak pernah melihat William lagi di rumah sakit, namun sup obat dari rumah tidak pernah berhenti diantarkan.

Hari ini merupakan hari ia keluar dari rumah sakit.

Setelah Jeanne membereskan barangnya, ia keluar bersama Moli, namun ia tidak tahan untuk menengok kearah pintu masuk.

“Tidak perlu lihat, Tuan tidak akan datang.”

Tentu saja Moli tahu apa yang dicari oleh Jeanne, ia menyindir dengan begitu dingin : “Berdasarkan hal yang sudah kamu lakukan, menurutmu apakah mungkin Tuan masih memperlakukanmu seperti sedia kala?”

Jeanne langsung menarik tatapannya begitu mendengar ucapan ini, lalu menatap Moli dengan dingin.

“Aku melakukan hal itu atau tidak, aku rasa kamu lebih jelas dariku!”

Jeanne berkata dengan tatapan penuh kebencian, “Moli, kamu sungguh membuatku jijik, meskipun kamu mengusirku dari sisi William, William juga tidak mungkin menyukaimu!”

Setelah mengatakannya, dia tidak peduli seberapa buruk ekspresi Moli, Jeanne langsung naik keatas mobil dan meninggalkannya.

Awalnya ia mengira kembali kerumah Sunarya paling tidak bisa melihat William, namun hari itu ia menunggu selama semalaman, namun tidak melihat William kembali.

Ia memeluk lututnya dan menatap keluar jendela dengan dingin, berkata dengan begitu perih : “Sebenci itukah sampai tidak ingin pulang?”

Novel Terkait

Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu