Wanita Pengganti Idaman William - Bab 121 Jangan Buat Aku Malu

Bab 121 Jangan Buat Aku Malu



Setelah beberapa hari, semuanya aman.


Jeanne kembali bekerja, dan Nyonya Thea juga lagi mempersiapkan pesta amal.


Karena perusahaan William setiap tahunnya akan mengalokasikan dana ratusan juta untuk kegiatan amal, jadi, Nyonya Thea juga mendirikan yayasan amal milik perusahaan William.


Yayasan ini juga memberikan bantuan terutama pada anak-anak disabilitas.


Dalam pengaturan beberapa hari ini, nyonya Thea sudah memutuskan nama tamu yang akan di undang, dan menyebarkan undangan.


Para tamu yang menerima undangan pada hari ini juga akan mempersiapkan barang yang akan disumbangkan, mereka akan memusatkan semua item pada pelelangan, dan penggalangan dana akan digunakan untuk kesejahteraan masyarakat.


Setelah semua selesai diatur oleh nyonya Thea, dia menyuruh bibi wang menyerahkan data ini ke Jeanne.


"Nona, dua hari lagi nyonya akan mengadakan kegiatan amal, ini data kegiatan amalnya, nyonya meminta anda untuk membaca data dan informasi tamu."


Kata bibi Wang, sambil menyerahkan data.


Jeanne mengerutkan kening, dan tetap menerima data tersebut.


Tepat saat dia ingin bertanya maksud dari nyonya Thea, bibi Wang sudah balik badan dan pergi.


Sikap yang tidak sopan ini membuat Jeanne sedikit jengkel.


Tapi mengingat dia adalah orang nyonya Thea, jadi tidak mengatakan apa-apa.


Dia menunduk melihat data yang diberikan, dan mengerutkan kening melihat nama Julian juga ada dalam daftar.


Secara logika, nyonya Thea dan keluarga mereka tidak akur, bahkan bisa di bilang memandang rendah keluarga Jeanne, kenapa bisa mengundang Julian?


Apa karena dia?


Dia memikirkan hal ini dan menggelengkan kepalanya.


Dia merasa dirinya di mata nyonya Thea bukanlah siapa-siapa.


Jadi apa yang ingin dilakukan nyonya Thea?


Saat dia sembarangan memikirkan alasannya, telepon di sebelahnya berdering.


Dia melirik teleponnya, ternyata dari Julian.


 Matanya berkedip, dan mengangkat teleponnya.


"Ada apa?" tanya nya dengan dingin.


Julian yang berbicara dalam telepon tidak ingin bertele-tele, ia langsung mengatakan: "Nyonya Thea memberiku undangan, untuk hadir dalam kegiatan amal, malam itu kamu ingat harus lebih akrab denganku."


Jeanne mengerutkan kening, tidak menunggunya mengatakan apa-apa, Julian sudah memberikan peringatan pada dirinya.


"Orang-orang di luar tahu hubungan Jessy dan aku sangat baik, lebih baik kamu jangan sampai ketahuan, kalau tidak kamu tahu konsekuensinya."


"Aku tahu, tiba waktunya aku akan berusaha sebaik mungkin akrab dengan mu."


Jeanne setuju mengertakkan giginya, bahkan merasa jijik dengan ancaman Julian.


Tapi dia tidak bisa menolak, siapa suruh dia lemah di bawah genggamannya.


Setelah Julian mendapatkan jawaban dari nya, baru mengubah topik pembicaraan.


"Oh iya, dalam acara amal nanti kamu berencana menyumbangkan apa?"


"Aku baru saja mendapat kabar, barangnya belum di persiapkan, tapi aku akan mendiskusikannya dengan William, tenang saja tidak akan membuat keluarga malu."


Jeanne tahu dia menanyakan hal ini, bukan karena khawatir padanya, tapi karena takut apa yang di sumbangkan tidak cukup bagus, takut mempermalukan putri satunya lagi.

    

Faktanya memang begitu.


Julian khawatir karena dia tidak pernah mengikuti kegiatan amal sebelumnya, takut tidak bisa memilih barang yang akan disumbangkan, tiba saatnya akan merusak nama baik Jessy.


Bagaimanapun, sekarang dia memakai nama Jessy.


"Karena mau mendiskusikan dengan William, aku tidak akan ikut campur, ingat, jangan buat malu, jangan ketahuan."


Dia tidak merasa tenang dan mengingatkan sekali lagi, lalu mematikan telepon.


Jeanne yang melihat dia menutup telepon, menyeringai dan membanting teleponnya, dia seolah-olah tidak menaruh kata-katanya di dalam hati.


Tiba malam hari, William pulang kerumah, bibi Wang dari rumah utama datang kemari sekali lagi, memberitahukan mereka berdua untuk pergi makan malam.


 Di meja makan, nyonya Thea mengungkit masalah kegiatan amal.


"Jessy, data yang ku berikan sore tadi sudah selesai di baca?"


Tanya dia, yang hanya ingin mencari kesalahan, siapa sangka Jeanne menggunakan waktu sepanjang sore, untuk membaca data dan mengingat nama tamu undangan.


Pada saat itu, wajah nyonya Thea berubah, tapi dengan cepat ia menyembunyikan nya.


"Karena sudah selesai membacanya, kamu mempersiapkan barang apa untuk disumbangkan?"


Tanya dia sekali lagi, dengan tatapan sedikit perhatian, yang membuat Jeanne sangat waspada.


Juga tidak tahu trik apa lagi yang digunakan wanita ini untuk menghadapiku.


Dia mengerutkan kening dan berkata: "Aku berencana menyumbangkan Bing Xin pemberian ayah sebelumnya, tidak tahu bagaimana pendapat mama?"


Bing Xin adalah satu set perhiasan yang bernilai sekitar 3 juta dollar, mahar pernikahan Jessy dengan William, tentu saja, ada banyak barang berharga lainnya, tapi yang lainnya lebih berharga, dan karena dia bukan Jessy yang sebenarnya, demi menghindari adanya masalah di kemudian hari, dan agar tidak di kritik nyonya Thea, dia memilih sesuatu yang berharga diantara yang berharga.


Sesuai dengan perkiraannya, begitu, nyonya Thea mendengar barang apa yang akan dia sumbangkan, dia tidak bisa mengatakan apa-apa.


Mau bilang barang yang dia sumbangkan tidak berharga, tapi perhiasan Bing Xin cukup terkenal di luar, meskipun bukan perhiasan mewah, tapi unggul dalam desingnya, tidak sedikit orang menyukainya.


Jeanne tertegun, dan matanya bersinar.


Yang benar saja, wanita ini tidak akan begitu baik, dia memalingkan matanya, melihat William yang makan dengan tenang di sampingnya, tersenyum sinis: "Ngomong-ngomong, mama terus menanyakan aku, tidak peduli apa yang akan disumbangkan William, William kamu berencana menyumbangkan apa?"


Saat topiknya berubah, nyonya Thea melirik kearah William.


William menatap mata kedua wanita yang ada di depannya, dan berkata: "Hans sudah mempersiapkannya, lukisan gunung karya dari Wang Wei."


Mendengar dia mengatakan kata-kata ini, mata Jeanne berkedip aneh.


Wang Wei adalah penulis hebat di dunia sastra modern.


Lukisannya sulit ditemukan di pasaran, bahkan ada orang yang mengelontorkan uang ratusan juta dollar untuk mengoleksinya.


Nyonya Thea puas sambil menganggukkan kepala.


Lalu dia membicarakan masalah amal dengan William.


"Tiba waktunya kamu pulang lebih awal, bantu ayahmu terima tamu ..."


Dia berbicara panjang lebar, dan William mendengarkannya dengan tenang.


Setelah menunggu dia selesai berbicara, melihat Jeanne di samping William, ia pun berkata, "Terkait kamu Jeanne, aku tidak menuntut mu untuk melakukan apa pun, supaya tidak terjadi kesalahan, kamu hanya perlu diam saja disana, jangan buat malu." 


"Ma!"


William yang mendengar ini, mengerutkan kening tidak setuju dengannya.


Nyonya Thea tahu putranya sendiri tidak setuju dengan apa yang baru saja di katakannya, dan tersenyum mengatakan"Ok ok, tidak ku katakan lagi, makan lah."


Dia menenangkan William, lalu memberikan peringatan Jeanne dengan sudut matanya.


Jeanne mengangkat bahu dan tidak peduli.


Tidak membiarkannya melakukan sesuatu, dia juga senang untuk bersantai-santai.



     ......



Dalam sekejap mata, tiba hari kegiatan amal diadakan.


Melihat Shengyun Palace Hotel, dan red carpet yang sudah digelar di sepanjang jalan menuju pintu masuk hotel.


Dikelilingi oleh mobil-mobil mewah, para tamu pria dan wanita turun dari mobil mewah, saling bergandengan tangan, berjalan dengan elegan ke hotel.


Seiring mereka berjalan, tidak sedikit lampu yang menyoroti.


Di hotel, semua berkumpul dalam grup kecil dua atau tiga orang.


Keluarga William yang sebagai tuan rumah, menjadi yang terakhir masuk keacara.


Nyonya Thea bergandengan tangan berjalan menuruni tangga.


Diikuti oleh Marina.


Jeanne dan William sebagai generasi muda, berjalan paling akhir.


Tapi ketika kedua orang ini muncul, mata semua orang di lantai bawah terpana tidak berkedip, takjub melihat pasangan ini.

Novel Terkait

Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
3 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu