Wanita Pengganti Idaman William - Bab 548 Aku Ingin Melahirkan Anak Ini

Jeanne menahan perasaan menjijikkan, saat ingin makan, perasaan mual yang semakin parah muncul saat dia sedang makan.

“Ugh……”

Jeanne tidak menelan sedikitpun makanan, dan berlari ke toilet dengan mulut terbuka.

“Jeanne, kamu kenapa?”

Lana melihat dengan khawatir, dia dengan cepat mengikuti Jeanne.

Di dalam toilet, Jeanne tidak menjawab, dia berjongkok di depan kloset dan muntah.

“Ugh……Ugh……KeKe!”

Lana melihat Jeanne yang muntah sampai pucat, dia dengan cepat pergi menuangkan segelas air hangat, “Minum sedikit air Jeanne, sedikit melegakan.”

Jeanne menerimanya, dan menelan beberapa teguk, dan merasa sedikit baikan.

“Bagaimana? Merasa lebih baik?” Lana cemas melihat Jeanne.

Jeanne mengangguk, baru saja ingin berbicara, datang lagi perasaan mual yang menjijikkan, “Ugh……”

Lana cemas, sambil menepuk punggung Jeanne dia berkata: “Jeanne, ini tidak bisa dibiarkan, kita harus pergi ke rumah sakit.”

“Ma, aku tidak apa-apa, tidak perlu ke rumah sakit.” Jeanne merasa ini bukan masalah besar dan menolaknya.

Tetapi Lana khawatir, “Sudah muntah sampai begini, apa maksud kamu tidak apa-apa.”

Dia menunggu Jeanne sedikit mereda, dan memaksanya untuk pergi ke rumah sakit.

Sepuluh menit kemudian, Lana membawa Jeanne pergi ke rumah sakit dan mengambil antrian di department gastroenterology.

“Sejak kapan mulai muntah-muntah? bagaimana perasanmu sekarang?” Tanya dokter sambil memeriksa Jeanne.

Jeanne menjawab: “Beberapa hari yang lalu ada mual-mual sedikit, tetapi tidak separah hari ini.”

Tangan dokter itu berhenti, “Selalu mual? Apakah pola makan kamu teratur?”

“Teratur, sehari makan tiga kali, semua aku yang siapkan” Lana menyela di samping.

Dokter itu mengerutkan kening, dan mengambil kembali alat-alat dan menaruhnya di atas meja, “Apakah menstruasimu normal belakangan ini?”

Jeanne tertegun untuk sesaat, “Sudah dua bulan tidak ……”

Ketika dia belum selesai berbicara, menyadari bahwa ada yang tidak benar.

Lana tidak menanggapinya, dia khawatir: “Mengapa sudah telat begitu lama kamu tidak mengatakannya, dokter, apakah penyebabnya karena ini?”

Dokter mengangguk kepala, “Aku sarankan sebaiknya kamu membawanya ke departemen kandungan, gejala-gejala yang disebutkan sangat mirip dengan kehamilan.”

“Apa? Hamil!”

Lana terkejut, dia menatap dokter dengan ragu dan menoleh melihat Jeanne, “Jeanne, sebenarnya apa yang terjadi kepadamu?”

Jeanne gemetar, dia tidak berani bertatapan langsung dengan ibunya, “Ma, mari kita periksa dulu, aku akan memberi tahu kamu ketika pulang.”

Raut wajah Lana masam, dan tidak bertanya lagi, dia membawa Jeanne pergi ke departemen kandungan.

Setelah pemeriksaan, dokter mengkonfirmasi: “Selamat Nona Jeanne, kandunganmu telah berusia dua bulan.”

Jeanne mengambil laporan hasil pemeriksaan, dengan hati yang kacau.

Dia menatap perutnya yang rata, dan berpikir bahwa dia tidak akan pernah bertemu dengan William lagi, tidak disangka ternyata dia mengandung anak milik William.

Ini pasti karena Tuhan tidak ingin dia kesepian, dan memberikan anak ini sebagai hadiah.

Dibandingkan dengan perasaan senang Jeanne, Lana memiliki ratusan pertanyaan di pikirannya.

Ketika mereka kembali ke apartmen, Lana tidak sabar untuk bertanya: “Jeanne, anak siapa ini? apakah milik Willy?”

Dia berpikir teman sekeliling Jeanne, dia hanya pernah melihat Willy, dan dia pun berpikir yang aneh-aneh.

Jeanne menggelengkan kepala, “Mama, anak ini bukan milik Willy”

“Jika bukan milik Willy, jadi siapa ayah dari anak ini?” Lana tidak menyerah bertanya.

Bibir Jeanne terangkat, tidak tahu bagaimana menjelaskannya.

Lana dengan cemas bertanya, “Kamu gadis bodoh kenapa tidak menjawab? Siapa ayah dari anak ini?”

Dia tidak mengatakan apa-apa, dan hanya bisa menghela nafas, “Kalian kakak beradik kenapa tidak bisa membuatku merasa tenang, bagaimana aku bisa tenang pulang jika kamu seperti ini.”

Jeanne merasa sedih, melihat ibunya sangat khawatir kepadanya.

Tetapi tidak sepenuhnya khawatir tentang dia, dia juga khawatir Jessy.

Karena dia seperti ini, tidak bisa pulang kembali ke negaranya.

Dia teringat bahwa ibu ingin membantu Jessy, hatinya terasa sedih, “Mama, bukankah kamu selalu bertanya mengapa aku selalu menentang kamu untuk membantu Jessy?”

Lana tertegun, “Kenapa?……Tunggu, Aku sedang bertanya siapa ayah dari anak ini, untuk apa kamu menbahas hal ini?”

Jeanne memotong pembicaraanya, “Karena ini adalah masalah yang sama”

Lana bingung, “Apakah kehamilanmu ada hubungannya dengan Jessy.”

“Memang berhubungan.”

Jeanne tidak menyangkal, dia memikirkan bahwa kebohongan yang dikatakan pada ibunya sebelumnya, perasaan bersalah terlihat di matanya, “Ada satu hal, yang telah aku sembunyikan dan tidak memberitahukannya kepadamu, sebenarnya biaya untuk merawat kamu berasal dari keluarga Gunarta, sebagai syaratnya, aku menggantikan Jessy masuk ke keluarga Sunarya, berpura-pura tinggal di keluarga Sunarya.”

Lana memandangnya dengan ragu, “Bukankah pada saat itu kamu jelas-jelas bilang……”

Jeanne tersenyum pahit, “Pada saat kamu bangun, dokter mengatakan kamu tidak bisa distimulasi, maka aku menyembunyikannya, lagipula, aku juga tidak ingin terlibat dengan keluarga Gunarta.”

Dia berbicara dengan nada rendah,”Tapi ini adalah masalah Keluarga Gunarta, kamu malahan menyuruhku untuk membantu Jessy, aku tidak bisa melakukannya, lagipula jika Jessy tahu bahwa aku mengandung anak William, dia pasti tidak akan melewatkan kesempatan ini untuk mengancam William, Mama, kamu pasti tidak tahu, Jessy bisa seperti hari ini adalah karena perbuatannya sendiri.”

Lana mendengar Jeanne menceritakan seluruh rencana Jessy, hatinya sangat sedih.

Dia terjatuh duduk di atas sofa, “Kenapa bisa begitu? Bagaimana bisa Jessy berubah menjadi begitu?”

Jeanne tidak bisa menjawab Lana, dia duduk diam di samping Lana, menunggu Lana untuk lebih tenang.

Juga tidak tahu berapa lama bagi Lana untuk mencerna seluruh masalah ini, “Jadi ayah dari anak ini adalah William, adik iparmu.”

“Benar!” Jeanne menganggukkan kepala, pada saat bersamaan dia juga mengatakan isi pikirannya, “Mama, aku berencana untuk melahirkan anak ini.”

Ketika mengatakannya, Lana dengan cepat membantah perkataan Jeanne, “Tidak boleh, Kamu tidak boleh melahirkan anak ini, jika tersebar, bagaimana dengan harga diri kalian?”

Jeanne tahu ibunya sedang memikirkan reputasinya, tetapi dia benar-benar ingin melahirkan anak ini.

“Mama, aku pasti akan melahirkan anak ini.”

Lana menatap Jeanne, dan menebak sesuatu di hatinya, “Apakah kamu jatuh cinta terhadap William?”

Tubuh Jeanne kaku, dia menghindari tatapan Lana.

Lana kelihatan masih tidak begitu mengerti, wajahnya penuh dengan kebingungan, ingin berbicara tetapi tidak bisa mengatakannya.

Karena hal ini bukan kesalahan Jeanne.

“Semua salahku, aku yang membuatmu menderita!” Lana yang merasa bersalah dan menampar dirinya sendiri.

“Mama, apa yang kamu lakukan?”Jeanne terkejut dan meraih tangan ibunya.

Lana menatap Jeanne penuh dengan air mata, “Jika bukan karena aku, hubungan kalian tidak akan seperti ini!”

Novel Terkait

His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
5 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu