Wanita Pengganti Idaman William - Bab 349 Jangan Gegabah

Jeanne melihat ekspresinya yang tidak bisa ditolak, niat awalnya ingin menolak akhirnya menyerah, ia mengangguk : “Baiklah, kalau begitu maaf merepotkanmu.”

Mereka berdua menunggu seperti itu dari pagi sampai malam, William sama sekali tidak kembali pulang.

Pihak Jeanne juga tidak menerima kabar apapun dari Julian.

Dan ini semua tidak diketahui oleh William, dia dikantor mengurus dokumen sambil menunggu kabar penculikan dari bawahannya.

Namun sudah lewat setengah hari, penculik masih belum juga mengabarinya.

Ini membuat emosi yang ia tahan meluap.

“Presdir, pihak kepolisian menemukan orang mencurigakan di terminal Tenggara.”

“Orangnya sudah tertangkap belum? Ada melihat nyonya muda tidak?”

William langsung bertanya.

Hans berkata dengan wajah bersalah : “Orang itu sangat gesit, begitu pihak kepoilisian muncul, ia langsung menyadari dan kabur, mengenai nyonya muda, pihak kepolisian tidak melihatnya, namun sejauh ini masih bisa dipastikan kalau orang-orang itu masih ada dalam kota.”

William mendengar ini, aura disekitarnya berubah menjadi lebih tegang.

“Kamu tambah pengawal, fokus di terminal, mulai perluas pencarian di setiap jalan kecil, semuanya harus ditangkap!”

Hans mengangguk, memutus sambungan telepon lalu pergi mengerjakan apa yang diperintahkan.

William menyimpan ponselnya, sekarang dia sudah tidak punya suasana hati untuk bekerja.

Dia keluar dari kantor dengan wajah begitu serius.

Jeanne melihatnya pergi, segera meminta Ivan untuk mengikutinya.

Keduanya mengikuti dibelakang William sampai William sampai dirumah.

Jeanne melihat ini langsung mengkerutkan alis.

Dia mengingat tebakannya di siang hari.

Apakah Jessy sudah berhasil tertolong?

Ivan tidak tahu apa yang sedang ia pikirkan, melihat William kembali ke kediamannya, ia menoleh dan bertanya.

“Jeanne, apakah kita masih mau membuntutinya?”

Jeanne kembali dari lamunannya, namun ia juga tidak yakin.

“Tunggu sebentar, aku menelepon seseorang dulu.”

Setelah mengatakannya, ia menelepon Julian.

“Jessy sudah kembali?”

Begitu telepon tersambung, ia langsung bertanya to the point.

Julian juga tidak tahu apakah karena Jessy belum ada kabar sehingga nada bicaranya begitu dingin : “Masalah ini tidak pantas kamu tanyakan, sekarang kamu bersembunyi saja dengan benar, jangan sampai ada yang menemukanmu!”

Setelah mengatakan ini, ia langsung mematikan teleponnya.

Jeanne menatap telepon yang diputus, mengkerutkan alis.

Dari nada bicara Julian bisa terdengar dengan jelas kalau Jessy masih belum berhasil diselamatkan.

Kalau begitu kenapa tidak ada pergerakan dari William?

Bukan merasa William tidak mempedulikannya, malah merasa ada yang aneh.

Namun rasa heran ini langsung ia tekan.

Dia berpikir, kemungkinan ada sesuatu yang terjadi didalamnya sehingga William pulang dan tidak ada gerakan.

Dengan berpikir demikian, Jeanne merasa sedikit lebih lega.

William tidak bergerak menandakan tidak ada bahaya.

“Jeanne?”

Ivan melihat Jeanne terdiam cukup lama setelah mematikan telepon, mengingatkannya.

Sepasang matanya yang hitam melihat ke layar ponselnya dengan penasaran, ia ingin melihat dia menelepon dengan siapa.

Sayangnya layar ponsel sudah mati, dan Jeanne sudah kembali dari lamunannya dan menyimpan ponselnya sehingga ia tidak memiliki kesempatan untuk mengintip.

“Maaf, tadi aku sedang memikirkan sesuatu, kita kembali saja, tidak perlu dibuntuti lagi.”

Dia menoleh sambil tersenyum pada Ivan, berkata dengan perasaan tidak enak hati : “Oh iya, hari ini sudah menyita banyak waktumu, belum makan, malam ini aku traktir kamu makan.”

Ivan mendengar ucapannya yang sungkan, senyum diwajahnya langsung membeku disana.

“Jeanne, diantara kita tidak perlu sesungkan itu ya kan?”

Jeanne melihat kondisi ini, tidak lagi mengatakan apapun, ia menunjuk sebuah restoran yang agak terpencil.

Tidak berapa lama, keduanya tiba di restoran, Ivan memesan beberapa sayur, lalu menatap Jeanne sambil beberapa kali membuka mulut seperti ingin mengatakan sesuatu.

Tentu saja Jeanne tahu dia ingin mengatakan apa, lalu berkata : “Ivan, bisakah kita tetap sama seperti dulu, tidak perlu menanyakan apapun?”

Ivan tercengang, senyum pahit tersungging di bibirnya, ia berkata dengan tidak berdaya : “Baiklah, aku tidak bertanya, nanti jika kamu sudah ingin mengatakannya baru katakan padaku.”

Jeanne mendengar ucapannya, menatapnya dengan tatapan berterima kasih.

Lalu keduanya mengobrol ringan mengenai hal yang terjadi akhir-akhir ini.

Setelah langit sudah mulai malam, keduanya baru berpisah.

Karena tidak bisa kembali ke kediaman Sunarya, mau tidak mau dia harus menyewa sebuah rumah di pinggiran kota.

Setelah dia membersihkan diri, menghadapi kamarnya yang yang sunyi dan sepi ia tidak bisa tidur.

Kepalanya dipenuhi oleh William, apa yang sedang dia lakukan sekarang? Siapa orang yang menangkap Jessy.

Bahkan ia sangat khawatir, apakah ia masih bisa kembali atau tidak.

……

Disaat bersamaan, pihak Hans akhirnya mendapat kabar setelah penyelidikian seharian.

“Presdir, orang kita menemukan orang mencurigakan di terminal.”

William mendengar kabar ini, seketika tatapannya terlihat begitu tegas.

“Perintahkan pada mereka untuk menjaga seluruh pintu keluar, tunggu sampai aku datang.”

Setelah dia mengatakan ini, ia langsung mematikan telepon, mengambil kunci mobil diatas meja dan langsung pergi.

Tidak sampai setengah jam, dia mengendarai mobil menuju kesana, wajah Moli terlihat begitu tegang mengikutinya dari belakang.

Hans melihat kedatangannya, langsung maju dan melapor : “Presdir.”

“Dimana orangnya?”

William melihatnya langsung menanyakannya.

Hans mendengar pertanyaan ini, ekspresinya langsung berubah.

“Orangnya sudah kabur………..”

Dia menundukkan kepala didepan William seolah sudah membuat kesalahan yang begitu besar.

William mendengar ucapannya, entah karena kelewat emosi atau bukan, ia malah tidak semarah tadi pagi, terlihat jauh lebih tenang.

“Apa yang terjadi, jelaskan secara detail padaku!”

Dia menyipitkan mata melihat kesekeliling dengan tatapan waspada.

Hans tidak berani menutupinya, langsung menceritakannya.

“Tadinya orang suruhan kita sudah menyelidiki orang ini, ketika ingin menangkapnya, orang itu seperti menyadari sesuatu, masuk kedalam toilet dan menghilang begitu saja.”

William mendengar ini, wajahnya terlihat dingin.

Malah Moli yang berdiri dibelakangnya diam-diam mulai berharap.

Dia bisa melihat kalau mereka mengantisipasi Tuan agar tidak bisa menolong Jessy.

Dia sangat berharap orang-orang itu menghabisi Jessy saja agar tidak menyusahkan Tuannya.

William tidak tahu apa yang ia pikirkan, dia berpikir sejenak.

Dua kali meleset berturut-turut, membuatnya mau tidak mau berpikir keras, ini merupakan peringatan dari pihak penculik padanya agar tidak gegabah.

Kelihatannya orang itu ingin memegang kendali.

“Perintahkan pada semua orang untuk menarik semua tim.”

William merasa dirinya menemukan apa yang sedang terjadi, ia berpesan dengan suara tegas.

Hans merasa aneh, “Presdir, apakah kita tidak menolong nyonya muda?”

William melirik Hans dengan dingin, Hans tercengang, dan langsung mengerti.

Orang yang mereka hadapi kali ini tidak akan membiarkan mereka menolong semudah itu.

Disaat ini, ia dan William berpikir kearah yang sama.

“Baik, aku akan meminta semua bubar.”

William membubarkan semua orangnya, pria ini langsung mendapatkan kabar, senyum tipis tersungging dibibirnya.

Tentu saja dia tahu William tidak mungkin benar-benar membubarkan pasukannya, tidak perlu dipikirkan ia juga tahu, asalkan ia muncul, maka yang menunggunya adalah jebakan yang begitu besar.

Karena kabar dari bosnya mengatakan kalau William bukanlah orang cerdik biasa.

Novel Terkait

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
5 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu