Wanita Pengganti Idaman William - Bab 307 Senang Sekali Karena Ada Kamu

Tidak lama kemudian teleponnya terhubung dengan Hans.

"Buktinya sudah diserahkan kepada pihak kepolisian, tidak lama lagi perintah penangkapan akan segera keluar."

Hans menjawab dengan suara yang berat, dia berkata kalau dia sudah mengurus semuanya.

Tetapi William masih belum merasa tenang, keluarga Delores, terutama Reiner Delores, rubah tua licik itu, dia tidak percaya kalau selama beberapa tahun berkecimpung di dunia pemerintahan, dia tidak mempunyai saluran informasinya sendiri.

"Sebelum polisi menangkapnya, kirim orang untuk mengawasi seluruh keluarga Delores dengan sangat ketat."

Dia memerintahkan dengan dingin.

Hans segera menerima perintah dan pergi melaksanakannya.

Sedangkan apa yang terjadi kemudian memang sama seperti apa yang sudah diperkirakan oleh William.

Saat dia melaporkan keluarga Delores, Reiner langsung menerima informasi yang diberikan oleh orang kepercayaannya.

"Pak menteri, orang dari Group perusahaan Sunarya sudah pergi ke kementerian kehakiman, kami mengetahuinya dari orang dalam, mereka sedang melaporkan anda."

Setelah Reiner mendapatkan informasi ini, wajahnya berubah menjadi sangat muram, terlebih setelah mendengarkan kalimat selanjutnya dari orang kepercayaannya, hal itu semakin membuat hatinya merasa tidak tenang.

"William juga pergi ke kantor polisi untuk melaporkan kasus ini, dia menuduh keluarga Delores melakukan pelanggaran hukum dengan melakukan penculikan, mereka juga menyimpan rekaman panggilan telepon nyonya Jessy sebagai bukti, dengan kedua bukti itu, maka hal ini akan sulit untuk diatasi, pak menteri harus segera membuat rencana."

"Aku sudah mengerti, kamu tetap mencari informasi dari pihak kementrian kehakiman, begitu hasilnya sudah keluar, kamu segera menghubungiku."

Reiner memerintahkannya dengan suara yang keras.

Setelah mematikan teleponnya, dia keluar dari ruang baca, saat dia melihat keluarga yang bahagia di ruang tamu, hatinya dipenuhi dengan amarah.

Bisa dibilang tindakan gegabah kali ini membuat seluruh keluarga Delores ikut terlibat.

Tetapi orang-orang di rumah malah tidak merasakannya sama sekali.

"Ma, kenapa mama tidak memukul Jessy, wanita jalang itu sampai mati!"

Alexa tahu kalau Jessy dipukul oleh ibunya, tetapi ini juga hanya luka luar saja, dia benar-benar menginginkan wanita jalang itu mati.

"Mama sih ingin memukulnya sampai mati, tetapi papamu tidak setuju."

Ibu Alexa berkata dengan sangat marah.

Pada saat Reiner turun ke bawah, kebetulan dia mendengar hal ini, sehingga membuatnya tanpa sadar berkata dengan keras : "Kalian masih ingin Jessy mati, apa kalian merasa kalau keluarga ini belum cukup berantakan?"

"Pa, ada apa?"

Alexa menyadari ada kemarahan dan ketegangan dari nada bicara Reiner, dia bertanya kepada ayahnya dengan bingung.

Reiner meliriknya lalu memberitahu informasi yang didapatnya kepadanya.

"William melaporkanku kepada komisi inspeksi disiplin, aku tidak tahu bukti apa yang dimilikinya, tetapi komisi inspeksi disiplin sudah memeriksanya, menurutku jika bukan hari ini maka besok mereka akan datang mencariku."

Saat Alexa dan Lexi Delores mendengarnya, ekspresi mereka langsung berubah.

"Bagaimana mungkin William berani melakukannya?"

Lexi menjerit marah.

Reiner meliriknya dengan dingin dan berkata dengan marah : "Kenapa William tidak berani, aku sudah bilang bukan kalau kita tangkap orangnya saja, tetapi kamu malah memukulnya, bagaimana mungkin dia akan melepaskan kita?"

Dia mendengus dan terus berkata : "Dia bukan hanya melaporkan aku saja, bahkan perusahaanmu juga ikut dituntut olehnya."

Saat Lexi mendengarnya, jantungnya terasa mau copot.

"Apa yang terjadi? Apa hubungannya hal ini dengan perusahaan Delores?"

Alexa juga mulai merasa cemas, perusahaan Delores adalah segalanya bagi keluarga Delores.

"Pa, apa yang terjadi sebenarnya."

Saat Reiner melihat mereka baru merasa cemas saat ini, dia menghela napas berat.

"Dari ibumu menyuruh orang untuk menculik Jessy, William sudah terus mengumpulkan bukti, ditambah lagi ibumu menggantikanmu untuk memberi pelajaran kepada Jessy, hal ini benar-benar membuat William murka, menurutku, dia ingin membuat nama keluarga Delores hilang dari kota ini."

Saat Lexi dan Alexa mendengarnya, mereka tanpa sadar merasa sangat takut.

"Kenapa bisa seperti ini?"

Alexa bergumam dengan tidak percaya.

Lexi malah merasa sangat emosi, "William benar-benar berani sekali."

"Berani atau tidak, aku tidak tahu, tetapi yang jelas ini merupakan pukulan yang sangat besar bagi keluarga Delores, tidak menutup kemungkinan dia benar-benar bisa melakukannya."

Reiner membantah perkataan Lexi dengan suara yang berat.

Setelah mengatakan hal itu, dia menatap Leon yang semenjak pulang tidak pernah mengatakan apapun.

"Tuan Leon, aku ingin meminta bantuanmu, apakah bisa?"

Saat Leon mendengarnya, dia mengangkat alisnya dan menatap Reiner.

"Kamu tidak perlu memintanya, tentu saja aku akan melindungi wanitaku."

Saat Reiner mendengar perkataannya, kecemasannya sedikit berkurang.

"Baiklah kalau begitu, jika keluarga Delores hancur, aku berharap Tuan Leon bisa menjaga Alexa kami dengan baik, dia sejak kecil sudah dimanjakan olehku dan ibunya, sehingga dia menjadi seperti itu, tetapi sebenarnya dia tidak jahat."

Meskipun Lexi tidak percaya kalau William bisa menghancurkan keluarga Delores, tetapi Reiner malah sudah memperkirakan nasib dari keluarga Delores nantinya, dia mau tidak mau membuat rencana terlebih dahulu, mumpung saat ini semuanya masih belum diputuskan.

Sedangkan saat Alexa melihat ayahnya seakan-akan sedang mempercayakan dirinya kepada Leon, hal itu seketika membuatnya tidak senang.

Tetapi dia tidak berani membantahnya di depan Leon.

Dia berencana setelah Leon pergi, dia akan mendiskusikan hal ini dengan ayahnya.

Tetapi dia tidak menyangka kalau kenyataannya tidak sesuai dengan keinginannya.

Setelah Reiner selesai memberitahu apa yang harus dilakukan, dia langsung menyuruh Leon membawa Alexa pergi dari sana.

"Pa, aku tidak mau pergi!"

Alexa menjerit dan menolaknya.

Sebelum Reiner sempat memarahinya, wajah Leon sudah terlihat muram.

"Kamu memang tidak ingin pergi, atau tidak ingin pergi denganku? Hemm?"

Kata terakhir yang diucapkannya penuh dengan bahaya, membuat tubuh Alexa tanpa sadar sedikit bergetar.

"Bukan...."

Dia membantahnya secara reflek.

Saat melihat hal ini, Reiner diam-diam juga merasa sedikit marah.

Saat dia masih berada di sini saja, Leon sudah berani mengancam Alexa di depannya, dia tidak tahu saat Alexa sudah ikut dengannya nanti, dia akan bersikap seperti apa terhadap Alexa.

Tetapi jika dia membiarkan Alexa tinggal di sini, maka mereka sekeluarga akan habis.

Setelah dia memikirkannya dengan baik, dia tetap memilih yang pertama.

Biar bagaimanapun dia percaya kepada putrinya, dia pasti bisa menjinakkan Tuan Leon yang sombong dan keras kepala itu.

"Alexa, kamu ikut pergi dengan Tuan Leon saja, tunggu tidak ada masalah lagi di sini, kamu baru meminta Tuan Leon untuk membawamu kembali."

Sambil berbicara, dia mengisyaratkan sesuatu kepada Alexa dengan matanya.

Alexa tentu saja mengerti maksud ayahnya, akhirnya dia menahan dirinya dan menyetujuinya.

Biar bagaimanapun situasi keluarga Delores saat ini sudah tidak mengijinkannya untuk tetap bersikap keras kepala.

Akhirnya dengan cara ini, Alexa dibawa pergi oleh Leon.

Sedangkan saat mereka baru saja pergi, langsung ada orang yang memberitahu William mengenai hal ini.

"Terus awasi mereka, aku ingin tidak ada satupun keluarga Delores yang bisa pergi!"

William memerintahkannya dengan tegas, setelah itu, dia langsung mematikan teleponnya.

Pada saat itu juga, Jeanne yang ada di atas ranjang pasien merintih.

"Air....."

Saat William mendengarnya, dia segera meletakkan dokumen yang ada di tangannya lalu menuangkan air untuk Jeanne.

Jeanne bersandar di pelukan William dan meminum air, kesadarannya yang terasa samar-samar, perlahan-lahan kembali.

"William."

Ketika dia sudah bisa melihat pria di sampingnya dengan jelas, dia merasa sangat terharu.

Dia teringat kalau dia melihat William saat dia hampir tidak sadarkan diri, dia bahkan mengira kalau dirinya sedang bermimpi, dia tidak menyangka kalau William benar-benar ada di sampingnya.

Sambil berpikir, matanya perlahan-lahan mulai memerah, air matanya tanpa sadar mengalir keluar.

"Senang sekali karena ada kamu di sini...."

Dia sama sekali tidak menyadari betapa bergantungnya dia kepada William saat ini.

Ketika William mendengar suaranya yang tercekat, tidak tahu kenapa hatinya terasa sangat sakit.

"Sudah, kamu sekarang sudah tidak apa-apa."

Dia menepuk punggung Jessy untuk menenangkannya, tetapi dia malah secara tidak sengaja menyentuh lukanya.

"Sakit....."

Jeanne meringis kesakitan, dia secara reflek langsung bersikap manja kepada William.

William merasakan getaran dari wanita di pelukannya ini, saat dia melihat wajahnya yang pucat dan lemah, kemarahannya terhadap keluarga Delores kembali melonjak.

Tidak peduli bagaimanapun, kali ini dia harus menghancurkan keluarga Delores!

Novel Terkait

Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu