Wanita Pengganti Idaman William - Bab 155 Aku Selalu Mengenalimu

Bab 155 Aku Selalu Mengenalimu

Saat Jeanne mendengar ini, hatinya tegang.

“Maaf, Tuan salah orang.”

Dia sengaja menjawab dengan senyum tenang palsu.

Ivan mengerutkan kening, menatap Jeanne dalam-dalam.

“Tidak mungkin aku salah orang.”

Jeanne mendengar kata-katanya terdengar curiga.

Dia menatap Ivan dengan aneh, tapi saat dia ingin membantah, sekali lagi Ivan berbicara.

“Jeanne, aku tahu kamu ingin membantah, tapi tidak peduli kamu berubah menjadi apapun, aku bisa mengenali mu.”

Bibir Jeanne yang merah, tidak tahu harus berkata apa.

Dan Ivan tidak memberinya kesempatan untuk berbicara, dan langsung mengatakan: “Jeanne, aku tahu kamu begitu pasti ada alasannya, tapi kamu tenang saja, aku tidak akan mengatakannya ke orang lain, hanya saja bisa tidak jangan menghindariku.”

Setelah mengatakannya, dia jalan maju selangkah kedepan mendekati Jeanne.

Jeanne tanpa sadar mundur dan menatapnya dengan kepanikan hebat.

Sekarang tampaknya apa pun yang dia katakan tidak benar.

“Aku masih ada urusan, permisi Tuan.”

Dia menghindar dan tidak menjawab, pergi tanpa mengucapkan selamat tinggal.

Tanpa memberi Ivan kesempatan untuk berbicara, dia balik badan dan pergi.

Ivan menatapnya pergi, mengerutkan kening, dan banyak keraguan muncul di hatinya.

Dia sangat ingin tahu apa yang dilakukan Jeanne, kenapa dia harus menyembunyikan namanya dan pura-pura tidak mengenalinya.

Jeanne tidak tahu Ivan ingin tahu tentang segalanya tentang dia.

Saat di kembali ke ruang pesta, bersiap-siap mengucapkan selamat tinggal pada Santos, percakapan di telinganya menghentikannya.

“Hey,bukankah itu William, Presiden Grup Sunarya? Kenapa dia datang ke sini?”

“Iya benar, kenapa dia bisa disini?”

“Apa? Kalian masih belum tahu, William akhir-akhir ini mendirikan perusahaan fashion, sekarang sedang ramai diperbincangkan di internet, dia berencana bekerja sama dengan RC, terlebih lagi muncul gosip seperti itu, bagi perusahaan yang baru berdiri tidak bagus.

Banyak orang mempertanyakan apa yang sedang terjadi.

Jeanne tidak tertarik dengan apa yang mereka katakan di belakang.

Matanya senang melihat William masuk dari pintu.

Meskipun masih dengan setelan jas hitam yang sama, dengan penampilan tampan yang sempurna dalam pesta fashion kali ini, membuat orang tidak dapat mengabaikannya.

Dia menunggu orang-orang di sekitar William bubar dan pergi.

“Kenapa kamu bisa datang? Bukannya kamu bilang akan pulang telat?”

William menatap wanita cantik di depannya dan muncul kegembiraan di matanya, bisa dikatakan sangat membuatnya senang.

Tapi dia tidak akan memberi tahu Jeanne alasan sebenarnya, dia kembali khusus untuknya.

“Sebenarnya karena masalah perusahaan, sudah seharusnya aku juga harus datang melihat penanggung jawabnya.”

Dengan santainya dia menjawab, yang membuat Jeanne kecewa berat.

Dia mengira pria ini datang karena ajakannya.

William melihat kebahagiaan hilang dari mata Jeanne , namun tetap tidak mengatakan apapun lagi.

Lagipula, dia memang bukan termasuk orang yang bisa menunjukan emosionalnya diluar.

Dia melihat sekeliling dan melihat pipi Jeanne memerah, dia mengerutkan kening dan bertanya, “Apa kamu minum alkohol?”

Jeanne tertegun, dan perlahan menganggukkan kepalanya lalu berkata: “Iya minum sedikit.”

William mengerutkan kening, dan tidak mengatakan apapun.

Jeanne mengalihkan topik dan berkata: “Ku antar kamu pergi menemui tuan Santos.”

William tidak menolak, malah mengisyaratkan dia yang harus memimpin jalan.

Jeanne membawanya menemui Santos.

Sementara itu, pada saat yang sama Ivan keluar dari koridor.

Tanpa sadar dia mencari sosok Jeanne, dan melihat Jeanne dengan pria tampan, dia langsung mengerutkan kening.

Dan disana, Jeanne sudah membawa William menemui Santos.

“Tuan Santos, ini Presiden perusahaan kami, William.”

Setelah selesai mengatakannya, dia menoleh ke William dan berkata, “Presiden, ini adalah Santos, desainer RC, dan juga orang yang bertanggung jawab atas proyek.”

Saat dia berbicara, kedua pria itu bertukar salam.

“Presiden William, sudah lama ingin bertemu dengan anda.”

“Tuan Santos jangan terlalu sungkan.”

Mereka berdua segera membahas kerja sama.

Jeanne mendengar pembicaraan disamping mereka, selang beberapa saat, dia pusing dan sepertinya mabuk.

Awalnya, dia ingin bertahan, tidak ingin William tahu.

“Pusing?”

Tanya dia dengan penuh perhatian, dan pada saat yang sama Santos melihat kemari.

Jeanne hanya bisa mengangguk, dan berkata:“Ya, sedikit.”

Saat William mendengar itu, segera mengucapkan kata perpisahan dengan Santos.

Dia membawa Jeanne jalan keluar, dan tidak ingin melihat bayangan Ivan, yang membuat langkah kakinya terhenti, dan wajahnya berubah menjadi kusam.

Jeanne melihat dia tiba-tiba berhenti, dan terlihat ragu.

“Ada apa?”

William melihat kebawah, dan menatap matanya.

“Tidak ada.”

Setelah itu, dia memapah Jeanne pergi.

Jeanne melihat satu sisi wajahnya yang dingin, feelingnya mengatakan bukan tidak ada masalah yang terjadi.

Terutama dalam perjalanan pulang, dia jelas bisa merasakan tekanan dari tubuh pria ini.

“William, kamu marah?”

Dia bisa menebak William sedang marah, tapi tidak bisa menebak karena apa.

William meliriknya, dan mengabaikannya.

Jeanne mencemberutkan bibirnya, dan tidak mengajukan pertanyaan lagi, dia memandang keluar mobil.

William yang melihat pergerakannya, melihatnya semakin mendalam.

Lalu kedua orang ini selama perjalanan pulang tidak mengatakan apa-apa.

Pada saat itu Jeanne sudah mulai mabuk, dia terhuyung keluar dari mobil, dan pusing.

“Kamu tidak apa-apa kan?”

William tanpa sadar memapahnya, dan mengerutkan kening sambil bertanya.

Jeanne menghempaskan tangannya, dia ngambek karena didiamkan di dalam mobil barusan: “Bukankah kamu marah, tidak usah pedulikan aku.”

Setelah itu, dia jalan terhuyung-huyung ingin menuju kedalam kamar, dan berencana untuk mandi.

William melihat bayangan tubuhnya menghilang, matanya bersinar, dan pada akhirnya tidak mengatakan apa-apa mengikuti dari belakang.

Jeanne tahu dia dibelakang, dan tidak mempedulikannya.

Saat menaiki tangga, tidak tahu apa karena terburu-buru, dia tepeleset, dan seluruh badannya terjatuh kebelakang.

“Aahhh——”

Dia menjerit tanpa sadar, merasa dia akan jatuh.

Kalau kali ini jatuh, pasti kepalanya akan bocor.

Saat dia memejamkan mata untuk menyambut timbulnya rasa sakit yang hebat, sebuah lengan yang kuat memeluk melingkari pinggangnya.

“Tidak bisa jalan untuk apa memaksakan diri?”

William memeluknya, dan mengerutkan kening melihat orang dalam pelukannya.

Jeanne tertegun sebelum sadar kembali.

“Terima Kasih.”

Meskipun tidak puas dengan nada bicaranya, tapi masih tetap mengucapkan terima kasih.

Setelah itu, dia meronta untuk lepas dari pelukan, dan William tidak bermaksud melepaskannya.

“Lepas.”

Setelah meronta tanpa hasil, dia mengerutkan kening melihat pria disampingnya.

William mengerutkan kening dan bertanya: “Kamu yakin?”

Jeanne kaget, sepertinya dia tidak mengerti kenapa dia bertanya, tapi dia mengangguk.

“Tentu saja.”

Sesuai dengan permintaannya, William melepaskan tangannya.

Jeanne yang tanpa persiapan, lupa kondisi sendiri.

Sekali lagi dia jatuh karena gravitasi, dan sekali lagi, dia jatuh kembali ke pangkuan William.

Novel Terkait

Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
4 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
5 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu