Wanita Pengganti Idaman William - Bab 446 Pernahkah Kamu Menyukai Seseorang

William mengingat tidak ada orang seperti itu di data sebelumnya, dan berdasarkan deskripsi dari Moli, dia dapat melihat dengan jelas bahwa pria ini menyukai Jessy.

Saat sedang memikirkan hal ini, dia menggenggam tangan Jeanne dengan erat, tapi tidak bermaksud untuk menanyakan lebih lanjut.

Dan dari intonasi suara Jeanne, dia dapat mendengar kalau perempuan itu hanya menganggap pria itu sebagai kakak.

“Begitu, bagaimana kalau kamu membawa aku di acara selanjutnya, agar aku bisa melihat temanmu juga.”

Jeanne yang mendengar perkataanya itu, dalam hatinya merasa lega.

Tentu saja William percaya dengan apa yang dia bilang.

Dan mengenai acara tadi, dia membuka mulutnya sambil tertawa, “Okay, akan kukabari jika ada kesempatan.”

Setelah dia menyelesaikan perkataannya, dia menyeka rambut William.

Setelah seminggu pertengkaran mereka tidak saling bicara, akhirnya sekarang mereka berdua berdamai, dan sekarang mereka tidak lagi saling marah.

Khususnya Jeanne, karena dia sudah mau pergi, hal yang dulunya dia sulit untuk melepaskan, sekarang dilakukannya dengan bebas

Dia melakukan kelakuan – kelakuan lucu di depan William, tidak membiarkan William pergi bekerja, dan dia sendiri bersandar di tangan William, kedekatan ini membuat William merasakan kehangatan dan tidak berdaya dalam waktu bersamaan.

Dan topiknya semakin lama semakin emosional.

“William, pernahkah kamu dulu menyukai seseorang?”

Dia ingin mengetahui perasaan masa lalu William, dan dia juga ingin tahu perasaan William yang sekarang.

William terdiam sejenak, lalu dia mengingat wajah Jeanne didalam kepalanya, dan setelah bertemu dengan Jeanne dia merasa dia telah banyak berubah, dan dia tidak dapat menahan untuk menaikan bibirnya.

“Dulu tidak ada, tetapi sekarang sudah ada.”

Setelah perkataannya, dia menunduk dan melihat Jeanne dengan dalam.

Jeanne yang melihat ekspresi wajah Wlliam pun menjadi terbawa suasana, dan tubuhnya pun menjadi kaku.

Meskipun William tidak mengatakannya, tetapi dapat dilihat dengan sangat jelas dari mimik wajahnya yang berubah menjadi lembut.

Jeanne tidak dapat menahannya, sudut mulutnya naik dan matanya sangat bersinar.

Dia mengingat kata – kata yang ada di buku yang pernah ia baca yang berisi cinta yang paling indah adalah saat orang yang kamu cintai juga mencintaimu.

Jantung Jeanne berdebar sangat cepat tetapi tidak lama karena Jeanne dengan cepat tersadar.

Suka tapi tidak suka? Yang William suka adalah Jessy bukan Jeanne .

Dengan hanya memikirkannya saja membuat hidung Jeanne menjadi terasa asam dan matanya mulai berair.

William menunduk melihatnya dengan senyum dan berkata, “Kamu kenapa menangis lagi?”

Jeanne mengambil napas dalam dan menahan air matanya lalu berkata, “Karena aku sangat bahagia!”

William terkejut, tetapi dia mengerti maksudnya dan merasa lega, lalu sudut bibir nya mulai naik lagi.

Ini adalah pertama kalinya dia mempunyai perasaan terhadap Jeanne, dan dia sempat merasa cemas akan membuat Jeanne sedih.

“Bagaimana dengan kamu?”

Dia menundukan kepalanya, dan menunggu jawaban dari Jeanne.

Jeanne dengan gugup, melihat William dan berkata, “Aku juga.”

William yang mendengarnya sangat puas, mimik wajahnya berubah menjadi lembut, dan tangan yang tergantung di kedua sisi menggambarkan cintanya terhadap Jeanne.

Jeanne dengan natural merasakan bahagia, perasaan yang terasa asam yang dialaminya tadi perlahan memudar.

Jeanne sangat ingin tahu saat dia pergi, apakah William akan masih bisa mengenalinya.

Dan sangat ingin tahu, apakah saat dia pergi, dia bisa memikirkannya.

Dan pasti dia juga bertanya begitu.

“William, apakah kamu bisa memikirkan aku saat aku pergi?”

Saat William mendengar pertanyaan Jeanne, dia menjadi tertegun.

Dia menghentikan gerakannya dan menatap Jeanne dengan mata yang dalam.

“Pergi ? Kenapa mau pergi?”

Ketika Jeanne melihatnya dan hatinya bergetar lalu ia tersenyum dengan air mata : “Aku hanya bertanya, mungkin saja bisa ada hal tak terduga.”

Alis William berkerut dan matanya terpancar ketidakpuasan yang dalam.

“Tidak akan ada hal tak terduga! Dan aku tidak ingin kamu mengalami masalah apapun, jadi jangan pergi!”

Jeanne yang mendengar janjinya ini, rasa di dalam batinnya perlahan terasa seperti diburu oleh ribuan semut.

“Orang – orang tidak mungkin akan selalu bisa bersama, pasti akan ada saat – saat dimana mereka akan berpisah…”

Dia ingin mengatakan bahwa kecelakaan itu tidak bisa dihindari, William menghentikan kata – kata nya.

“Jangan bilang kata ‘pergi’!”

William menggigit Jeanne, seperti ingin Jeanne agar dia mengingatnya.

Jeanne yang merasa kesakitan, dan matanya melihat dengan dalam dan dekat ke mata William, dia merasa tidak berdaya dimatanya.

Meskipun dia tidak suka, dia juga tidak membahasnya lagi, dan lagipula yang dia ingin tahu dia juga sudah tahu.

Dia berpikir, menutup matanya dan memanjakan dirinya sebagai tanggapan terhadap William.

William ingin menghukum wanita kecil ini di lengannya dan ingin ciuman ini lepas kendali.

Ditambah dengan inisiatif Jeanne, dia makin bisa menjadi tetap yakin.

Tidak lama, didalam kamar hanya terdengar suara bersenandung, dan bulan dilangit juga dengan malu – malu bersembunyi di balik awan.

…….

Pada hari berikutnya, Jeanne terbangun dengan sakit punggung dan William masih tertidur.

Dia tidak berani banyak bergerak karena dia takut akan membangunkan William, tetapi dia tidak dapat menahan tangannya untuk meraih dan menyentuh tangan William, dan mata nya penuh dengan penyesalan.

Saat dia memikirkan kejadian beberapa hari yang lalu, dia tahu kalau dia tidak punya waktu yang banyak lagi dan itu sangat membuatnya marah.

Dan dia berpikir di dalam hatinya bahwa dia akan setiap harinya menjalankan kehidupan yang sangat bagus dan kedepannya juga begitu, maka saat dia akan pergi dan dia mempunyai memori seperti sekarang ini, dia akan merasa sangat cukup senang.

Tetapi sepertinya itu hanya ada di mimpinya, ada suara dalam yang terdengar oleh telinganya.

“Apa yang kamu tertawakan ? Kamu tertawa dengan sangat bahagia.”

Saat William membuka matanya, dia memegang dagunya dan memberikan senyuman kepada orang disampingnya, dan matanya sangat menghangatkan hati.

Awalnya tangannya di genggam oleh Jeanne, sekarang William yang menggenggam balik tangan Jeanne.

Jeanne terkejut akan gerakan yang spontan oleh William itu dan dia merasa malu. Dia pura – pura tenang dihadapannya dan berkata, “Tidak ada, ini sudah siang, cepat bangun dan bersiap – siap.”

Setelah menyelesaikan kalimatnya, dia melemparkan tangan William dan langsung beranjak lalu segera memakai bajunya.

Bagaimana bisa William tidak melihat dia sedang melarikan diri darinya, dan dia sedikit tersenyum lalu segera turun dari ranjang juga.

Setelah itu, mereka berdua turun untuk makan.

Asisten rumah tangga yang melihat mereka berdua turun dari tangga, saling bicara dan tertawa, hatinya pun menjadi lebih ringan.

“Tuan, nyonya, sarapan sudah di siapkan semuanya.”

Dia menyapa mereka dengan senyuman.

William menganggukan kepalanya dan mengajak Jeanne untuk masuk bersama.

Di dalam ruang makan, Moli sudah duduk disana, melihat dua orang yang masuk sambil bergandengan tangan, dan dengan mata yang sangat ganas melihat mereka, dan lagi mukanya yang masih tertinggal jejak tamparan, satu orang itu terasa sangat kacau penampilannya, tetapi bagaimana pun juga dia harus memaksakan sebuah senyuman, dan itu lebih sulit lagi untuk dilihat.

…….

Di waktu yang bersamaan, keluarga Julian.

Jessy menyerahkan masalah Jeanne kepada Julian, dan tidak terlalu mempedulikan lagi.

Dan sekarang dia sedang duduk di taman dan menutup matanya lalu berpikir tentang masa lalunya.

Kedatangannya kali ini bukan hanya saja karena diluar sana tidak aman, tetapi dia juga perlu untuk membantu orang itu untuk dapat masuk dalam pasar dalam negeri.

Awalnya dia ingin menggunakan sumber dari keluarga Julian, tetapi setelah dia pergi dia menemukan banyak sekali masalah di dalam internalnya.

Bahkan ada banyak sekali orang yang berpikir tentang menurunkan ayahnya dari kursi ketua presdir.

Saat dia memikirkan hal ini, matanya mulai terepancar amarah, dan di waktu yang bersamaan, amarahnya pun berganti kepada Jeanne.

Karena dia merasa perempuan itu menyia – nyiakan sumber dari keluarga Sunarya, dengan identitas yang ada pada dirinya, dia tidak tahu cara untuk membuat keluarga ini menjadi lebih hebat, dan lagi dia melihat bahwa ayahnya selama di perusahaan nya sendiri kedudukannya sedang digoyang.

Tetapi semuanya ini harus diperhitungkan lagi nanti, yang menjadi masalah terpenting disini adalah rencana besar yang mereka rencanakan.

Novel Terkait

Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu