Wanita Pengganti Idaman William - Bab 539 Tidak Sekecil Yang Kamu Pikirkan

"Disini tidak nyaman untuk mengatakannya, kita pulang dulu ke hotel."

Jeanne melihat ke sekitaran yang kosong, tidak menolak anjuran Ivan, mengikutinya pulang ke hotel.

Di dalam kamar hotel, Jeanne menunangkan segelas air kepada Ivan lalu dia duduk di seberang Ivan lanjut dengan topik tadi.

"Ivan, perkataanmu tadi mengingatkanku, aku berpikir kembali dengan masalah yang terjadi selama hari ini, semenjak aku keluar, keluarga Sunarya terkespos masalah lari pajak, langsung orang dari atas mengirim untuk investigasi, dalam waktu itu ibukota penuh dengan gosip Grup Sunarya sangat kacau, lalu William dibawa, grup Sunarya mendapat pukulan yang besar, orang - orang panik, saham merosot, para pemegang saham menarik kembali saham, dan disaat ini Jessy berdiri, bukan hanya membantu keluarga Sunarya mengatur perusahaan, dan juga berencana menggunakan dana 20 miliar untuk menggantikan 40 persen saham grup Sunarya, ini semua saling berhubungan, pasti rencana untuk menghadapi keluarga Sunarya.”

Ivan terkejut, "Maksud kamu ini semua rencana adikmu dan keluarga Gunarta ?"

Jeanne dengan berat hari menggelengkan kepala, "Ini seharusnya bukan komplotan keluarga Gunarta, dilihat dari kekuatan keluarga Gunarta, tidak bisa menghadapi keluarga Sunarya, keluarga Gunarta seharusnya hanya sebuah batu loncat, yang benar menghadapi keluarga Sunarya adalah orang lain, akan tetapi seharusnya sangat berhubungan dengan keluarga Gunarta."

"Jadi apa yang ingin kamu lakukan sekarang ?"

"Karena masalah ini memang persengkokolan, hanya perlu mencari bukti William dijebak, pejabat atas seharusnya akan membebaskannya, sampai waktu itu William dikeluarkan, dengan keahliannya, dia pasti bisa membereskan masalah ini." saat ini dalam hati Jeanne kira - kira sudah mempunyai rencana.

Ivan malah merasa sedikit tidak benar, karena dia juga sudah kedua kalinya mendengar Jeanne dengan nada suara yang pasti mengatakan yang penting William keluar, maka akan menyelesaikan masalah.

"Kamu sangat percaya dengan William? harus tahu situasi sekarang, keluarga Sunarya bukan hanya dalam posisi yang merugikan, bahkan grup Sunarya sudah ganti pemilik, William keluar sama sekali tidak sehebat yang kamu pikirkan."

"Tidak, kamu tidak mengerti William, dia tidak sekecil yang kita pikirkan."

Jeanne tanpa berpikir membantahnya, meskipun banyak masalah yang William sama sekali tidak memberitahunya, tapi dari cara pergerakan Moli dan juga Mogan biasanya, dia dapat melihatnya selain dari grup perusahaan Sunarya, dia secara pribadi masih ada bisnis lainnya.

Ivan melihat Jeanne yang sangat percaya dengan William, dia membuka mulut, tidak lagi mengatakan kata yang melawannya, tapi berkata tentang masalah : "Meskipun kita menebaknya masalah ini ada komplotan, ingin mendapatkan bukti dari Jessy takutnya sangat susah."

Ekspresi muka Jeanne langsung terdiam, awalnya yang masih dengan percaya diri dalam sesaat tertegun.

Meskipun dia percaya William ada keahlian, tapi sebelumnya dia harus membantu William menemukan bukti.

Dalam sesaat, dia merosot bersandar diatas sofa, "Iya, ingin mendapatkan bukti dari keluarga Gunarta, ini hanyalah masalah sulit yang tidak ada jawaban."

Dalam kamar, tenggelam dalam kediaman, ekspresi keduanya sangat tidak baik.

Juga tidak tahu sudah berlalu berapa lama, Jeanne tersadar kembali, disaat yang sama hatinya ada sebuah ide.

Meskipun dia tidak bisa mendapatkan bukti dari Jessy, tapi ada satu orang bisa.

"Ivan, aku ada ide." kedua matanya mengkilap melihat Ivan.

Ivan dengan penasaran bertanya melihat ke arahnya, "Ide apa ?"

"Aku ada satu teman seharusnya bisa membantuku mendapatkan bukti, aku berencana mencarinya."

Jeanne sama sekali tidak banyak omong, intinya juga tidak ingin melibatkan Ivan terlalu banyak.

Dia tidak ingin karena diri sendiri merepotkan Ivan.

Ivan juga dapat merasakannya, kesulitan yang tidak bisa diungkapkannya dengan kata, sedih, "Begini, jadi aku perlu melakukan sesuatu tidak ?"

"Tidak usah, kamu sudah membantuku cukup banyak."

Jeanne menggelengkan kepala menolak.

Ivan tahu, Jeanne sudah membuat keputusan tidak membiarkan dia mencampuri masalah, dia hanya bisa memperingatkannya beberapa kata, baru bisa dengan tenang pergi.

Setelah Jeanne mengirim Ivan keluar, sendirian kembali ke kamar hotel.

Dia mengeluarkan ponsel dan menekan nomor, ragu sebentar tapi tetap meneleponnya.

Di rumah keluarga Suntar, Willy melihat telepon dari Jeanne, matanya mengkilap bangga.

Dia tahu wanita ini cepat atau lambat akan meneleponnya.

"Nona Jeanne, tidak tahu menelepon kemari ada urusan apa ya?" dia sengaja berpura - pura tidak mengerti dan mengangkat telepon.

Jeanne menahan ponsel tiba - tiba tidak tahu bagaimana membuka mulut, "Tuan, Tuan Suntar, aku ingin meminta pertolonganmu."

Willy menaikkan alis mata, tertutama panggilan Jeanne yang tidak biasa, membuatnya menaikkan sudut mulutnya dengan sempurna, "Nona Jeanne, apa kita kenal dekat ?"

Jeanne menggertakkan giginya, sepuluh detik suasana yang canggung pun pecah, "Willy, ini bukannya hasil yang kamu inginkan ? kamu disini berlagak bodoh apa ?"

Suaranya membesar, membuat Willy mengkerutkan alis dan menjauhkan ponsel, "gadis bodoh, berbicara dengan begitu keras, ingin membuat telingaku tuli ?"

Jeanne dengan dingin berkata, "Aku tanya kamu, kamu sebenarnya mau bantu aku atau tidak ?"

"...."

Jeanne tidak bisa basa-basi lagi, "Kamu bukannya selalu tertarik dengan masalah ini ?"

"gadis bodoh, kata ini tidak benar, apa maksudnya tertarik dengan masalah ini, aku bukannya karena kamu, jadi tahu sedikit saja."

Jeanne tersedak, "Jadi bagaimana, kamu mau menolongku ?"

Willy menyipitkan mata melihat atap ruangan, dengan maksud tidak baik mengatakan : "Syaratnya apa, aku sekarang belum selesai memikirkannya, akan tetapi kalau kamu mau berhutang budi padaku, aku bisa memikirkannya untuk membantumu memeriksa masalah ini."

Jeanne tidak ada pilihan, dia ingin membantu William, akan tetapi karena bertemu dengan Willy orang yang benar juga jahat, sebelum menyetujui dia menambahkan syarat, "Aku bisa menjanjikannya, tapi tidak peduli ke depannya kamu ingin aku melakukan apapun, tidak boleh melanggar norma moral kalau tidak aku akan menolak semuanya."

Willy yang mendengar perkataan antisipasinya, dengan tertawa menghina, "Cuma seorang kamu, bisa melakukan masalah apa yang melanggar hukum."

Jeanne merasakan penghinaan dalam perkataannya, hanya merasa geraham belakang sedikit gatal, sangat ingin menggigit mati orang ini yang mengambil keuntungan dan masih sombong, "Cukup, aku tidak ingin omong kosong denganmu, ingat hal yang kamu janjikan padaku, aku mengharapkan kabar tercepat."

Selesai mengatakannya, dia langsung menutup telepon.

Willy juga tidak peduli, dia dengan ekspresi yang aneh menyimpan ponsel, kemudian memanggil bawahan, "Kamu kirim orang mencari cara untuk menyusup dalam grup perusahaan Sunarya, awasi Jessy."

"Baik !" bawahan melaksanakan perintah.

Willy menyipitkan mata, lanjut memesan : "Dan juga, cari informasi soal William ditahan, apakah ada prosedur normal atau abnormal, paling baik bisa langsung melihat William dengan mata kepalamu, cari kabar tentang hal di sekitarnya, apa yang dia lakukan."

Novel Terkait

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Jika bertemu lagi, aku akan melupakanmu

Summer
Romantis
4 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu