Wanita Pengganti Idaman William - Bab 188 Terobsesi Melihat

Bab 188 Terobsesi Melihat

Pukul sebelas malam, setelah William mengantar Sierra kembali ke kamarnya, dia pun meninggalkan rumah utama dan kembali ke rumah baru.

Dia berpikir bahwa Jessy telah beristirahat, dan masuk ke dalam rumah dengan perlahan.

Ternyata saat masuk ke dalam kamar, dia melihat seseorang yang tertelungkup di meja kerja.

Cahaya lampu putih menyinari tubuhnya, sehingga membuat tubuhnya terlihat sangat mungil.

Dia berjalan dengan hati-hati dan melihat wajah wanita itu yang tidur seperti seorang bayi, matanya bersinar lembut.

Karena dia keliru mengira Jeanne sedang menunggunya, tetapi dia malah tertidur.

Berpikir seperti ini, dia membungkuk dan menggendong wanita itu dengan hati-hati .

Walaupun sudah sangat berhati-hati, tapi Jeanne masih tetap terbangun.

Dia membuka matanya dengan kebingungan, melihat wajah tampannya dalam jarak dekat, pikiran menjadi kacau. Dia tanpa sadar bertanya: "Kamu sudah kembali?"

"Benar, aku sudah kembali, lanjutkan tidurmu."

William menasehatinya.

Jeanne mengangguk kebingungan dan mengaitkan tangannya ke lehernya dan bersandar di dadanya, dan bersandar mesra kemudian tertidur lelap.

Hatinya menjadi lembut saat menatap wanita itu tertidur lelap dalam pelukannya.

Dia meletakkan Jeanne ke atas tempat tidur dengan hati-hati, kemudian mengganti baju piyama dan pergi tidur, dia memeluk Jeanne saat tidur.

Malam ini, bayangan ke dua tubuh dua orang ini sangat harmonis

.......

Pagi hari saat Jeanne terbangun dan menatap pria sempurna yang berada di sisinya. Walaupun sudah sering melihatnya, dia tetap terpana saat menatapnya.

Melihat bulu mata William sedikit bergetar, dia kemudian duduk dengan kesal.

Mengapa dia terobsesi lagi dengan pria ini!

Saat berpikir, terdengar suara serak William yang baru saja bangun: "Kamu sudah bangun? Jika aku tidak kembali ke rumah, kamu tidak perlu menungguku, kamu istirahat saja dulu."

Setelah selesai bicara, dia langsung turun dari tempat tidur dan menggosok gigi.

Jeanne terpana dan melihat ke arah dia pergi.

Siapa yang menunggunya?

Tunggu ...

Dia mengingat kembali kejadian tadi malam.

Pria ini mungkin berpikir aku sedang menunggunya tadi malam?

Dia membuka mulutnya dan akhirnya tidak menjelaskan apa-apa.

Lagipula, hal ini membuatnya tidak bisa berpikir dengan jernih.

Dia menatapnya dengan datar merespon perkataan William, dan kemudian diam dan membersihkan dirinya.

Saat itu, William sudah mulai berpakaian.

Dia menatap bayangan Jeanne di kamar mandi dan berbisik, "Aku akan turun dulu. Hari ini kita sarapan di rumah utama. Setelah selesai beres-beres, kamu langsung saja pergi ke sana."

Jeanne diam saat mendengarnya, yang berarti dia sudah tahu.

Tidak ada perbedaan antara ruang makan di rumah utama dan rumah baru kemarin malam.

Nyonya Thea sangat ramah kepada Sierra, dan menciptakan kesempatan untuk kedua orang tersebut.

"William, Sierra akan mengambil alih perusahaan, ajak dia pergi ke perusahaanmu agar dia familiar dengan alur kerja di perusahaan."

Sierra tersenyum saat mendengar hal ini.

"Tante telah mengingatkanku, awalnya aku berencana pergi ke Perusahaan William tadi pagi. Tapi kemarin malam kebanyakan ngobrol sampai kelupaan."

Selesai bicara, dia memalingkan matanya dan menatap William. Dia bertanya: "William, apakah kamu tidak keberatan jika aku pergi ke perusahaan bersamamu?"

William mendengar kata-kata itu dan tersenyum, "Tentu saja aku akan menyambutmu jika kamu mau datang."

Nyonya Thea semakin sumringah mengetahui putranya tidak menolak.

“kalo gitu setelah selesai makan, Sierra kamu pergi ke perusahaan bareng William."

Sierra mengangguk.

Jeanne duduk di sebelah William mendengarkan percakapan mereka. Hatinya sangat kacau. Terlebih karena William tidak menolak Sierra, hal ini membuat emosinya yang sudah stabil kemarin malam menjadi kacau lagi.

Agar tidak semakin kacau, dia segera menghabiskan makanannya, dan beralasan masih ada pekerjaan di perusahaan dan pergi lebih dulu.

William awalnya ingin mengantarnya, tetapi belum sempat dia bicara, Jeanne sudah pergi tanpa jejak.

Mata Nyonya Thea penuh dengan cemooh melihat Jeanne pergi.

Jeanne tidak tahu hal ini.

Dia naik taksi ke kantor dan diberitahu oleh Sesil bahwa Sumi telah kembali.

Perasaan hati Jeanne sangat kacau saat ini, dan tidak banyak memberikan respon.

"Ya sudah kalau sudah kembali."

Dia bicara sambil masuk ke dalam ruangan kantor, meninggalkan Sesil dengan bingung.

Hari ini mengapa rasanya pemimpin redaksi bersikap dingin kepada desainer Sumi?

Dia tidak tahu, Jeanne bukan bersikap dingin, tetapi dia terus memikirkan William.

Dia terus bertanya-tanya apakah mereka berdua sekarang sudah sampai di perusahaan dan apa yang sedang mereka lakukan.

Karena itu, dia menghabiskan seharian waktu bekerja dengan sia-sia.

Bahkan dia tidak fokus saat membahas desain dengan Sumi.

Akibatnya, Sumi menjadi marah lagi.

"Jessy, apa yang kamu lakukan? Katakan saja jika kamu sudah tidak mau bekerja, mengapa kamu bersikap seperti ini!"

Jeanne tersadar dan melihat wajah Sumi yang penuh amarah. Dia sadar telah bersalah dan langsung meminta maaf.

."Maaf, kita tadi sudah berbincang sampai mana?"

Sumi menatapnya dengan kesal dan bergumam: "Dengan sikapmu yang seperti ini, aku bingung mengapa Santos bisa suka padamu!"

Jeanne mencibir dan memijat hidungnya.

Saat ini dia tahu kedatangan Sumi ada hubungannya dengan Santos.

Melihat keadaan, Sumi memutar matanya dan menunjuk ke desain yang berada di atas meja dan mengatakan sekali lagi dengan terpaksa.

"Aku sudah melihat rencanamu yang diserahkan oleh asistenmu. Memang, trend di luar negeri dan dalam negeri berbeda. Trend vintage mulai menjamur dalam beberapa tahun terakhir, maka kita dapat mempertahankannya. Tetapi kamu harus mendengarkan aku tentang trend."

Dia menceritakan banyak pengalaman dan pengetahuan kepada Jeanne dan menetapkan arah desain selanjutnya.

Jeanne juga memaksa dirinya untuk menghilangkan pikiran yang lain dan fokus pada pekerjaan.

......

Saat ini juga, Alexa juga mendapatkan kabar tentang Sierra yang tinggal di rumah keluarga Sunarya.

"Jadi maksudmu Tante Thea yang mengundang Sierra untuk tinggal di rumahnya?"

Dia memandang asisten di hadapannya dengan bingung dan bertanya lagi.

"Benar nona."

Selesai bicara, terbersit kemarahan dalam mata Alexa yang tidak bisa disembunyikan.

"Oh, bagus sekali, jadi dia menganggapku sebagai wanita cadangan untuk digunakan nanti?"

Dia bicara sambil menggertak giginya, dia tidak bisa membendung kemarahan di hatinya.

Terutama ketika memikirkan Nyonya Thea, tidak hanya dia saja yang menjadi wanita cadangan!

"Wanita tua sialan itu tidak hanya memanfaatkan wanita ini sebagai alat, dia juga mencarikan wanita cadangan untuk putranya!"

Dia belum pernah mendapatkan penghinaan yang seperti ini sebelumya.

Nona Alexa yang terhormat belum pernah diperlakukan seperti ini.

Wanita tua ini, dengan memberinya sedikit warna saja dia sudah bisa membuka toko pewarna kain.

***(artinya melakukan sedikit usaha sudah bisa membuat hasil besar)****

Dia bersumpah bahwa jika wanita tua itu berani mengkhianatinya dengan menjodohkan Sierra dan William, maka dia tidak akan mengampuninya!

Dia berpikir dengan wajah yang galak, dan pada saat yang sama dia juga memikirkan Jeanne, sambil menahan emosi dia bertanya: "Bagaimana dengan Jessy?"

"Masih belum ada tindakan."

Alexa mengerutkan keningnya saat mendengar hal ini.

"Terus awasi."

Meskipun dia marah dengan perubahan sikap Nyonya Thea, tetapi keberadaan Jessy lebih seperti duri yang tertusuk di dalam hatinya, harus dikeluarkan!

Novel Terkait

Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
3 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu