Wanita Pengganti Idaman William - Bab 242 Menyuap Dirinya

Jeanne tidak tahu apa yang sebenarnya mereka pikirkan. Dia naik taksi pulang ke rumah dan segera mandi agar bisa istirahat dengan awal.

Tidak tahu apa karena masalah beberapa hari ini membuat dia terlalu capek, Jeanne tertidur nyenyak dalam waktu sejenak.

Pada malam hari William pulang, melihat wanita yang tertidur nyeyak dia menjadi emosi lagi.

Tetapi William hanya menahan emosinya di dalam hati. Dia mandi dengan wajah tidak senang dan kemudian istirahat.

Besok harinya, Jeanne bangun tanpa alarm, William juga baru bangun, jadi Jeanne menyapanya.

"Pagi"

Melihat wanita yang tersenyum di depannya, William terpikir bayangan belakang wanita ini semalam. Pria ini menyimpan kata-kata yang ingin dikatakan olehnya dan pergi ke ruang ganti dengan wajah dingin.

Jeanne bisa merasakan kemarahan William, tetapi dia tidak mengerti mengapa dia marah. Emosi pria ini benar-benar seperti cuaca yang terus berubah.

Mereka sarapan tanpa berkata apa pun. Setelah itu William berangkat ke kantor.

Melihat cuaca yang bagus di luar, Jeanne memutuskan untuk pergi ke tepi pantai dan menggambar.

Ponselnya berdering pada saat dia sedang menyiapkan alat-alat. Bagian perusahaan cabang sana menelepon dan meminta dia untuk pergi rapat. Selain itu atasan juga sudah membuat keputusan mengenai hukuman Jeanne.

Jeanne pun naik taksi pergi ke kantor.

Setelah sampai kantor, orang-orang tetap mengosipkannya. Tetapi dia tidak berpikir banyak dan langsung pergi ke ruang rapat.

Pada saat ini ruang rapat sudah dipenuhi oleh banyak orang, Jeanne mencari sebuah tempat yang agak jauh dan duduk di sana.

Zoey yang berada di ujung melihat Jeanne sudah datang dan yang lain juga pada sudah di dalam ruangan sehingga dia menepuk tangannya untuk mendiamkan suasana.

"Kita akan membahas mengenai tiga topik pada rapat hari ini"

Dia berdiri dan menjelaskan tentang rapat hari ini.

"Mengenai masalah Jessy memukul orang, setelah atasan perusahaan diskusi bersama, kami memutuskan untuk menurunkan jabatannya menjadi desainer biasa. Selain itu, semua pekerjaan Jessy harus diawasi oleh Direktur Celica Selis. Apakah kamu memiliki pendapat lain?"

Zoey melihat ke Jeanne.

Jeanne tentu saja tidak akan memiliki pendapat lain. Dia merasa sangat kaget.

Jeanne mengira dia pasti akan dipecat. Dia menebak keputusan untuk tidak memecat dirinya pasti berhubungan dengan William.,

Karyawan lain juga kaget seperti Jeanne.

Tentu saja, mereka lebih merasakan tidak adil setelah merasa kaget.

Karena Jeanne, banyak dari mereka ikut merugi. Bahkan penjualan juga berhenti sekarang, tetapi orang itu malah tidak dipecat.

"Sialan, kenapa tidak pecat orang tak berguna itu!"

Albert berkata dengan tidak puas. Dia sengaja tidak merendahkan suaranya sehingga semua orang mendengar kata-katanya.

Setelah itu, desainer lain yang merasa tidak puas juga ikut menyatakan pendapat.

"Mengapa perusahaan kita terus berpihak kepada wanita ini. Benar benar sangat tidak adil!"

"Jangan-jangan wanita ini menyuap General Manajer kita?"

Wajah Zoey menjadi tenggelam.

Zoey tahu jika dia tidak memberikan sebuah penjelasan, suasana perusahaan tidak akan tentram. Dia melirik ke Jeanne sebelum berkata, "Keputusan ini dibuat juga karena Desainer Jessy telah berkontribusi banyak untuk perusahaan kita. Kalau kalian ada pendapat lain silahkan komplain ke perusahaan pusat. Keputusan ini sudah disetujui presiden secara pribadi"

Orang-orang pun menjadi diam.

Meskipun orang-orang itu tidak berkata lagi, mereka sama sekali tidak percaya dengan kata-kata Zoey.

Setelah rapat mereka bahkan bersama menjauhi Jeanne.

Tidak ada yang berani mendekati Jeanne.

Jeanne menyadari itu, tetapi dia tidak peduli dan bermaksud untuk pulang rumah dan bekerja setelah membereskan barang-barangnya.

Soalnya tidak ada yang akan suka suasana kerja seperti ini.

Ketika dia sudah mau pergi, Celica tiba tiba memanggilnya.

"Ada apa Direktur Celica"

Jeanne bertanya.

Celica melirik Jeanne dan tersenyum, "Begini, tugas produk baru musim gugur tahun depan sudah ada"

Jeanne mengira Celica sedang memberikan dia tugas, "Saya sudah tahu. Saya akan mengumpulkan hasil desain sebelum batas deadline"

Celica tahu Jeanne salah paham maksudnya, "Aku tidak berharap kamu bisa berkontribusi banyak. Tetapi aku berharap paling tidak kamu jangan membebani perusahaan"

Celica berkata dengan nada suara merendahkan Jeanne.

"William bisa melindungi kamu sekali. Tetapi tidak bisa melindungi kamu dua kali. Disini adalah perusahaan, sikap tidak adil akan membuat orang-orang tidak puas dan merugikan perkembangan perusahaan"

Alis Jeanne mengerut.

"Aku tidak mengerti apa maksud jangan membebani. Kalau dalam bidang desain, aku masih punya kepercayaan diri"

Celica tertawa.

Ekspresi Jeanne menjadi sedikit jelek.

Dia mengerti kata-kata Celica.

Dia mana mungkin tidak tahu efek yang terjadi karena kejadian malam itu.

Tetapi ini malah membuat Jeanne semakin ingin membuktikan kemampuannya dengan hasil desainnya.

Jeanne sudah memiliki target. Dia melihat ke Celica dengan pasti dan berkata, "Walaupun begitu, aku juga tidak akan menyerah"

Setelah itu, Jeanne pun pergi tanpa mempedulikan reaksi Celica.

Alis Celica mengerut ketika dia berpikir tentang tatapan Jeanne tadi.

Jeanne tidak langsung pulang ke rumah setelah meninggalkan kantor.

Karena dia menerima telepon Julian setelah keluar dari kantor.

"Bagaimana dengan masalah yang aku suruh kamu kerjakan kemarin?"

Mendengar kata-kata itu, pegangan Jeanne di ponselnya mengerat.

"Aku sudah bilang tidak mungkin. Aku baru saja bisa tenang, dalam waktu pendek aku tidak akan meminta apa pun dari William"

Wajah Julian menjadi gelap ketika dia tahu Jeanne tidak menuruti perintahnya.

"Ok"

Dia berkata dengan dingin dan mematikan telpon.

Jeanne merasa tidak aman dan cemas.

Dia mengerti Julian tidak akan melepaskannnya dengan mudah jika dia tidak mencapai tujuannya.

Jeanne menunggu sangat lama tetapi Julian tidak menelponnya lagi.

Setelah itu dia pun melupakan hal ini.

Siapa tahu, setelah satu jam dia menerima sebuah pesan teks yang membuat dia marah dan kaget. Matanya memerah dan dia ingin membunuh Julian sekarang!

Julian mengirimkan sebuah foto ibu Jeanne yang sedang berbaring dengan tenang di atas tempat tidur. Pria itu bahkan menuliskan sebuah pesan yang mengancam.

Jika kamu tidak bisa menyelesaikan masalah ini dalam dua jam, ibumu tidak bisa menerima pengobatan dari rumah sakit lagi!

Novel Terkait

Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
3 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu