Wanita Pengganti Idaman William - Bab 377 Beraninya merusak Rencanaku

William menangkap tangan Jeanne yang memukulinya, meletakkannya didepan mulutnya dan menciumnya.

“Salahku.”

Sikapnya yang mengaku salah justru membuat Jeanne tercengang.

Hans kembali dan kebetulan melihat pemandangan yang indah ini.

Ia berdehem, dan akhirnya membuat mereka berdua memperhatikannya.

“Asisten Hans!”

Jeanne tersadar, lalu berkata dengan tersipu.

Berbeda dengan William yang tetap dingin dan cuek.

“Dimana orang itu?”

Dia bertanya dengan dingin.

Hans tahu yang ditanya olehnya adalah Pamela, ia menjawab dengan penuh hormat : “Sudah kabur, namun aku sudah mengutus orang untuk mengejarnya.”

William mengangguk.

Hans melihat situasi ini, segera bertanya : “Presdir, perlukah aku mengatur orang untuk mengantarmu pulang?”

William berpikir sejenak lalu mengangguk : “Antar aku ke Taman Royal Flower, lalu panggil Dokter Nanda datang.”

Hans mengangguk, setelah selesai mengatur semuanya, ia membantu Jeanne memapah William keluar dari bar.

Tentu saja mereka juga berpamitan pihak klien terlebih dahulu.

Tidak sampai setengah jam mereka tiba di Taman Royal Flower.

Ini merupakan tempat William tinggal ketika sedang berada diluar.

Lampu disana begitu terang, kelihatannya ada orang yang tiba satu langkah lebih cepat dari mereka.

“Nona Jessy.”

Ketika Nanda mendengar ada suara, segera bangkit dari sofa dan menyapa, ketika melihat kondisi William yang begitu lemah, ekspresi wajahnya langsung berubah, ia langsung menyuruh orang untuk membawa William ke kamar untuk berbaring dan melakukan pemeriksaan.

“Tuan Nanda, apakah William baik-baik saja?”

Jeanne melihatnya sudah selesai memeriksa, segera bertanya dengan panik.

“Kali ini pertolongan yang dilakukan tepat waktu, sama sekali tidak ada masalah yang serius, bahkan bisa dikatakan kondisinya jauh lebih baik dibandingkan dengan kondisinya ketika kambuh dulu.”

Nanda menjelaskan hasilnya dengan singkat.

Setelah Jeanne mendengarnya langsung merasa lega, namun melihat wajah William yang pucat, hatinya terasa perih.

Dibawah perawatan Jeanne yang hati-hati, keesokan harinya wajah William terlihat jauh lebih segar.

“Ingin makan apa?”

Karena disini apartemen, tidak ada pelayan yang bekerja disini, setelah Jeanne mengurus William ia bertanya.

“Ingin makan masakanmu.”

William juga langsung menjawab tanpa sungkan.

Jeanne mengangguk, mengingat dia masih sakit, sehingga memasakan bubur dipadukan dengan sayuran lalu dibawa kekamar.

Tadinya dia berniat menyuapi William, malah dikerjai olehnya.

“Aku hanya terkejut, bukannya patah tangan.”

Dia berkata sambil mengambil sendok ditangan Jeanne lalu makan.

Ketika sedang makan, ia melihat Jeanne yang berada disampipngnya, seperti teringat sesuatu sehingga ia bertanya : “Kamu sudah makan?”

Jeanne refleks menggeleng.

Ketika William mengetahuinya, tanpa banyak bicara langsung menyuapi Jeanne.

Awalnya Jeanne menolak, namun ia tidak bisa menahan permintaannya.

Tidak berapa lama, satu mangkuk besar bubur dihabiskan oleh mereka berdua sampai bersih.

Setelah Jeanne merapikan peralatan makan, ia kembali ke kamar.

Ketika berencana menanyakan ulang kondisi kesehatan William, Hans datang sambil membawa dokumen terbaru dari perusahaan.

Ketika Jeanne melihat ini, ia tidak jadi bertanya, ia membiarkan keduanya membereskan masalah pekerjaan.

Seiring kepergiannya, William menanyakan perkembangan masalah yang diurus Hans.

“Sudah ditemukan orangnya?”

Hans menggeleng dengan wajah bersalah : “Maaf Presdir, mereka sangat pintar bersembunyi, pihak kita sampai sekarang belum menemukan sedikitpun jejak mereka.”

William mengkerutkan alisnya ketika mendengar hal ini.

Melihat ekspresi William, Hans melanjutkan : “Namun saya sudah melapor polisi, dan meminta pihak kepolisian membantu kita untuk menutup semua jalur dan pintu keluar.”

……

Disaat bersamaan, Pamela yang kembali kemarkas utama pada malamnya, ketika menerima laporan terbaru dari bawahannya, kesal sampai membanting sebotol anggur merah yang berkualitas tinggi.

“Wanita sialan, beraninya merusak rencanaku!”

Dia memaki sambil menggertakkan giginya, wajahnya yang cantik terlihat menakutkan.

Bawahannya sudah lama tidak melihat bos mereka marah sampai seperti ini, semuanya hanya saling bertatapan, tidak ada yang berani membuka mulut.

Dan sumpah serapah Pamela belum selesai sampai disana.

“Jessy, kamu tunggu saja, lihat saja bagaimana aku menyiksamu setelah menangkapmu!”

Bawahannya menunggu sampai dia sudah cukup melampiaskan amarahnya, baru berani membuka mulut dan bertanya : “Bos, berikutnya apa yang harus kita lakukan?”

“Sekarang kita sudah membuat lawan waspada, dan kekuasaan William di Kota Timur ini tidak bisa diremehkan, jika benar-benar dihadapi, aku khawatir kita bukan lawannya.”

“Untuk hal ini aku setuju, jika mengikuti rencana awal, mungkin kita akan berakhir di pulau terpencil.”

Tiga orang bawahan membahas kondisi di sana, namun membuat Pamela merasa kesal.

“Apa maksud kalian akan berakhir dipulau terpencil, kenapa, sekali gagal saja sudah membuat kalian ketakutan sampai seperti ini? Aku tidak tahu sejak kapan kalian menjadi begitu pengecut seperti anak tikus?”

Dia membentak dengan suara tegas.

Ketga bawahan itu dimarahi sampai harga dirinya sudah hampir tidak bisa dipasang lagi, namun mereka langsung merapikan suasana hati mereka dengan cepat.

“Apa yang Bos katakan ada benarnya, hanya saja rencana awal sudah gagal, sekarang pihak William sudah bersiaga, takutnya jika kita ingin mendekatinya akan lebih susah.”

Pamela mendengar ucapan ini, tidak melawan.

Karena dia juga memikirkan tentang hal ini.

William memang orang yang tingkat kewaspasaannya tinggi, sebelumnya untuk bisa mendekatinya dia sudah sangat bersusah payah, sekarang rencananya gagal, kelihatannya dia perlu memikirkan cara lain untuk bisa mendekatinya………

Setelah dipikir-pikir, dia mulai punya ide baru.

“Sekarang jangan terburu-buru, tunggu sampai sudah lewat isunya, kita buat rencana baru.”

Dua hari berikutnya, karena mereka menghentikan gerakan, seluruh Kota Timur terasa begitu damai.

Mengenai kejadian yang dialami William, orang keluarga Sunarya sama sekali tidak ada yang mengetahuinya.

Namun Moli yang sedang beristirahat disana tetap mendapatkan kabar.

Begitu mendengar berita tentang William dia segera pergi ke apartemen dengan panik, kebetulan bertemu dengan Jeanne yang sedang membawakan buah untuk William.

Disaat seperti ini, Moli menatap Jeanne dengan penuh kebencian.

“Dasar wanita pembawa sial, selama Tuan bersama denganmu tidak pernah seharipun melewati hari yang tenang.”

Dia memaki Jeanne dengan mata melotot.

Mendengar ucapannya ini, ekspresi wajah Jeanne langsung berubah tegas.

“Apa yang kamu katakan?”

Dia bertanya dengan nada marah, namun Moli tidak takut.

“Aku bilang kamu ini wanita pembawa sial, hanya bisa membawa kesialan untuk Tuan, jika aku sebagai kamu, aku sudah pasti pergi karena malu, tidak seperti kamu yang masih dengan tidak tahu malunya bergelayutan disamping Tuan!”

Jeanne benar-benar dibuat tertawa oleh ucapannya ini.

“Nona Moli, apakah kamu tidak merasa urusan yang kamu urus sudah terlalu luas areanya?”

Dia menatap Moli dengan dingin, tatapannya penuh dengan tatapan merendahkan : “Dan lagi, kamu hanya seorang bawahan disampingnya, William saja tidak mengatakan apapun, hak apa kamu mengatur-ngatur apa yang harus kulakukan?”

Moli dimarahi Jeanne sampai wajahnya terlihat kesal sekali, ketika ingin membalas, Jeanne melanjutkan lagi : “Ada lagi, sebagai bawahan William yang bertugas disampingnya, kenapa kamu tidak muncul ketika dia berada dalam masalah?”

Moli mendengar pertanyaan ini, marah sampai sekujur tubuhnya gemetar.

“Jika bukan karena kamu si pembawa sial yang selalu membawa masalah, membuatku terluka, tentu saja sekarang aku masih bertugas disisi Tuan, dan aku tidak mungkin membiarkan Tuan terluka sedikitpun!”

Jeanne mengetatkan bibir tanpa bisa membalas.

Karena bagaimanapun semuanya disebabkan olehnya.

Ketika dia merasa bersalah, sebuah suara sentakan muncul dari dalam kamar.

“Moli!”

Kata ini diucapkan dengan penuh amarah.

Kelihatannya semua perkataan mereka berdua sudah terdengar oleh William semuanya.

Novel Terkait

My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
5 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
4 tahun yang lalu