Wanita Pengganti Idaman William - Bab 392 Karena Mengkhawatirkan Dirinya

William meliriknya dengan dingin, membuat Hans semakin tidak mengerti, hanya dapat menjelaskannya dengan hati-hati.

“Kita sudah bukan pertama kali bertarung dengan orang-orang ini, aku berpikir kalau ada bantuan dari pihak kepolisian, kita tidak perlu takut mereka akan melakukan hal buruk di belakang.”

Berkata sampai akhir, Hans tidak merasa dirinya bersalah.

William juga merasakan, mendengus lembut: “diterima.”

Hans mendengar ini terasa lega.

Kemudian sekumpulan orang melakukan prosedur selanjutnya di kantor polisi, mengikuti polisi melakukan catatan kepolisian, masalah kali ini benar-benar terselesaikan.

Hans dan William keluar dari kantor polisi.

Ketika masuk tiga orang, namun ketika keluar hanya dua orang.

Hans ingin menanyakan sesuatu, tetapi terpikir sebelumnya pernah bertanya sekali dan Presdirnya tidak menjawab, jadi perkataan yang sudah sampai di mulut tertelan kembali, mengganti topik dan berkata: “Presdir, aku akan mengantar kamu ke rumah sakit untuk menangani lukamu dulu.”

William tidak membantah.

Sebelumnya terjadi bahaya dalam kebakaran, meskipun tidak luka parah tetapi juga mengalami beberapa luka memar.

Keduanya pergi ke rumah sakit.

Awalnya masalah ini William sudah memutuskan untuk tidak memberitahu Jeanne.

Namun dia melupakan kepedualian Jeanne kepadanya.

Tengah malam, Jeanne melihat William belum kembali, tak tertahan dia menghubunginya lagi.

Tetapi ponsel William sudah hangus terbakar dalam kebakaran.

Untungnya ponsel Hans masih dapat terhubung.

“Hans, apakah William ada di sampingmu?”

Hans menerima panggilan Jeanne, hatinya merasa bersalah yang tak terjelaskan.

Dia secara alami melihat ke arah William, menunjuk pada ponsel dan berkata tanpa mengeluarkan suara, “Nyonya muda.”

William mengerutkan kening, dan matanya memiliki perasaan aneh.

Hatinya sangat jelas, Jeanne menelepon ke Hans, sudah tidak mungkin untuk tidak memberitahukannya.

“terus terang.”

Hans terasa lega..

Dia benar-benar takut Presdirnya tegas untuk tidak memberitahukannya, kalau benar seperti itu Nyonya muda pasti akan menyalahkannya ketika mengetahui semua ini.

Jeanne tentu mendengar perkataan William, dia merasa sangat bingung dalam telepon.

“Apanya yang terus terang? Apa yang kalian sembunyikan padaku?”

Hans dengan segan mengatakan, “Itu...... Nyonya muda, aku dan Presdir sedang berada di rumah sakit.”

Jeanne panik, “Mengapa kalian di rumah sakit? Rumah sakit yang mana? Apa yang telah terjadi? Dimana William?”

Berturut-turut beberapa pertanyaan dikeluarkan dari mulutnya, membuat Hans tidak tahu bagaimana menjawabnya.

“Ini susah dijelaskan melalu telepon, atau Nyonya muda datang saja kesini.”

Hans mengatakan alamat rumah sakit, Jeanne tanpa berpikir menuntup telepon langsung bergegas ke sana.

Belasan menit kemudian, dia tergesa-gesa tiba di rumah sakit.

Setelah bertanya pada dokter, dia menemukan William.

“William!”

Dia memanggil dengan sakit hati.

Terlihat seluruh tubuh William dalam kondisi buruk, memar di wajah sudah ditangani, tertempel kain kasa kecil.

“Apa yang telah terjadi?”

Dia berjalan cepat mendekati William dan bertanya.

Hans melihat situasi ini, menatap pada William, bertanya padanya tanpa mengeluarkan suara, apakah ingin memberitahunya.

William menggoyangkan kepalanya, memeluk Jeanne dan berkata dengan lembut: “Sekarang tidak nyaman mengatakannya, tunggu kembali ke rumah aku akan menjelaskannya padamu.”

Jeanne masih ingin mengatakan sesuatu tetapi terdiam, akhirnya dia menyetujuinya.

Tetapi dia tidak lupa memperhatikan tubuh William.

“Apakah tubuhmu masih ada terluka?”

William mengetahui kekhawatirannya, menghiburnya berkata: “Jangan khawatir, semuanya hanya luka memar, dokter sudah menanganinya.”

Jeanne mendengar luka memar, tetap merasa sakit hati, namun kekhawatiran dalam hatinya sudah berkurang.

Beberapa orang tinggal sebentar didalam rumah sakit, dan kembali ke rumah William.

Hans setelah mengantar mereka kembali, diatur oleh William untuk menangani penyelesaian masalah.

Jeanne membantu mengangkat William kembali ke kamar.

Setelah membantunya mencuci muka kemudian, keduanya baring di ranjang, Jeanne menanyakan lagi tentang kejadian kali ini.

“William, apa yang telah terjadi?”

William menatapnya, dia tahu kalau tidak menjelaskannya, wanita kecil ini tidak akan bisa tidur nyenyak malam ini.

“Sebenarnya tidak ada masalah besar, itu adalah akhir masalah flashdisk itu, aku menyesuaikan rencana mereka, menangkap mereka semua.”

Dia mengatakannya dengan sederhana, dan berkata dengan nada lembut malah membuat Jeanne merasa semakin bersalah.

Selain mengatakan masalah ini dimulai olehnya, ditambah lagi orang-orang yang ingin merebut flashdisk bukanlah orang baik, dia tahu bahwa dalam masalah ini, William pasti telah menghabiskan banyak tenaga.

Memikirkan ini, hatinya merasa bersalah dan berterimakasih.

“Maaf, karena kelalaianku, hampir membahayakanmu.”

Dia mengambil inisiatif memeluk William, memasukkan kepala ke dalam pelukannya dan berkata.

William merasakan ketegangan di bagian pinggang, memeluk kembali pada Jeanne.

“Tidak ada hubungannya denganmu, jangan menyalahkan dirimu.”

Dia membujuknya dengan lembut, membuat mata Jeanne terasa hangat.

Tiba-tiba merasa orang yang begitu baik, dia semakin tidak dapat melepaskannya.

Dia memeluk William dengan erat, dalam hatinya penuh kerumitan.

William tidak tahu apa yang dipikirkan dalam hatinya, hanya menyangka hatinya tidak nyaman, jadi dia menepuk lembut pada telapak tangannya.

Lumayan lama kemudian, perasaan Jeanne barulah menjadi lebih tenang.

Dia mundur dari pelukan William, wajahnya penuh rasa segan.

Sebenarnya William yang mengalami bahaya dan terluka, tetapi dirinya pula yang dihibur.

“Waktu sudah larut, kamu sudah lelah semalaman, cepat istirahatlah.”

William melihat penyesalannya, dan juga tidak mengatakannya, hanya memeluknya dan tidur.

……

Hari berikutnya, William karena masih memikirkan hal selanjutnya, bangun lebih awal.

Dia memutar kepala melihat Jeanne yang masih tertidur nyenyak, dengan pelan-pelan dia keluar dari kamar, setelah selesai sarapan dia berangkat ke perusahaan.

Perusahaan Sunarya, setelah William tiba, Hans segera tergesa-gesa datang melaporkan.

“Presdir, polisi telah membawa orang-orang itu untuk melakukan penyelidikan, tetapi aku merasa masalah ini belum berakhir.”

William mendengar perkataan ini, matanya melintasi kebingungan.

“Bagaimana mengatakannya?”

“Flashdisk itu tidak hanya melibatkan informasi kriminal, tetapi juga beberapa informasi lainnya, mereka pasti tidak akan menyerah.”

William mendengar ini, juga mengerti maksud Hans.

Tetapi dia tidak terlalu peduli.

“Masalah-masalah ini sudah tidak ada hubungannya dengan kita, orang sudah kita serahkan kepada pihak kepolisian, mereka akan menanganinya.”

Hans mengangguk, dia mengerti maksud dari Presdir.

William melihat situasi ini, terus berkata: “Kalau mengenai orang lain ingin datang mencari masalah, itu juga harus melihat apakah mereka memiliki kesempatan.”

Dia berkata, dan memberi beberapa pengaturan pada Hans.

Hans mengangguk dengan serius, lalu sepertinya terpikir sesuatu dan berkata: “Presdir, jadi bagaimana dengan Nona Sierra?”

Ternyata semalam ketika keduanya melakukan catatan di kantor polisi, tidak menyembunyikan masalah kali ini berhubungan dengan Sierra.

Pada malam itu, Sierra ditahan di dalam kantor polisi.

William mendengar ini, menyipitkan matanya yang berbahaya, tatapannya penuh dengan kedinginan.

Dia berani bekerja sama dengan orang lain dan menjebaknya, maka dia juga seharusnya menerima hukuman setelah masalah terbongkar!

“Tidak perlu pedulikan, mereka keluarga Munica pasti akan datang!”

Hans melihat situasi ini, dia mengetahui keputusan Presdir, jadi dia juga tidak banyak berkata, membalikkan badan pergi melaksanakan urusannya.

Dan kenyataannya, keluarga Munica sudah mendapat kabar dari semalam, tetapi bagaimanapun mereka tidak percaya Sierra akan membahayakan William.

Novel Terkait

Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
5 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu