Wanita Pengganti Idaman William - Bab 306 Tukar Sandera

Jeanne terbaring disebuah kursi dengan wajah pucat, tatapannya terlihat putus asa.

Dan tepat disaat itu, terdengar suara tawa dari atas kepalanya.

“Siapa?”

Dia bertanya dengan panik, melihat ke sekeliling, akhirnya ia menemukan Leon didekat pintu mobil.

Tadi ia hanya memperhatikan sekeliling mobil, namun tidak memperhatikan orang disekitarnya.

Belum sempat berbicara, Leon sudah berkata terlebih dahulu : “Nona Jessy, jika aku diposisi kamu, aku pasti akan menghemat tenagaku.”

Jeanne mengigit bibir, lalu bertanya : “Kamu mau membawaku kemana?”

Leon tertawa dengan picik : “Nanti Nona Jessy juga akan tahu.”

Setelah dia mengatakannya, tidak lagi memperdulikan Jeanne lagi, bersandar dikursi lalu memejamkan mata dan istirahat.

Jeanne merasakan aura bahaya dari pria ini, dia tidak berani bertanya apapun lagi.

Ditambah lagi rasa sakit ditubuhnya yang sangat kuat, membuatnya tanpa sadar kembali pingsan.

Tidak lama setelah ia pingsan, mobil berhenti disebuah gudang bekas diarea perindustrian lama.

“Bos, William sudah tiba diarea pabrik.”

Seorang bawahan yang sedang berkeliling mengamati datang melapor dengan tergesa-gesa, “Tidak ada jebakan disekitar sini, William hanya membawa beberapa bodyguard.”

Leon mengangguk, ia melambaikan tangan menyuruh bawahannya mundur, lalu menengok kearah Jeanne yang pingsan dikursi.

Tanpa rasa belas kasihan ia langsung menyeret Jeanne yang pingsan turun dari mobil lalu berjalan kearah gudang.

Didalam gudang, Alexa sudah beberapa kali ingin berbicara dengan William, namun William sama sekali tidak memperdulikannya.

Dia diapit oleh dua orang bodyguard, juga tidak bisa mendekat ke William, hanya bisa berdiri disana dengan kesal.

Alexa dengan cepat menyadari kedatangan orang dari luar gudang.

Ketika ia melihat pria yang menghampiri, ia langsung tercengang dan terlihat panik.

William juga memperhatikan orang yang datang.

Namun tatapannya bukan tertuju pada pria yang datang, melainkan melihat kearah wanita yang diseret oleh pria itu.

Ia melihat kondisi Jeanne yang terlihat cukup parah, wajah yang biasanya merona terlihat begitu pucat, keningnya dipenuhi keringat, alisnya mengkerut, seolah sedang mengalami penderitaan yang sangat berat.

Wajahnya seketika berubah serius dan tatapannya dipenuhi amarah.

“Sekarang juga tukar sandera!”

Dia tidak perduli siapa Leon, langsung mengajukan barter.

Leon merasa aneh, namun ia tidak menolak.

Dia memberi isyarat pada bawahan disampingnya, menyuruh mereka menyerahkan Jeanne.

Disaat bersamaan Alexa juga diserahkan oleh Moli kehadapan mereka.

Tidak sampai 3 menit, barter selesai.

William memapah Jeanne yang baru dikembalikan, menepuk pelan pipinya, “Jessy, bangun.”

Jeanne sama sekali tidak bereaksi, kepalanya juga miring kesisi lain, dan disaat bersamaan muncul bekas cambukan yang tersembunyi dibalik pakaiannya.

William seketika terkejut, langsung ingin memeriksa, namun membuat Jeanne sakit dan tersadar oleh rasa sakit.

Seketika ia tenang dan menggendong Jeanne berjalan keluar.

“Moli, siapkan mobil, kita ke rumah sakit!”

Dalam ucapannya, ada rasa khawatir yang dia sendiri pun tidak menyadarinya.

Alexa melihat bayangannya yang pergi menjauh, ekspresi wajahnya penuh rasa iri dan tidak rela.

Dan disaat bersamaan, wajahnya dipencet oleh seseorang dengan kuat.

“Sakit………..”

Dia menjerit dengan mata memerah, pipinya yang putih juga dipencet sampai berubah bentuk.

“Hei, apakah kamu lupa peringatanku?”

Leon bertanya dengan tegas, “Siapa yang memberimu nyali sebesar ini hingga berani melirik pria lain dihadapanku?”

Melihat kondisi ini, hati Alexa dipenuhi dengan emosi.

Namun ia menahan amarah dihatinya sambil menggeleng.

“Tidak, aku hanya tidak rela melepaskan wanita itu begitu saja!”

Dia tahu pria ini tidak bisa dilawan sehingga mencari sebuah alasan untuk menutupinya.

Leon menyipitkan mata menatapnya lekat, melihat ia sama sekali tidak menghindar, baru melepaskannya.

“Ingat, sekarang kamu adalah milikku, sekali lagi aku melihatmu menatap pria lain, aku akan mencongkel bola matamu sampai keluar!”

Mendengar ucapannya, Alexa merinding, meskipun hatinya dipenuhi amarah, namun ia tidak berani melawan.

Karena ia tahu apa yang ia katakan pasti akan ia lakukan.

Seketika ia merasa tertekan.

Tentu saja Leon bisa merasakannya, setelah menyakitinya sekarang memberikan sebuah permen padanya sambil merangkulnya berjalan keluar.

“Kamu tidak perlu merasa kesal, ibumu sudah menggantikanmu memberi pelajaran pada wanita itu!”

Dia berkata lalu menceritakan kejadian ibunya menyiksa Jeanne dengan singkat pada Aleka, setelah Alexa mendengarnya baru merasa sedikit lebih lega.

……

Pihak William pergi ke rumah sakit dengan terburu-buru.

Karena kecepatan mobil yang terlalu kencang, mobil agak goyang, membuat luka Jeanne tergoyang sampai sobek, perlahan muncul bercak darah.

Ketika William menyadarinya, ekspresinya langsung jadi serius.

“Pelan sedikit, turunkan sekatnya.

Dia berpesan dengan tegas, disaat bersamaan dia membuka pakaian Jeanne dengan tergesa-gesa.

Ketika semua luka itu muncul dihadapannya, ia terkejut, amarah didadanya langsung memuncak.

“Keluarga Delores, bagus sekali, sangat bagus!”

Dia menggertakkan gigi, lalu memakaikan baju Jeanne kembali.

Jeanne tidak mengetahui ini semua, ia juga tidak tahu apakah karena ia mencium aroma yang tidak asing, ia refleks menggenggam erat bajunya, berkata dengan sangat lemah, “William, sakit.”

William melihat wajahnya yang pucat, merasa sangat tidak tega.

“Sabar, sebentar lagi tidak akan sakit, tahan sebentar.”

Dia menundukkan kepala, menenangkan dengan suara lembut.

Jeanne tidak mendengar jelas apa yang ia katakan, namun ia bisa merasakan orang disampingnya adalah William, ia bersandar dengan santai dipelukannya.

William mendengar nafasnya yang mulai teratur, tahu sudah menenangkannya, lalu mengangkat telepon menelepon Hans.

“Hans, sekarang juga cari pengacara terkenal dan tuntut Group Delores dengan tuntutan penculikan!”

“Baik!”

Hans mendengar nada bicara William yang penuh dengan amarah, segera menjawab dengan tegas.

William melanjutkan : “Setelah melakukan ini semua, serahkan seluruh dokumen yang sudah dikumpulkan ke pengadilan, laporkan Reiner Delores, aku ingin mulai hari ini Keluarga Delores hilang dari ibukota!”

Hans tercengang, ia tidak sanggup mempercayai ini semua, namun ia tetap mengiyakannya : “Baik!”

Setelah William selesai mengatur ini semua, mobil juga sudah tiba didepan rumah sakit.

Dia menggendong Jeanne turun dari mobil dengan cepat, dan segera menuju UGD.

Moli mengikuti dari belakang, melihat William yang panik, rasa irinya kembali memuncak.

Brengsek, kenapa wanita itu tidak mati saja dikeluarga Delores!

william tidak menyadari tatapan jahatnya, ia menggendong Jeanne untuk meminta dokter segera memeriksanya.

“Presdir William, tubuh nona ini penuh bekas cambukan, lukanya sangat dalam, ada gejala infeksi, aku sarankan untuk diopname dan diperiksa lebih seksama.”

Entah sudah berlalu berapa lama, setelah dokter memeriksanya, dokter keluar dengan wajah sangat serius.

Mendengar apa yang dikatakan, wajah William buruk seburuk-buruknya.

Sebalilknya Moli malah tersenyum senang, namun dengan cepat ia tutupi.

“Tuan aku pergi untuk mengurus prosedur rawat inap Nyonya.”

Dia berkata, William mengangguk.

“Setelah selesai mengurus prosedurnya, kembali kerumah dan ambilkan pakaian Jessy kemari.”

Moli tercengang, meskipun hatinya menolak, namun ia tetap menyetujuinya.

Lalu Jeanne didorong masuk kamar pasien.

William melihat Jeanne yang masih tertidur lelap, mengangkat ponsel dan menelepon Hans untuk menanyakan progres tugas yang diberikan.

Novel Terkait

Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
5 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu