Wanita Pengganti Idaman William - Bab 343 Jangan Sampai Dia Dalam Keadaan Bahaya

Jeanne mendengar kalimat ini, senyum yang ada di wajahnya melebar.

Pada saat itu juga Moli keluar dari mobil dan melihat raut wajah William begitu bahagia, tetapi dia

teringat, demi Jeanne, William bersikap demikian, senyumnya berubah menjadi sangat terpaksa.

“Tuan.”

Dia memanggil dengan suara rendah.

William tidak mempedulikannya, mengangguk dan berkata: “aku mengantar Nyonya muda pergi dulu, kamu pulang bawa mobil sendiri.”

Dia selesai berbicara dan mengantar Jeanne masuk ke mobil.

Moli mengepal tangan kesal melihat mereka pergi, akhirnya dia seorang diri kembali ke mobil.

Pada saat itu juga, ada seorang lelaki yang berada di pinggir jalan sedang berpura-pura mengangkat telepon dan mengawasi mereka.

Tidak diketahui apakah hanya orang yang tidak dikenali atau siapa, gerak-geriknya sangat mencurigakan, dan membuat Moli yang bersiap-siap pergi menyadari itu .

tatapannya tajam melihat kearah lelaki itu.

Lelaki itu menyadari keberadaanya, matanya berkedip akan tetapi dia tidak melarikan diri, justru mengambil handphone dan berpura-pura sedang menelepon.

Moli merasa tidak ada yang terlihat aneh pada pria itu, seketika pandangannya mengarah ke sekeliling, akan tetapi tidak menemukan apa-apa, kecurigaannya semakin bertambah.

Jelas-jelas dia tadi melihat ada yang mengintip, seperti ada orang yang mengikuti, tetapi sekeliling tidak ada yang mencurigakan, jangan bilang apa yang dia rasakan salah?

Dia tidak yakin dan mecoba melihat sekeliling kembali, masih sama seperti yang tadi, menyerah dan mengikuti mobil yang dinaiki William.

Tetapi dia tidak bisa mengikuti, William dan Jeanne lebih duluan tiba.

Setelah keduanya tiba dirumah, segera naik ke lantai atas dan mencuci muka.

Moli pulang akan tetapi tidak melihat keduanya dan bertanya kepada pembantu rumah tangga.

Setelah mengetahui keduanya kembali ke kamar, bibir tipisnya tertutup rapat.

Terlebih mengetahui hubungan keduanya yang begitu dekat, dia semakin tidak ingin naik ke lantai atas.

“Tuan.”

Dia berdiri diluar dengan sopan mengetuk pintu.

Tidak menunggu lama, William membuka pintu kamar.

“ada perlu apa?”

Dia bertanya sambil mengangkat alis.

Pandangan Moli mengarah ke belakangnya, melihat Jeanne terdiam.

Pandangan Jeanne juga mengarah ke dia, menunjukkan ekspresi tidak senangnya, berbaring istirahat di ranjang.

William tidak menyukai sikap Moli, dia ingin Moli langsung bicara, selebihnya tidak tahu harus berpikir apa, William berbisik : “pergi ke ruang baca dan tunggu aku.”

Moli mendengar itu matanya memancarkan kebahagiaan.

Dia berpikir ternyata hubungan William dan Jeanne tidak sebaik yang dia bayangkan.

Meskipun memang tidak masalah, hal apapun Tuan pasti juga tidak menutupi dari perempuan itu.

Dia menjawab sepatah kata dan berbalik pergi.

William melihat dia pergi, berbalik badan dan menjelaskan ke Jeanne.

“aku pergi sebentar ke ruang baca, kamu istirahat.”

Jeanne mengiyakan dengan nada ringan tanpa menoleh.

William pun tidak menghiraukan, berbalik badan dan pergi.

Jeanne mendengar suara menutup pintu, dia baru berbalik melihat kearah pintu, matanya penuh dengan kerumitan dan hatinya semakin tidak nyaman.

Meskipun dia bukan Jessy yang sesungguhnya, akan tetapi dikucilkan seperti itu sangat tidak nyaman.

Di dalam ruang baca, William tidak mengetahui apa yang dirasakan oleh Jeanne. Dia bertemu Moli tanpa ekpresi dan bertanya : “ada masalah apa?”

Moli mendengar omongannya dan tidak berdaya, ……

“Tuan, aku merasa disini mungkin ada yang main belakang, mungkin orang-orang itu belum pergi, meninggalkan asap dan kita harus waspada.”

William tanpa bicara dan mengangkat alisnya seraya sedang memikirkan.

Hendak mengatakan Musa dan komplotannya belum pergi, namun dia tidak percaya.

lagi pula masalah yang diluar ini dia sudah meminta Mogan menanganinya, Musa seharusnya kembali dan mengatasinya sendiri, jika tidak, konsekuensinya adalah kehilangan perusahaan mereka.

Tetapi percaya akan satu hal, dia tidak akan secara terang-terangan terlihat

“kalau ini aku juga paham, beberapa hari ini kamu fokus melindungi Nyonya muda, jika ada perkembangan silahkan hubungi aku.”

Dalam hatinya tersimpan perhatian, pandangannya mengarah ke Moli dan melambaikan tangan, meminta dia pergi.

Moli melihatnya, bibir tipisnya terangkat dan masih ingin tinggal lebih lama, akan tetapi tidak alasan lagi untuk tetap tinggal, hanya bisa pergi dengan perasaan yang tidak senang.

Saat dia pergi, William pun tidak dengan segera kembali ke kamar, melainkan masih di dalam ruang baca termenung.

Tidak lama kemudian dia beranjak.

“Hans, kamu pergi menyelidiki lagi, setelah Musa pergi apakah ada orang yang patut untuk dicurigai dan beberapa hari ini di jalanan dekat kediaman Sunarya, besok aku mau melihat hasilnya.”

Hans merasa ragu, akan tetapi dia hanya bisa menuruti dan menjalankan perintah.

……

Keesokan harinya, William menemani Jeanne sarapan dan kemudian pergi ke kantor.

Karena di kantor tidak ada kepentingan, Jeanne tinggal dirumah menggambar desainnya.

William baru tiba di kantor, dengan segera dengan serius Hans memberi laporan.

“Presdir, kemarin malam aku sudah menyelidiki, semenjak Musa dan komplotannya pergi, sepertinya ada komplotan lain yang menyelinap ke kota, identitasnya tidak diketahui.

William mendengar perkataan ini, hatinya seketika suram.

Dia sama sekali tidak memotong pembicaraan Hans, agar tetap melanjutkan laporan.

“mengenai keadaan kediaman Sunarya dan sekitar perusahaan selama dua hari ini, aku sudah memerintahkan orang untuk menyelidiki dan sama sekali tidak ada orang yang patut untuk dicurigai.”

Selepas Hans berbicara, dengan hormat melihat kearah William menunggu perintah yang selanjutnya.

William mengedipkan mata dan meletakkan jarinya diatas meja secara bersamaan mengetuk meja.

“kamu tetap lanjutkan mengutus orang untuk memata-matai, jika ada perkembangan segera kabari aku.”

Hans mematuhi perintah dan berjalan keluar.

Malamnya setelah kembali, William teringat ada seseorang yang aneh waktu itu, kemudian William memanggil Moli untuk memberitahunya.

“aku sudah mengawasi orang yang tidak jelas masuk ke wilayah ini, dalam kasus yang masih tidak jelas ini, aku ingin ketika Nyonya muda keluar, kamu mengikutinya, jangan sampai dia dalam keadaan bahaya.”

Moli masih tidak mengira Tuan mencarinya hanya demi Jeanne, hatinya penuh dengan kecemburuan.

Dia berusaha keras supaya tidak ada yang berubah di wajahnya.

“tenang Tuan, kali ini aku tidak akan membiarkan Nyonya muda dalam bahaya.”

William tidak sepenuhnya percaya kepada Moli, dengan dingin menjawab: “ingatlah apa yang kamu ucapkan hari ini.”

Moli menggigit bibirnya dan langsung meninggalkan ruang baca.

Dia berdiri di luar pintu, dia merasa dirugikan dan sorotan matanya penuh dengan kekesalan.

Dia masih tidak menyangka kenapa Tuan demi wanita itu bisa sampai di titik ini.

Jelas-jelas mereka sudah mengenal selama 10 tahun lebih, jangan bilang dia hanya seorang bodyguard wanita?

Dia menerka sambil berpikir, auranya penuh dengan kebencian melihat ke kamar Jeanne.

Cepat atau lambat dia akan membuat wanita penggoda ini pergi meninggalkan Tuan.

Dia sama sekali tidak cocok untuk mendampingi Tuan sebagai cintanya!

Pandangan Moli terhadapnya, Jeanne sama sekali tidak menyadari.

Pada saat ini dia didalam kamar ada perasaan bingung.

Dia juga tidak tahu apa yang sedang terjadi padanya, kemarin malam dia melihat William pergi dengan Moli ke ruang baca, dan setelah kembali dia kembali lagi pergi ke ruang baca mencari Moli, membuat hatinya makin tidak nyaman, menghela nafas, bahkan pekerjaannya sekarang menjadi tidak fokus.

Mereka sedang mendiskusikan apa?

Mengapa harus menghindarinya?

Novel Terkait

My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu