Wanita Pengganti Idaman William - Bab 348 Bahkan Berniat Untuk Membunuhnya

Pria ini berkata sambil tersenyum ketika mendengar ucapan ini : “Asalkan kamu mendukungku, siapapun tidak akan bisa menolongnya!”

Musa mendengar ucapan ini, menutup telepon dengan senyum puas.

Pria ini menyimpan ponselnya, menundukkan kepala melihat wanita yang memelototinya dengan wajah penuh amarah, berkata dengan dingin : “Nona, maaf, bos kami tidak ingin kamu ditolong, jadi mohon ikut kami pergi.”

Setelah dia berkata seperti itu, ia membuka ikatannya sambil mengancamnya agar ia menurut padanya.

“Siapa bos kalian?”

Jessy tidak memberontak, namun juga tidak menyerah untuk menyelamatkan diri.

Obrolan kedua orang di telepon tadi meskipun tidak terdengar jelas, namun ia bisa menebak garis besarnya, membuat ia sangat marah.

Kelihatannya orang yang membenci Jeanne itu tidak ingin melepaskannya dengan semudah itu!

Sekarang, ia bahkan berniat untuk membunuh Jeanne!

Semua ini karena wanita jalang itu, entah sudah mengusik siapa sampai membuatnya tergulung masuk kedalam masalah mereka.

Pria ini seolah tidak mendengar apa yang Jessy katakan, setelah membuka ikatannya, ia memberi isyarat pada Jessy untuk mengikutinya.

Jessy tidak berdaya, hanya bisa mengikutinya pergi.

Ketika mereka baru pergi, Moli membawa segerombol orang datang.

Dan ketika mereka sudah berhasil menyelinap masuk, seisi gedung ini sudah kosong tidak berpenghuni lagi, Jessy juga penculiknya sudah tidak kelihatan lagi batang hidungnya.

“Tidak ada orang?”

Ketika Moli mendengar laporan dari bawahannya, matanya penuh dengan ketidakpercayaan dan keanehan.

“Benar, didalam maupun diluar gedung, kami sudah memeriksanya, sama sekali tidak menemukan orang yang mencurigakan.”

Bawahannya melapor dengan penuh hormat.

Wajah Moli langsung berubah serius, ada insting tidak baik yang mendera hatinya.

Jangan-jangan gerakan mereka sudah disadari, sehingga mereka segera berpindah?

Dia berpikir dengan keras namun tetap tidak mendapatkan jawaban.

Ia pun tidak berdaya, hanya bisa melapor pada William.

“Tuan, saya sudah berada diarea Selatan, namun tidak menemukan Nyonya juga penculiknya!”

Ketika William mendengar kabar ini, ia langsung mengerem mendadak.

“Apa yang terjadi, kenapa bisa tidak menemukan orangnya?”

Dia bertanya dengan nada serius, dalam ucapannya terdengar kemarahan yang siap meledak.

Moli tidak berani menunda-nunda, ia segera melaporkan kondisi disana sekali lagi.

“Tuan, mungkinkah penculiknya menyadari keberadaan kami sehingga membawa Nyonya berpindah.”

Dia mengatakan tebakannya.

William tidak mengelak karena merasa kemungkinan ini mungkin saja terjadi.

Karena orang itu bisa masuk kedalam ibukota tanpa bersuara, juga sanggup membawa Jessy pergi, itu menandakan kalau orang ini bukan orang biasa.

Berpikir tentang ini, William berkata dengan wajah tegas dan dingin : “Kalian tetap disana jangan bergerak, tunggu perintah dariku.”

……

Disaat bersamaan, sebuah rumah klasik di luar negeri yang terlihat sangat bersejarah.

Bangunan klasik ini dipenuhi nuansa klasik yang begitu kental, dindingnya dihiasi oleh aneka lukisan ternama, di koridor yang panjang terbentang karpet bulu domba yang mewah.

Terlihat seorang pria muda mengenakan pakaian kepala pelayan muncul diujung koridor dan berjalan menuju ruangan di ujung koridor.

“Tuan, Nona Jessy diculik orang di Negara Z!”

Dia mengetuk pintu lalu masuk kedalam ruangan, melapor kepada pria yang duduk dimeja kerja dengan penuh hormat.

Seiring ucapan dari kepala pelayan ini, terdengar suara yang begitu dingin dari balik meja kerja.

“Apa yang terjadi? Siapa yang melakukannya?”

Bawahannya menundukkan kepala menjawab : “Informasi yang lebih detailnya belum didapatkan, kali ini Nona Jessy kembali diam-diam, orang kita belum bisa mendekatinya.”

Pria ini mendengar ucapannya, aura dingin langsung terpancar dari sekujur tubuhnya, membuat orang yang melapor langsung ketakutan.

“Tuan tenang saja, kami sudah mengutus orang untuk menolong Nona Jessy.”

Dia segera mengatakan rencananya, lelaki itu berdehem ringan kemudian perlahan menarik kembali aura dinginnya.

“Ingat, aku mau dia dan anaknya aman, jika terjadi sesuatu padanya, kalian juga tidak perlu kembali, langsung akhiri hidup kalian untuk membayarnya!”

William tidak tahu ada orang lain yang ikut campur masalah penculikan ini lagi.

Setelah William mematikan telepon Moli, langsung mencari semua nomor telepon penculik yang pernah menghubunginya.

Lalu dia mencoba meneleponnya, namun malah operator yang menjawab kalau nomornya sudah tidak terdaftar.

Seketika matanya penuh dengan amarah!

“Sialan!”

Dia mengumpat sambil memukul stir mobil, dalam hatinya ia tahu kalau dirinya sekarang sedang dipermainkan orang.

Pihak penculik sama sekali tidak benar-benar ingin barter dengannya, takutnya mereka hanya ingin mengetestnya.

Mengingat ini, ia menarik nafas dalam-dalam, memaksakan diri untuk tenang.

Dia mengambil ponsel, menelepon Moli lagi.

“Suruh orangmu kembali sekarang juga.”

Moli bertanya dengan heran : “Tidak menolong Nyonya muda?”

Dan William sama sekali tidak menjawabnya, langsung menutup telepon.

Bagaimana mungkin dia tidak ingin menolongnya, namun sekarang ia sama sekali tidak bisa menghubungi orangnya, dia juga tidak tahu harus bagaimana menolongnya!

bisa dikatakan sekarang dia sungguh kehilangan arah, sekarang selain pihak penculik yang menghubunginya terlebih dahulu, ia sama sekali tidak memiliki rencana yang yang pasti dan tepat.

Namun memintanya untuk mengikuti kemauan orang lain seperti itu, dia tidak bersedia.

Apalagi sekarang Jessy ada ditangannya.

Sejak orang itu mengeluarkan pisau untuk mengancam, dia sudah tahu kalau orang ini bukan orang yang mudah dihadapi.

Dia sangat khawatir orang itu akan melukai Jessy.

Setelah terdiam sesaat, William mulai mendapatkan ide.

Dia mengeluarkan ponsel lalu menghubungi Hans.

“Hans, nyonya muda dalam masalah, kakmu segera periksa semua rekaman cctv disekitar kediaman keluarga Sunarya, periksa semua pergerakan orang yang lalu lalang, juga area Selatan, cari tahu apakah selama dua hari ini ada orang yang mencurigakan.”

Hans mendengar ucapan ini, wajahnya langsung berubah serius.

Dia tahu masalah ini sangat genting, tidak bisa ditunda, sehingga ia langsung mengangguk dan melaksanakannya.

Ketika Hans akan memutus telepon, William seperti teringat sesuatu, ia berpesan sekali lagi : “Oh iya, beritahu pihak kepolisian, minta mereka membantu pencarian kita, wajib menggeledah bandara, jalan tol, semua jalan keluar masuk, jika ada orang yang mencurigakan langsung hubungi kita!”

Hans mengangguk lalu mematikan telepon dan bergerak.

William menyimpan ponselnya dengan wajah serius, dia memejamkan mata, ia tidak berencana pergi ke area Selatan, dia berbalik arah kembali kekantor untuk menunggu kabar.

Ivan melihatnya berbalik arah, menuju arah mereka datang, ia melihat Jeanne dengan wajah heran.

“Kelihatannya dia akan kembali, kita tetap ikut?”

Jeanne melihat William menjauh, tatapannya penuh dengan keheranan, namun tetap mengangguk : “Ikuti.”

Ivan mendengar ini, ikut putar balik dan mengejarnya.

Lalu keduanya mengikuti William sampai Group Sunarya.

Jeanne melihat mobil William masuk ke parkiran pribadinya, rasa herannya semakin lama semakin dalam.

Kenapa William kembali?

Apakah Jessy sudah berhasil ditolong?

Ivan tidak tahu apa yang ia pikirkan, melihat mobil yang masuk parkiran Sunarya Group, tatapannya penuh dengan rasa heran, tiba-tiba ia teringat pada pria yang berdiri bersama Jeanne di pesta malam itu merupakan Presdir Sunarya Group.

Seketika rasa penasaran memenuhi hatinya.

Beberapa kali ia ingin membuka mulut bertanya pada Jeanne apa yang sebenarnya terjadi, namun melihat Jeanne yang terlihat tidak fokus, dan juga beberapa kali menghindarinya, terlihat jelas kalau dia tidak ingin memberitahukan padanya.

Akhirnya ia menelan rasa penasaran dalam hatinya, ia memecah keheningan dengan bertanya : “Jeanne, orangnya sudah masuk kedalam parkiran mobil, apakah kita masih mau mengikutinya?”

Jeanne kembali dari lamunannya, melihat kearah William menghilang, alisnya mengkerut.

“Aku mengamati sebentar lagi, jika kamu masih ada urusan kamu pergi lah dulu.”

Bagaimana mungkin Ivan meninggalkannya sekarang.

Ivan langsung menolaknya, “Aku menemanimu.”

Novel Terkait

Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu