Wanita Pengganti Idaman William - Bab 272 Ternyata Memang Tidak Bisa Dipercaya (2)

Dia menatap Danil dengan penuh kekaguman.

Saat Danil melihat cahaya di matanya, dia tertegun sesaat, lalu tersenyum dan berkata : "Ini adalah bagian dari pekerjaanku, jadi aku harus melakukan penelitian, jika tidak bagaimana mungkin bisa bersaing dengan perusahaan lain."

Setelah itu, dia melihat langit di luar jendela perlahan-lahan semakin gelap, dia mengundangnya : "Apakah nona Jessy nanti malam masih ada urusan? Aku ingin mengundang anda untuk makan malam bersama, sekalian lanjut mendiskusikan hal yang tadi belum selesai dibicarakan."

Saat Jeanne mendengar perkataannya, dia merasa sedikit bersemangat.

Tadi dia sudah pernah bilang kalau dia sudah lama tidak berbincang dengan begitu bahagia dengan orang lain.

Setelah memikirkannya, akhirnya dia menyetujuinya.

Setelah itu mereka berdua mencari restoran chinese food yang ada di dekat sana untuk melanjutkan pembicaraan mereka.

Moli terus menatapnya lekat-lekat, perasaan benci dan jijiknya terhadap Jeanne sudah sampai ke tingkat yang paling tinggi.

Dua jam kemudian, setelah Jeanne selesai makan malam, dia menolak tawaran Danil untuk mengantarnya pulang, dia pulang sendiri dengan menggunakan taksi.

Saat dia baru saja turun dari taksi, Moli langsung mengikutinya masuk ke dalam.

"Kenapa, kamu begitu bahagia karena habis makan malam dengan pria lain?"

Dia berjalan di samping Jeanne, lalu menyindirnya.

Saat Jeanne mendengar perkataannya, dia segera menghentikan langkahnya, senyuman di wajahnya juga menghilang seketika.

Dia menoleh dan menatap Moli dengan dingin, lalu dia menyipitkan matanya dan berkata : "Apa maksudmu?"

"Apa maksudku? Memangnya kamu masih tidak mengerti? Aku peringatkan kamu, jangan sibuk menggoda lelaki lain di luar sana, sebagai istri tuan, sebaiknya kamu tahu tempatmu, jika kamu berani berbuat sesuatu yang tidak seharusnya, aku orang pertama yang tidak akan melepaskanmu!"

Moli menatap Jeanne dengan angkuh, suaranya mengandung ancaman.

Jeanne sangat marah, rasa tidak sukanya terhadap Moli semakin besar.

Dia memelototi Moli, dia membuka mulutnya ingin mencaci makinya, tetapi saat perkataannya sudah sampai di ujung bibirnya, dia tiba-tiba tidak ingin mengatakannya lagi.

Karena dia merasa tidak peduli apapun yang dia katakan, wanita ini tidak akan merubah sikapnya yang seperti ini, lebih baik dia menghemat tenaganya!

Setelah berpikir seperti itu, dia berbalik ingin kembali ke kamarnya, tetapi telinganya malah mendengar suara bahagia Moli.

"Tuan, anda sudah kembali."

Jeanne tanpa sadar menghentikan langkahnya lalu menoleh kearahnya, dia melihat Moli menyambut William masuk ke dalam rumah, adegan itu membuatnya sangat tidak nyaman, tetapi dia tidak bergerak dari tempatnya.

Sebaliknya William berjalan ke depannya, lalu menunduk dan menatapnya, di matanya terlihat seperti ada sesuatu emosi yang melintas, dia bertanya : "Hari ini kamu pergi?"

Jeanne keluar dari lamunannya, dia sama sekali tidak menyadari keanehan di matanya, dia berkata : "Iya, hari ini pergi ke kantor sebentar."

William mengerutkan alisnya.

"Hanya pergi ke kantor?"

Saat Jeanne mendengar perkataannya, dia tanpa sadar menyadari ada sesuatu yang tidak benar, dia menatap William.

William juga tidak menghindar, dia menatapnya dengan muram dan menunggu jawaban darinya.

Melihat hal ini, ekor mata Jeanne langsung melirik kearah Moli.

Di mata wanita itu terlihat rasa puas yang tidak ditutupinya, dia seketika sudah mengerti.

"Kita bicara sambil jalan saja."

Dia berkata, William juga tidak menolaknya.

"Sore ini aku pergi ke kafe, tidak kusangka di sana aku bertemu dengan direktur Bonhem dari Bonhem grup, lalu aku ngobrol dengannya, malam ini dia mengundang aku makan, lalu kami mengobrol kembali soal kerja sama kali ini, dia memberitahuku kalau desain baju medis kali ini hanya bisa diambil satu model saja, dia cukup optimis dengan rancanganku."

Setelah itu mereka berdua masuk ke dalam kamar.

William tidak mengatakan apapun terhadap penjelasan Jeanne yang tadi, dia duduk di atas sofa lalu menekan dahinya dengan lelah.

Saat Jeanne mengetahuinya, dia mendekat kearahnya dan bertanya dengan perhatian : "Apakah kamu sangat lelah?"

William mendongak.

"Beberapa hari ke luar negeri, banyak pekerjaan yang menumpuk, karena terlalu banyak duduk, seluruh tubuhku terasa pegal."

Jeanne melihat wajahnya yang lelah, tanpa disadari dia merasa sangat kasihan kepadanya.

"Aku akan memijatmu."

Novel Terkait

Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
5 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
After Met You

After Met You

Amarda
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
5 tahun yang lalu