Wanita Pengganti Idaman William - Bab 495 Apakah Kamu Suka ?

Deric melihat mereka semuanya dengan wajah tenang.

Nyonya Thea baru bisa terlihat lebih tenang dan mulai mengatakan idenya untuk pesta ulang tahun kakek.

"Kakek itu sudah tua dan tidak suka yang ribet, jadi maksudku, pesta ini akan diadakan di rumah ini..."

Jeanne diam dan mendengarkan.

Sesekali, William menambahkan satu atau dua kalimat.

Setelah beberapa saat, rencana awal sudah terbentuk.

Setelah mengkonfirmasi rencananya, William meninggalkan rumah utama bersama Jeanne.

Nyonya Thea melihat ke arah hilangnya mereka, dan wajahnya masih terlihat marah.

"Aku tidak tahu guna-guna apa yang ditanamkan wanita licik ini kepada William. Kalau tahu begini, seharusnya aku sudah beresin wanita itu ketika William belum kembali."

"Yah, tidak ada gunanya mengatakan itu sekarang, lebih baik melakukan pekerjaan dengan baik untuk pesta kali ini. Tidak peduli apa yang kamu pikirkan, tidak boleh ada skandal yang terjadi di pesta nanti!"

Deric menatap Nyonya Thea dengan tatapan tajam.

"Ya," kata Nyonya Thea sambil memalingkan mukanya.

Di sisi lain, Jeanne mengikuti William berjalan pergi. Dia hanya diam dan mengerutkan kening.

William tahu bahwa Jeanne khawatir tentang pesta ulang tahun. Dia batuk pelan dan berkata, "kamu tidak perlu peduli dengan apa yang dikatakan ibu. Cobalah yang terbaik. Kalau kamu benar-benar tidak bisa melakukannya, masih ada aku di sini."

Jeanne menatap William dan merasa hangat di hatinya.

"Untung ada kamu!"

Jeanne tersenyum dan memegang lengan William, antara bahagia dan sedih .

Bagaimana Jeanne bisa meninggalkan orang yang begitu baik padanya?

William tidak melewatkan kesedihan di matanya. Alisnya terangkat dan bertanya, "Kamu tahu ada aku disisimu, apa yang masih perlu dikhawatirkan?"

Jeanne terkejut. Dia pikir dia sudah menutupinya dengan sangat baik. Dia tidak menyangka William memiliki mata yang begitu tajam bisa tahu pikirannya.

“Tidak apa-apa, aku hanya memikirkan ulang tahun Kakek. Apa yang harus aku berikan untuknya?”

William menatapnya dalam. Melihat bahwa Jeanne sepertinya tidak berpura-pura, dia tertawa, "kamu tidak perlu khawatir tentang itu. Aku akan minta orang untuk mempersiapkannya."

"Tapi aku juga ingin menyiapkan satu dari diriku sendiri," gumam Jeanne.

William memandangi bibir Jeanne yang lembut itu. Matanya gelap, dan dia menundukkan kepalanya dan mengecupnya ringan. "Oke, kamu bisa menyiapkannya jika kamu mau, tapi jangan sampai kelelahan."

Jeanne tertegun. Ketika dia sadar telah dicium, Jeanne marah dan sekaligus malu lalu berkata: "apa yang kamu lakukan? Ini taman!"

William memegang tangan Jeanne, tersenyum dan memeluk Jeanne. "Oke, jangan membuat masalah. Aku akan pergi ke kantor. Kamu tinggal saja di rumah dan meneleponku jika ada sesuatu yang perlu aku lakukan untukmu."

Muka Jeanne memerah, tetapi dia patuh dan membiarkan William memeluknya.

Dalam beberapa hari berikutnya, Jeanne sudah mulai sibuk.

Jeanne bekerja di perusahaan selama setengah hari dan kembali ke rumah Sunarya untuk membantu Nyonya Thea mempersiapkan pesta.

Tapi soal hadiah ulang tahun, Jeanne belum mendapat petunjuk dan ide.

Jeanne juga pergi menemui lelaki tua itu, mencoba mengorek preferensi lelaki tua itu, tapi menemukan bahwa lelaki tua itu tidak kurang apa pun.

Tentu saja, itu tidak benar kalau tidak ada yang kurang. Orang tua itu menginginkan seorang cucu, tetapi Jeanne tidak bisa memberikanya.

Ketika Jeanne sakit kepala dan tidak tahu harus memberikan apa, dia menerima telepon dari William.

"William, ada apa?"

“ Kamu beres-beres dan ganti pakaian, nanti Hans akan jemput kamu, kita makan diluar.”

Jeanne bingung, tapi dia bangun untuk bersiap-siap.

Setengah jam kemudian, Jeanne sudah siap dan pergi ke bawah. Hans juga sudah tiba di rumah keluarga Sunarya .

"Nyonya Muda."

Jeanne mengangguk dan masuk ke mobil.

Ketika mobil mulai bergerak, dia tidak bisa menahan diri untuk bertanya: "Assisten Khusus Hans, kita akan pergi kemana?”

"Kamu akan tahu sendiri kalau sudah tiba."

Hans berkedip misterius, dan Jeanne mengangkat alisnya, "kenapa misterius begitu?"

Hans hanya tersenyum tapi tidak menjawab.

Jeanne terpaksa menyerah, tetapi dia sangat menantikannya.

Sepuluh menit kemudian, Jeanne keluar dari mobil dan terkejut mendapati bahwa dia berada dilantai bawah kantornya.

Jeanne menatap Hans dengan wajah bingung.

"Presdir sedang menunggumu di kantor, Kamu bisa langsung naik."

Jeanne semakin bingung. Dia tidak tahu apa yang mereka rencanakan, tetapi dia tetap melangkah masuk ke perusahaan.

Beberapa menit kemudian, Jeanne tiba di lantai paling atas dan mendapati bahwa sudah tidak ada staf disana.

Tidak jauh dari sana, pintu kantor presdir yang tertutup, dan hanya terlihat beberapa lampu yang masih menyala.

"William, kamu ada di dalam? Aku masuk ya."

Ketika Jeanne mendorong pintu dan masuk, pemandangan di depannya itu sangat mengejutkannya.

Tepat di depannya, ada sebuah gaun putih tanpa tali dikenakan pada patung model, dan sutra hijau halus disulam di ujungnya, Sulaman yang indah membuat daunnya terlihat cerah. Pada saat yang sama, seluruh gaun itu dibuat dengan pesona yang tak terlukiskan, terutama pada benang dari sulaman sari ujung ke ujung, terdapat berlian yang memantulkan cahaya dan sangat indah.

Cantiknya!

Jeanne tidak bisa menahan diri untuk mendekati dan mengamatinya.

Dapat dikatakan bahwa ini adalah kombinasi mode klasik yang paling sempurna yang pernah dilihatnya.

Bahkan melalui karya ini, pertanyaan-pertanyaan yang tidak dapat dia temukan jawabannya di masa lalu secara perlahan terjawab.

Pada saat ini, pinggang yang ketat dan tubuh yang hangat menempel di punggungnya.

"Apakah kamu menyukainya?"

Dagu William menyentuh leher Jeanne, fokus pada ekspresinya.

"Suka!"

Jeanne mengangguk dengan wajah ceria.

William sambil tersenyum berkata, "Aku tahu kamu akan menyukainya. Pada hari ulang tahun Kakek nanti, kamu harus mengenakan ini."

Jeanne tersadar, bibirnya sedikit terbuka, berbalik dan menatap William dengan heran, "ini untukku?"

"Selain kamu, siapa lagi yang memenuhi syarat dan layak untuk dapat hadiah dariku?"

William mengangkat alisnya dan menatapnya. Matanya menatap bibir merahnya Jeanne yang menarik. Matanya menjadi gelap dan William berkata dengan suara serak, "karena kamu menyukai hadiah yang kuberikan padamu, bukankah kamu juga harus mengungkapkan terima kasih kepadaku?"

“Maksudmu?”

Jeanne belum sepenuhnya menangkap maksud dari kata-kata romantis dari William. Jeanne hanya menatap William dengan wajah kebingungan.

William tersenyum dan tiba-tiba kepalanya mendekat dan mencium bibir Jeanne.

Mata Jeanne terbelalak dan dia menatap wajah tampan yang membesar di depannya. Pipi putihnya perlahan menjadi merah dan matanya terasa kabur.

Jeanne tidak tahu berapa lama William baru melepaskan ciumannya.

Badan Jeanne terasa lemas dan dengan lembut merebahkan kepalanya ke dada William.

Pikiran bawah sadar William segera berpaling dari Jeanne. William takut jika dia melihat lebih jauh, dia tidak akan mampu mengendalikan keinginan tubuhnya.

Untuk mengalihkan perhatiannya, dia memeluk Jeanne dan mengatakan rencananya. "Pada hari pesta, aku akan secara resmi memperkenalkanmu sebagai nyonya muda Sunarya kepada publik."

Jeanne mendongak dan menatap William dengan takjub.

Mengapa?

"Karena aku ingin melakukan itu."

William menatap Jeanne sambil tersenyum.

Jeanne tidak bisa tersenyum.

Dia tidak tahu bagaimana menggambarkan suasana hatinya saat ini, bingung dan tidak tahu harus bilang apa.

William memperhatikan ekspresi ragu-ragunya Jeanne, matanya tenggelam, dan berkata, "ada apa? Kamu tidak ingin aku memperkenalkanmu sebagai nyonya muda?"

Jeanne menatapnya dan tidak berbicara. Dia tidak tahu bagaimana menjawabnya.

Bagaimana mungkin dia tidak bersedia?

Tapi dia bukan Jessy...

Novel Terkait

Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Harmless Lie

Harmless Lie

Baige
CEO
5 tahun yang lalu