Wanita Pengganti Idaman William - Bab 303 Malam Masih Harus Melayani Orang

William melihat keindahan ini, tenggorokannya seketika menjadi kering.

Dia menarik Jeanne dengan tiba-tiba, ditengah jeritan kaget jeanne, merangkul pinggangnya, memeluknya erat dalam pelukannya, disaat yang bersamaan merasakan bibir yang menggodanya itu.

Sup penghilang mabuk ditangan Jeanne sudah tumpah namun masih saja belum bisa melepaskan diri dari dekapannya, dan ia hanya bisa pasrah dengan apa yang ia lakukan.

Keduanya berciuman disofa dengan sangat panas, Moli yang melihat dari jauh terlihat penuh dengan amarah.

Tangannya mengepal erat, hingga kukunya menusuk dalam daging di tangannya, baru merasa sedikit lebih tenang.

Dan kedua orang yang sedang berpelukan sambil berciuman sama sekali tidak tahu.

Dan entah sudah berapa lama, William seolah merasa tidak puas dengan rasa bibir Jeanne, dia melepaskan Jeanne dengan terengah-engah, sebelum Jeanne tersadar, ia langsung menggendong Jeanne dari sofa dan naik keatas.

Malam ini masih panjang…………..

……

Keesokan harinya, ketika Jeanne bangun, matahari sudah menggantung tinggi diatas.

Dan disampingnya sudah tidak ada bayangan William.

Dia bangun dari ranjang dengan tubuh terasa remuk, seketika ia mengeluh.

Kalau tahu begitu semalam ia tidak akan membiarkan William minum alkohol, begitu mabuk ia langsung seenaknya dan tidak menahan tenaganya!

Dia mandi sambil mengeluh.

Setelah setengah jam, ia turun ke bawah untuk makan dengan berpakaian rapi.

Moli melihat Jeanne yang bangun siang, lalu melihat bekas yang ditinggalkan dari kejadian semalam, api cemburu membara dimatanya.

“Ternyata, memang enak menjadi nyonya muda, matahari saja sudah menjemur seisi kota, dia sekarang baru bangun, kasian sekali tuan muda kami, pagi harus capek kerja, malam masih harus melayani seseorang.”

Dia duduk di sofa berkata dengan nada bicara sinis dan kesal.

Jeanne mendengar ucapannya, menghentikan langkahnya, namun malas menggubrisnya, ia berbalik langsung menuju ruang makan.

Moli menggertakkan giginya melihat bayangannya yang pergi.

Wanita murahan yang tidak tahu malu!

Dia mengumpat dalam hati, Jeanne juga tidak mengetahuinya.

Setelah sarapan, dia menerima telepon dari Julian, ada ekspresi tidak sabar dimatanya, namun ia tetap saja mengangkatnya.

“Ada apa?”

Dia bertanya dengan dingin.

Terdengar suara Julian yang tegas : “Jeanne, aku mau kamu sekarang juga langsung segera menekan William untuk mneghentikan tekanan pada Delores Group!”

Mendengar ucapannya, alis Jeanne mengetat, ekspresinya langsung menjadi serius.

“Apa maksudmu?”

“Jika aku ingin kamu menghentikannya berarti kamu harus menghentikannya, untuk apa bertanya sebanyak itu?”

Julian berkata dengan dingin dan tidak sabar.

Jeanne dibuat kesal sambil tertawa.

“Maaf, aku tidak bisa melakukannya, aku bukan orang suci!”

Dia menolak dengan dingin, merasa kenapa dia harus membiarkan orang lain membullynya, lalu melepaskan Alexa begitu saja.

Ketika Jeanne dibully, dia sebagai seorang ayah kandung tidak bersuara sama sekali malah berkata hal yang lucu seperti sekarang.

Julian mendengar penolakannya, langsung marah, wanita ini semakin lama semakin tidak bisa diatur.

“Jeanne, masalah ini meskipun kamu tidak ingin melakukannya tetap harus melakukannya, masalah ini tidak bisa semaumu!”

Dia melemparkan ucapan tegas ini, langsung mematikan telepon.

Jeanne melihat ponsel dengan sangat kesal.

Dia mendengus dengan dingin, tidak berencana mempedulikannya, berbalik lalu kembali kekamar.

Dia yang kembali kekamar, masih agak lelah, kembali lagi kekasur dan berleha-leha, lalu membuka ponsel untuk melihat berita.

Tepat ketika itu ia terkejut melihat berita keuangan.

Melihat berita itu menulis saham Group julian terus jatuh sejak kemarin, hingga hari ini sudah hampir melampaui titik aman.

Sekarang Jeanne baru mengerti, pantas saja Julian bisa memintanya melakukan itu, kelihatannya pihak Group Delores tidak bisa berbuat apa-apa pada William, juga tidak bisa menghadapinya, sehingga menjadikan Julian sebagai pelampiasan.

Dia melihat ini, semakin tidak ingin mempedulikan masalah ini.

Setelah istirahat, dia kembali bangun dan mulai bekerja.

Hingga siang, dia melihat beberapa sketsa yang sudah selesai ia buat, berencana kekantor untuk mengambil beberapa bahan untuk dijadikan sample.

Namun ketika di persimpangan jalan ingin memanggil mobil, didepannya tiba-tiba berhenti sebuah mobil van besar.

‘Pakk’ pintu mobil terbuka, turun beberapa orang bodyguard berbaju hitam.

“Siapa kalian?”

Jeanne tahu pasti kalau mereka datang karena dia, dia pun bertanya dengan ekspresi waspada.

“Nona Jessy, nyonya kami ingin mengajak anda bicara, silahkan ikut kami naik ke mobil!”

Pria yang seperti pimpinannya berkata dengan tegas sambil menatap tajam ke arah Jeanne.

Bagaimana mungkin Jeanne ikut mereka pergi, sudah jelas sekali mereka tidak ada niat baik.

Disaat bersamaan, Moli yang berada dibelakangnya juga merasakan ada yang aneh.

Namun dia tidak langsung maju, melainkan berdiri disamping melihatnya.

Bukannya dia ingin melawan maksud William, dia hanya ingin membiarkan Jeanne merasakan sedikit pelajaran.

Jeanne tidak tahu apa yang ia pikirkan, namun melihatnya tidak bergerak, ia sudah mengerti apa yang direncanakan Moli.

Disaat Jeanne merasa marah dan kesal, dia berusaha tenang.

Dia mulai memikirkan cara untuk menolong dirinya sendiri, menyadari dari sini ke kediaman Sunarya cukup dekat, asalkan ia berlari sampai kedepan pintu, orang ini tidak mungkin berani menculiknya di rumah kediaman Sunarya.

“Baiklah, aku ikut dengan kalian.”

Dia berpura-pura setuju ikut mereka naik mobil, mengambil tasnya dan bersiap untuk naik mobil.

Namun ketika dia sudah mendekati mobil, tiba-tiba ia menghantam wajah seorang bodyguard disampingnya dengan tas, berbalik lalu kabur.

Bahkan demi bisa berlari dengan cepat, sepatu saja dia buang.

Para bodyguard itu tidak menyangka akan menjadi seperti ini, mereka tercengang sesaat baru sadar apa yang terjadi.

“Kejar!”

Ketua mereka membuang tas tangan dengan kesal, berteriak dengan keras.

Jeanne mendengar suara itu, lalu melihat beberapa bodyguard dibelakangnya, wajahnya langsung menjadi panik. Ia mengeluarkan seluruh tenaganya untuk kabur.

Namun tenaga pria dan wanita sudah ditentukan oleh yang di Atas.

Tidak peduli sebesar apa tenaga yang dikeluarkan oleh Jeanne, ia tetap bisa dikepung dengan gampangnya oleh mereka.

“Nona Jessy, anda jangan membuat kami memaksa anda, jika anda tidak mau menurut maka jangan salahkan kami menggunakan kekerasan.”

Seorang bodyguard berkata dengan wajah tegas sambil menatap Jeanne.

Setelah mengatakannya, ia langsung memberi isyarat pada bawahannya.

Melihat jeanne sudah hampir tertangkap, baru ada pergerakan dari Moli.

Dia hanya ingin Jeanne merasakan kesialan, namun bukan berarti dia membiarkan Jeanne ditangkap.

Ia lalu menendang kaki bodyguard yang hampir menangkap Jeanne, menarik tangan Jeanne lalu berlari pulang kerumah.

“Tahan mereka!”

Ketua mereka memberi perintah dengan nada dingin.

Dalam waktu singkat 4-5 orang pria berbadan besar menyerang mereka berdua.

“Cari tempat untuk bersembunyi!”

Moli melihat bodyguard yang mendekat, mendorong Jeanne dan berpesan dengan nada dingin.

Jeanne melihat bayangan tubuhnya dengan wajah bingung.

Dia mengira wanita ini tidak akan mempedulikannya, ternyata dia sudah salah sangka.

Agar tidak menambah beban Moli, dia berencana lari kerumah kediaman Sunarya untuk meminta pertolongan.

Siapa sangka bodyguard itu malah memisah diri menjadi dua kelompok.

Ada yang menahan Moli, ada yang pergi menangkap Jeanne.

Moli menyadari niat bodyguard itu, namun semua sudah terlambat.

Ia melihat bodyguard itu mengejar Jeanne dengan mudah dan menangkapnya.

“Lepaskan aku!”

Jeanne memberontak, namun tenaganya tidak sepadan.

Moli panik melihat semua ini.

Bagaimanapun jika Jeanne sampai tertangkap, dia tidak bisa mempertanggungjawabkannya pada tuan muda.

Novel Terkait

Penyucian Pernikahan

Penyucian Pernikahan

Glen Valora
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu