Wanita Pengganti Idaman William - Bab 156 Inisiatif Memberi Pelukan

Bab 156 Inisiatif Memberi Pelukan

William menatap orang dalam pelukannya dengan ketidak pastian, dan hatinya yang berat tiba-tiba rileks.

“Curi kesempatan memelukku ya?”

Bibirnya sedikit menyeringai dan berbisik di telinganya.

Jeanne dapat merasakan atmosfer yang lembab, dan seluruh badannya menjadi tegang.

Pipi merah merona diwarnai dengan rasa malu, tampak seperti apel matang, memancarkan aroma dan rasa manis yang menarik, yang membuat orang ingin menggigit.

William memperhatikannya dan menelan ludah.

Dia menyipitkan mata, lalu membungkuk dan langsung menggendongya seperti seorang putri.

Jeanne terkejut dan secara alami memeluk bahunya.

“Apa yang kamu lakukan?”

“Tentu saja menggendongmu ke kamar, kalau tidak nanti jatuh lagi, malam ini kita tidak usah tidur, langsung ke rumah sakit saja.”

Kata William dengan bercanda.

Jeanne malu dan jengkel, tapi tidak bisa membantahnya.

Saat itu dia pusing, takutnya dia jalan sendirian mungkin benar-benar bisa buat diri sendiri masuk rumah sakit.

Dengan pemikiran memanfaatkan orang secara gratis jangan tanggung-tanggung, dengan tenang dia mendekap dalam pelukan William.

William secara alami melihat perubahannya, dan senyum kecil muncul di matanya, dan rasa dingin di matanya semakin memudar.

Jeanne tidak sadar akan perubahan di matanya, dia diam-diam bersandar di lengan William, mendengarkan detak jantungnya yang kuat, dan pikirannya perlahan mulai tidak fokus.

Terutama melihat wajah William dari samping, membuat hatinya tampak hancur.

Tepat saat dia tertegun, sudah tiba di kamar.

Namun, alih-alih meletakkannya di tempat tidur, William malah membawanya langsung ke kamar mandi.

Jeanne tidak sadar sama sekali sampai dia dijatuhkan.

“Apa yang kamu lakukan?”

Dia duduk di bathtub dan melihat William penuh dengan kewaspadaan.

“Bukannya kamu mau curi-curi kesempatan, mumpung lagi baik kutemani.”

William melihatnya dengan tatapan jahat, dan pada saat bersamaan membuka keran air menyirami kepala mereka.

Tiba-tiba keduanya basah, Jeanne masih belum sadar, pakaian di tubuhnya sudah tembus karena William, dan dia tidak tahu kapan dia masuk kamar mandi.

“William!”

Jeanne teriak malu dan jengkel, kedua tangannya menutup tubuhnya dari pakaian yang tembus pandang, tapi dia tahu apa yang dia lakukan sama saja dengan tidak melakukannya.

William menatap kulitnya yang putih, tidak tahu apa dia marah atau malu, sedikit demi sedikit kulitnya berubah menjadi merah tua, dan kilau matanya seperti tinta tebal.

“Kamu sudah mabuk, ku bantu kamu mandi.”

Dia berbicara dengan suara serak.

“Siapa yang butuh bantuanmu, keluar sana!”

Bagaimanapun Jeanne yang melihat matanya tidak mengerti, jantungnya berdetak kencang, tapi dia tidak bisa bersembunyi.

Dan William tidak memberikan respon.

Dia bahkan tidak mempedulikan Jeanne menolak, dengan santainya membasuhkan air ke tubuh Jeanne, membasuh jari jemari Jeanne.

Awalnya Jeanne menolak, menghindar, karena godaannya, Jeanne perlahan masuk dalam gejolak emosinya.

Dia menggigit bibirnya, mengerang, dengan mata kabur melihat William menghentikan semua gerakan, dan segera memandikannya.

Tidak sampai 5 menit menit, keduanya sudah bersih, lalu memeluk Jeanne kembali ke kamar.

Karena terpesona muncul di hatinya, dia sekali demi sekali menginginkan Jeanne, sampai Jeanne pingsan, lalu dengan terpaksa dia melepaskannya.

Dia memandangi gadis yang tertidur di lengannya, sudut mulutnya sedikit menyeringai, lalu dia membersihkannya, dan dengan hati-hati berjalan keluar menuju ruang kerja.

Meskipun pulang malam, tapi masih banyak pekerjaan yang belum selesai dikerjakan.

Saat dia menyelesaikan pekerjaan, tiba-tiba mengingat pria yang ada di pesta, lalu dia menyipitkan mata dan menelepon Hans.

“Aku mau kamu selidiki seseorang.”

Selesai mengatakannya, dia mulai mendeskripsikan wajah Ivan yang ditemui malam itu.

“Aku paham.”

Hans yang menerima perintah, langsung mematikan telepon dan mulai melakukan penyelidikan.

Setelah William mematikan telepon, wajahnya berubah menjadi kusam.

Dia sangat penasaran, siapa sebenarnya pria itu, sampai layak disembunyikan Jeanne.

Dan dia juga ingin tahu, pesta malam ini, selain Jessy yang diundang ke pesta ini, apa dia masih ada tujuan lain.

Seperti……bertemu dengan pria itu.

……

Keesokan harinya, pagi-pagi buta William sudah berangkat ke kantor.

Hans yang melihatnya langsung melaporkan hasil penyelidikan kemarin.

“Presiden, informasi yang kamu inginkan sudah selesai diselidiki.”

William mengerutkan kening dan bertanya: “Siapa dia?”

“Dia adalah tuan muda Ivan dari perusahan grup Ramires.”

Setelah mendengar Jawaban Hans, William yang mendengarnya mengerutkan kening.

“Apa hubungannya dengan Jessy?”

“Eii……Presiden, kita sudah selidiki, mereka tidak ada hubungan, malam ini adalah pesta pertamanya.”

Mendengar ini, William menyipitkan mata.

“Pertama kali?”

Tapi di pikirannya penuh dengan gambar yang dia lihat di jalan malam itu.

Dari cari mereka berinteraksi, tidak mungkin mereka baru bertemu untuk pertama kalinya.

Dia yang berpikir demikian, memerintahkan Hans untuk menyelidiki.

Hans bingung, tapi melihat dari tampang Presiden, dia tidak banyak bertanya, lalu menundukkan kepala dan pergi.

Selain itu Jeanne yang disana, tidak tahu William mengirim orang untuk menyelidiki Ivan.

Dia yang capek, baru sadar dari tidur sepanjang malam.

Karena kakinya yang lemah, saat bangun hampir saja jatuh mencium lantai.

“Sialan”

Dia mengertakkan gigi, mengutuk William, bahkan marah.

Jelas-jelas William yang mengeluarkan tenaga, kenapa pada akhirnya Jeanne yang menerima akibatnya, dan sebaliknya dia bisa berangkat kerja dengan girang dan penuh energi.

Tepat saat dia mengeluh, telepon di samping tempat tidur berdering.

Dia melihat layar HP, dan segera menarik kembali keluhannya lalu menjawab telepon.

“Tuan Santos.”

Iya, yang menelepon adalah tuan Santos.

“Apa nona Jessy sekarang ada waktu? Aku ingin pergi ke kantor lihat-lihat, sekalian tanda tangan kontrak.”

Jeanne yang mendengar perkataan ini, secara alamiah langsung mengatakan ada waktu.

Lalu membuat janji ketemu di suatu tempat dengan Santos, lalu mematikan telepon dan berbenah.

Setengah jam kemudian, kedua orang ini bertemu di lokasi yang sudah disepakati.

Jeanne membawa Santos ke perusahaan.

Di perusahaan, Zoey sudah mendapatkan informasi, dan menyuruh perusahaan melakukan pemeriksaan.

Begitu tiba orangnya, langsung menjemput di depan pintu, sebagai tanda hormat.

“Tuan Santos, ini Pemimpin Perusahaan kami, General Manager Zoey.”

Jeanne memperkenalkan Zoey.

Santos mengulurkan tangan dengan gentleman, setelah berkenalan, tiga orang jalan masuk ke lift.

Pertama-tama mereka mengunjungi Dept. Desain.

“Semuanya tinggalkan pekerjaan yang dikerjakan sebentar, mari saya perkenalkan, ini adalah Desainer brand RC Desainer Santos, kedepannya kita akan bekerjasama, untuk masalah Desain akan lebih banyak berdiskusi, dan mari kita saling mengenal satu sama lain.”

Zoey bertepuk tangan, membuat orang di dept desain berhenti mengerjakan pekerjaan sementara.

Semua orang penasaran melihat Santos, dengan tatapan penuh keanehan.

Mereka semua tahu perusahan akhir-akhir ini akan bekerja sama dengan RC, tapi tidak menyangka akan secepat ini datang ke perusahaan.

Tepat saat mereka ingin menyambutnya, Santos dengan sungkannya menjauh dan mengatakan: “Manajer Zoey tidak usah begitu repot, masalah kerja sama, ku pikir kamu bisa sepenuhnya menyerahkan pada nona Jessy, terlalu banyak orang takutnya tidak baik, terlebih lagi kerjasama kali ini ditujukan untuk nona Jessy, aku percaya Manajer Zoey paham akan alasan ini.

Novel Terkait

Dark Love

Dark Love

Angel Veronica
Percintaan
5 tahun yang lalu
My Enchanting Guy

My Enchanting Guy

Bryan Wu
Menantu
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu