Wanita Pengganti Idaman William - Bab 146 kamu dipecat

Bab 146 Kamu Dipecat

Hanya dalam waktu setengah hari, opini publik yang membuat krisis dan membuat gejolak pasar saham perusahaan Group Sunarya berhasil ditekan.

Alexa yang menyaksikan desas-desus yang mengalir di Internet mulai berubah dan dia sangat marah sampai menghancurkan barang-barang di kamarnya.

Dia sudah mengatur segalanya dengan rapi, selama opini publik tetap negatif, bahkan jika Kak William melindungi wanita jalang seperti Jessy, dia juga pasti akan dihukum di bawah tekanan perusahaan.

Tapi sekarang semuanya hancur!

Terutama status Inggar, membuat Alexa yang awalnya ingin membuat konten negatif lagi juga tidak bisa.

Sebelumnya artis ini sangat membenci wanita jalang itu, dan dalam sekejap mata dia berbalik berubah.

Sialan !

Apakah Jessy adalah reinkarnasi dari Bintang Keberuntungan?

Mengapa setiap kali dia menjebaknya, dia selalu berhasil lolos begitu saja?

Dia berpikir dengan marah, dan ponsel di sampingnya berdering.

Teman sekelasnya yang menelepon, tapi dia tidak punya niat untuk menerimanya.

Pada saat yang sama, di sisi lain, Jeanne telah memperhatikan dinamika Internet.

Dia melihat bahwa opini publik telah sepenuhnya dikendalikan, dan bahkan diselesaikan jauh lebih baik dari yang dia harapkan. Batu besar di hatinya segera jatuh, dan dia punya pikiran untuk terus membuat karya desain lagi.

Di malam hari, ketika William kembali untuk makan malam, Jeanne tidak bisa tidak bertanya tentang kejadian pagi tadi.

"Ngomong-ngomong, kapan Inggar setuju untuk gabung ke perusahaan? Aku belum pernah mendengar kabar darimu.”

William memandangnya dan bergumam, "Kemarin setelah kamu pergi, aku pergi menemuinya."

Jeanne terkejut, tetapi tidak bertanya mengapa. Sebaliknya, dia menoleh dan bertanya dengan rasa ingin tahu, "Apakah kamu mencari tahu apa yang terjadi dengan kebocoran itu?"

William hanya menjawab "Hm", tetapi tidak melanjutkan kata-katanya lagi.

Jeanne melihat William begitu, tahu bahwa dia tidak ingin mengatakan lebih banyak lagi, Jeanne langsung cemberut, tidak lagi bertanya, dan hanya berkonsentrasi untuk makan.

Kemudian salah satu dari mereka kembali ke kamarnya dan yang lain pergi ke ruang kerjanya.

Malam itu aman dan tenang.

Keesokan harinya, William pergi ke kantor cabang sesudah sarapan.

Hans telah menunggu di pintu masuk perusahaan.

"Sepuluh menit kemudian, panggil semua manajer untuk rapat."

William memerintah sambil berjalan menuju lift.

Hans mengeluarkan ponselnya dan mulai membuat pengaturan.

Dalam waktu kurang dari sepuluh menit, ruang konferensi penuh dengan orang-orang yang jabatannya tinggi.

Mereka saling membisikkan spekulasi tentang isi pertemuan ini.

Alexa duduk di posisinya dengan wajah tanpa ekspresi. Dia terlihat tidak bisa ditebak dan tidak tahu apa yang dia pikirkan.

Sampai William masuk dengan Hans ,kerumunan yang berkumpul mulai tenang.

"Ada beberapa hal yang perlu ditangani segera di pertemuan darurat ini."

William duduk di tempat utama, melihat sekeliling dan bergumam.

"Pertama, perusahaan akan membentuk departemen inspeksi kualitas. Semua produk harus diperiksa oleh departemen inspeksi kualitas ini agar memenuhi syarat sebelum diselesaikan dan dipasarkan …....."

William lanjut mengutarakan beberapa ide reformasi. Sampai akhirnya, dia menatap Alexa dengan dingin dan berkata dengan ketus, "Mulai sekarang, kamu resmi dipecat dari perusahaan."

Mendengar itu, semua orang disana terkejut.

Alexa langsung pucat dan bingung.

Namun, William tidak peduli apa ekspresi mereka, setelah itu langsung mengumumkan rapat selesai dan dia langsung meninggalkan ruang rapat.

Ketika William pergi, ruang rapat yang tadinya merasa tertekan itu langsung meledak menjadi keriuhan.

"Direktur Alexa, apa yang terjadi? Bagaimana Presiden Direktur bisa sampai memecatmu?

"Ya? Manajer Umum, tahukah kamu apa yang terjadi?

Para pejabat eksekutif disana satu persatu saling bertanya satu sama yang lain tentang pemecatan Alexa.

Zoey menggelengkan kepalanya dan mengerutkan kening. "Presiden Direktur tidak menyebutkan alasannya kepadaku."

Setelah itu, dia melihat kearah Alexa.

Tepat ketika dia ingin bertanya, dia melihat Alexa berdiri dan pergi mengejar William.

Dia tidak mengerti mengapa Kak William harus mengusirnya, karena semuanya baik-baik saja.

Dan tidak ada penjelasan mengapa, yang membuat dia tidak bisa terima.

"Kak William."

Dia berlari ke lift, akhirnya melihat William dan buru-buru menghentikannya.

William tidak mau mendengarkan kata-katanya.

Tapi karena menunggu lift akhirnya Alexa bisa menyusulnya.

"Kak William, mengapa kamu memecat aku? Di mana letak kesalahanku?”

Alexa mengejar sampai masuk ke dalam lift dan bertanya berulang kali.

William menatapnya tanpa ekspresi, dan Hans hanya bisa menelan ludah di sampingnya.

Jika dia tidak tahu kebenarannya, dia akan tertipu oleh Alexa juga.

Ketika Alexa mendesaknya terus , akhirnya William merespons.

"Kamu tahu apa yang telah kamu lakukan."

Ketika Alexa mendengar itu , dia menegang dan terlihat terpaku di tempat.

Ternyata William tahu apa yang dia lakukan di belakangnya.

Dia mendongak panik dan mencoba menjelaskan, tetapi sebelum dia mulai berbicara, lift telah mencapai garasi basemen.

"Perusahaan tidak perlu pembuat onar, karena aku masih memandang wajah ibuku ,makanya aku tidak menyebutkan alasan pemecatanmu di depan semua orang, kamu sebaiknya kembali ke rumahmu sendiri."

Setelah William selesai , dia langsung bergerak menjauhi Alexa.

Alexa berdiri di dalam lift, memandangi sosoknya yang semakin jauh, wajahnya pucat pasi.

..........................

Pada saat yang sama, Keluarga Sunarya dan Jeanne juga menerima berita bahwa Alexa telah dipecat.

Meskipun William tidak menjelaskan alasan pemecatannya, dia masih memiliki tebakan yang samar-samar di benaknya.

Tadi malam, ketika dia bertanya tentang berita itu, William tidak mengatakannya dengan jelas, dan dia memecat Alexa begitu dia ke perusahaan pagi ini.

Aku menebak Alexa adalah sumber di balik keonaran itu.

Dia tidak bisa mengerti mengapa wanita itu bisa melakukannya.

Apakah itu untuknya?

Tetapi konsekuensinya terlalu tinggi, dan itu juga akan melibatkan nama baik perusahaan Group Sunarya. Masuk akal kalau misalnya Alexa tidak akan melakukannya.

Dia berpikir keras dan tidak bisa memahaminya. Dia akhirnya berhenti memikirkannya.

Bagaimanapun, itu adalah kabar baik kalau Alexa dipecat, setidaknya di masa depan, akan ada lebih sedikit masalah di perusahaan.

Dia sambil membayangkannya, dia merasa lebih santai, dan dia kembali melanjutkan pekerjaan kreatifnya.

Tidak tahu berapa lama berselang,nada dering ponsel mengganggu kreasinya.

Dia mengambil ponselnya di meja dan melihat Julian yang menelepon. Dia ingin mengabaikannya.

Karena dia tahu jelas dalam hatinya, Julian menghubunginya saat ini hanya karena satu alasan, yaitu, dia ingin Jeanne membantu dia menyelesaikan dan menutup gugatan Perusahaan Grup Sunarya.

Namun, dia tidak berniat membantunya dalam masalah ini.

Lagipula, Jeanne sudah pernah bilang sebelumnya bahwa dia bisa terlibat dalam masalah ini sepenuhnya adalah karena ulahnya sendiri.

Penipuan dalam bisnis adalah sangat tabu dalam dunia bisnis, Jeanne yang awam mengenai dunia bisnis juga tahu kalau penipuan pasti akan digugat di pengadilan , Julian juga tahu dan masih juga melakukan penipuan.

Dia bermaksud mengabaikannya, juga tidak tahu apakah Julian disana menyadarinya.

Setelah dua panggilan telepon gagal, dia mengirim pesan singkat padanya.

"Ding Ding" suara pesan masuk di ponsel terus berdering, yang membuat Jeanne tidak dapat konsen bekerja. Dia tidak bisa menahannya lagi. Dia terpaksa meraih telepon genggamnya untuk memeriksa pesan tersebut.

Semua pesan teks adalah ancaman dan peringatan untuknya.

Jeanne sangat marah sampai dia gemetaran, tetapi dia tidak berani melawan lagi.

Karena Julian selalu memakai ibunya sebagai alat ancaman.

"Apa yang kamu inginkan sebenarnya?"

Jeanne menelepon balik dan berbicara sambil menggertakkan giginya.

"Apa yang aku inginkan, kamu tidak tahu? Minta William membatalkan surat gugatannya!"

Julian menggumamkan perintah untuknya.

"Tidak mungkin!"

Jeanne berpikir saja tidak mau, dan menolak perintah Julian.

Julian mendengarkan jawaban Jeanne dan dengan nada galak: "Kamu tidak punya hak untuk menolak, kamu harus melakukannya untukku!"

Ketika dia selesai, dia tidak mau menunggu bantahan Jeanne, tetapi malah mengancam lagi dengan suara keras: "Jangan berpikir kamu ada di rumah Keluarga Sunarya ,lalu aku tidak bisa berbuat apa-apa kepadamu, kecuali kamu sudah tidak mau peduli dengan hidup dan matinya ibumu! "

Novel Terkait

Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
5 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu