Wanita Pengganti Idaman William - Bab 185 Tidak Mengenal Siapa Pun

Jeanne berkata dan melihat ke Sumi dengan sikap tegas sampai mengagetkan Albert dan Douglas. Terutama kata kata Jeanne tadi membuat mereka merasa agak aneh. Tetapi reaksi Sumi malah terbalik dengan mereka, dia sangat marah dan tidak merasa dirinya ada salah. “Kamu termasuk siapa? Berani menyuruh aku minta maaf?”

Setelah berkata, Sumi berdiri dan megambil jaketnya yang berada di kursi. Kemudian Sumi pun pergi. “Kalau kalian tidak bisa diatur olehku, aku rasa kita tidak perlu kerja sama lagi”

Jeanne melihat bayangan belakang Sumi dengan ekspresi yang marah. Douglas berkata sambil mengerutkan alisnya : “Desainer Jessy, sekarang bagaimana?”

Jeanne tidak perhatikan panggilan Douglas dan menjawab “Semua kembali bekerja. Yang harus dikerjakan, kerjakan. Aku akan menjelaskan ke perusahaan”

Douglas dan Albert mengangguk sebelum meninggalkan ruangan. Setelah mereka pergi, Jeanne sibuk merapikan ruangannya. Setelah beberapa saat, telpon yang berada di meja Jeanne pun berdering. “Desainer Jessy, silahkan datang ke ruang manager” Zoey bersuara.

Jeanne segera pergi ke ruang manager dan mengetuk pintu sebelum masuk “Manager, apakah anda mencari saya?”

Jeanne bertanya dengan alis yang mengerut, “Aku mendengar kamu tengkar bersama desainer RC tadi. Sekarang, orang itu sudah tidak mau bekerja sama kita lagi. Ada apa dengan masalah ini?”

Meskipun tidak tahu siapa yang memberi tahu manajer, Jeanne tetap menjelaskan semua masalah kepada Zoey dengan jelas. “Masalah ini saya akan selesaikan dengan baik. Kalau tidak bisa, saya akan mencoba menghubungi direktur RC dan meminta mereka mengirim satu desainer lagi ke sini”

Mendengar kata kata Jeanne, alis mengerut Zoey tidak menghilang, “Ini namanya diselesaikan dengan baik? Kamu sama sekali tidak mengerti kepentingan masalah ini” Zoey berkata dengan dingin dan ini membuat Jeanne melihatnya dengan wajah tidak mengerti.

Zoey tentu saja mengerti ekspresi Jeanne, “Pertama, pihak yang meminta kerja sama kali ini adalah kita. Kamu juga tahu kerja sama kali ini bisa terjadi juga karena sedikit hubungan pribadi. Kamu merasa tidak puas dengan desainer yang di kirimkan oleh mereka dan meminta mereka untuk mengirimkan satu desainer lagi, bagaimana mereka akan berpikir tentang hal ini? Kamu sendiri juga bilang sebenarnya desain kita memiliki kekurangan, berarti masalah di kita. Orang sudah jauh jauh ke sini, tidak mungkin menyuruhnya untuk mengajar kamu cara desain juga kan?”

Karena sedang emosi, Jeanne tidak terpikirkan kata-kata Zoey dan hanya mendengarkannya. Melihat Jeanne hanya diam saja, Zoey juga sudah mengerti. Zoey langsung berkata dengan jelas dan menyuruh Jeanne untuk membawa Sumi pulang ke sini. Jeanne merasa marah. Meskipun mereka memang salah, tetapi Sumi juga bermasalah.

Jeanne berada di ruangannya dan merasa emosi terhadap hal ini pada waktu yang sangat lama. Setelah itu, dia baru mulai berpikir serius tentang hal ini. Sebenarnya, kata kata Zoey juga tidak ada salahnya. Mengganti sudut pandang, Sumi marah juga tidak salah. Jeanne tidak bermaksud merendahkan perusahaannya sendiri, tetapi desain mereka berbanding dengan desain Sumi benar benar ada perbedaan yang lumayan jauh.

Jeanne merasa dirinya terlalu emosi dan bermaksud untuk ulang mengatur rancangan desain produk baru. Karena itu, Jeanne lembur di kantor malam ini. Jeanne merasa sedikit capek dan membuat secangkir kopi. Jeanne melihat ke komputernya dan tidak yakin apakah Sumi akan menerima proyek ini. Jeanne keingat Santos dan menelponnya, “Tuan Santos, apakah saya menganggu waktu istirahat anda?”

“Tidak. Aku baru saja bangun dan ingin pergi kerja. Ada masalah apa?”

Jeanne menceritakan tujuan dirinya menelpon, “Saya ingin mencari tahu tentang Sumi dari anda”

Santos tidak menyembunyikan apa pun dan menceritakan semua yang dia tahu, “Meskipun kehidupan pribadinya sedikit berantakan, Sumi sangat professional dan serius dalam bidang desain”

Berbicara sampai sini, Santos tertawa dengan ringan, “Aku menebak kalian bertengkar di bidang ini?”

Jeanne juga ikut tertawa, “Iya, makanya saya mencari tahu dengan kamu”

Santos menambahkan beberapa kata dan setelah itu, telpon mereka pun berakhir.

Jeanne duduk di dalam ruangannya dan berpikir. Meskipun Sumi ada sedikit mengesalkan, tetapi dia benar benar memiliki kemampuan. Kalau tidak, dia juga tidak akan bisa menjadi desainer perwakilan RC. Berpikir sampai sini, Jeanne merevisi proyeknya lagi. Jeanne awalnya ingin membuat sesuai permintaan Sumi, mendesain tentang gaya fashion yang populer. Tetapi kata kata Santos mengingatkan Jeanne bahwa Sumi selalu mendesain di luar negeri selama ini dan sepertinya dia tidak tahu perbedaaan antara market luar negeri dan dalam negeri. Mungkin di luar negeri tidak begitu, tetapi gaya kuno sangat terkenal beberapa tahun ini di dalam negeri.

Fashion di luar negeri juga memiliki unsur unsur gaya kuno, hal ini sudah membuktikan sebagian besar masyarakat sudah menerima gaya ini. Jeanne merapikan semua dokumen dan langsung mengantar dokumen tersebut ke hotel Sumi.

“Buat apa kamu di sini?”

Sumi membuka pintu dan melihat Jeanne yang berada di luar pintu. Dia memasangakan wajah yang dingin. “Nona Sumi, aku berpikir tentang pertengkaran sore kemarin dan merasa mungkin karena prinsip desain kita berbeda makanya bisa menyebabkan hasil desain memiliki perbedaan yang jauh. Saya sudah revisi desainnya dan berharap kamu bisa melihatnya” Jeanne berkata dan menyerahkan dokumen di tangannya kepada Sumi.

Sumi mendorong tangan Jeanne dengan dingin “Aku sudah bilang aku tidak mau mengurus masalah ini. Kalian jangan menunjukkan desain sampah ke aku lagi”

Setelah itu, Sumi langsung menutup dengan kuat. Jeanne melihat dokumen yang berada di lantai dan mengambilnya. Jeanne tidak mungkin tidak merasa marah, tetapi sebelum datang dia sudah menyiapkan diri untuk menghadapi semua ini. Cuman tidak menyangka, Sumi ini kalau marah tidak mau mengenal siapa pun. Tidak ada solusi lain lagi, Jeanne menyerahkan dokumen itu ke asisten Sumi, “Awen, ini adalah proyek hasil revisi saya. Tunggu besok Sumi sudah tidak marah lagi, saya minta tolong kamu menyerahkan ini kepadanya”

Meskipun asisten itu tidak ingin menerimanya, tetapi akhirnya dia juga mengambil dokumen tersebut. Kerja sama antara kedua perusahaan ini tidak bisa dibatalkan hanya karena Sumi. Jeanne merasa lega setelah melihat Awen menerima dokumen tersebut dan bermaksud untuk meninggalkan hotel. Jeanne baru jalan sampai gerbang hotel dan ponselnya pun berdering. William menelponnya.

Novel Terkait

CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
3 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
3 tahun yang lalu
Perjalanan Selingkuh

Perjalanan Selingkuh

Linda
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu